'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''' SARI BERITA : Senin, 9 April 2001 =================================== <> "Bangkitnya PKI Hanya Mitos" <> Anggota DPR 50 % Orang Orba <> PK Imbau Mega, Amien, Akbar tak Penuhi Undangan Gus Dur <> Hidayat N: Bughot Hanya Bagi Anti Pemerintahan Islam <> Amien Himbau Penahanan Ginandjar Jangan Gunakan Pertimbangan Politik <> Amien Rais Kini Mulai Membela Ginandjar ----------------------------------- S E L A M A T M E M B A C A "Bangkitnya PKI Hanya Mitos" --------------------------------- Kamis, 05 April 2001, @00:28 WIB Jakarta -- Berpolitik.com "Saya tidak mengerti mengapa sekarang komunisme di ributkan," kata Franz-Magnis Suseno menanggapi kekhawatiran berbagai kalangan akan bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurutnya, kebangkitan PKI hanyalah mitos dan bukan ancaman. Dijelaskannya, PKI terakhir berusaha bangkit pada tahun 1968 di Blitar Selatan. Selebihnya, di bawah Orde Baru tidak ada kegiatan apapun yang berarti dari PKI. Hal itu diungkapkan Romo Magnis, panggilan akrab filosof asal Jerman yang sudah jadi WNI ini, saat menjadi pembicara dalam diskusi "PKI antara ancaman, mitos dan realitas", di kantor Yayasan Indonesia Bersatu, Kebayoran Jakarta, sore tadi. Pembicara lainnya, Fadli Zon (Ketua PBB pimpinan Hartono Mardjono-Abdul Qadir Djaelani) dan Mayjed TNI, Samsul Huda (wakil dari Lemhanas). Anggota DPR 50 % Orang Orba Di Fraksi PDIP Tercatat 37,66 Persen ------------------------------------------- koridor.com [9 Apr, 8:38] Orang-orang Orde Baru alias status quo masih menduduki lembaga-lembaga kenegaraan. Kabinet saat ini 33%-nya merupakan orang Orba, sedangkan DPR mempunyai 50% lebih orang Orba. Demikian data yang dihimpun oleh Komite Waspada Orde Baru, sebagaimana dituliskan dalam rilis mereka. Judilherry Justam, salah seorang pendiri komite ini menyampaikannya dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (8/4). Dalam penelitian mereka, yang dimaksud orang-orang Orba adalah mereka yang menduduki jabatan-jabatan politik semasa Orba misalnya anggota kabinet, DPR atau DPRD, gubernur, militer, pengurus Golkar atau parpol lain yang mendukung Soeharto dan yang lainnya. Kecuali bila dalam masa Orba tersebut tetap konsisten memperjuangkan demokrasi dan kritis terhadap pemerintahan HM Soeharto, bahkan sempat diperlakukan tidak adil oleh rezim. Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid, menurut mereka, terdiri dari 33,33% orang Orba dari 27 anggota Kabinet. Sedangkan dari 500 anggota DPR, 252 atau 50,4%-nya merupakan orang Orba. http://www.koridor.com/artikel.php/110882/c36f5b3cb22fa52595f5d52277a50bdf4 /986780731 PK Imbau Mega, Amien, Akbar tak Penuhi Undangan Gus Dur ----------------------------------------------------------------- Reporter: Iwan Triono detikcom - Jakarta, Presiden PK Hidayat Nur Wahid menghimbau kepada Mega, Amien dan Akbar agar tak memenuhi undangan Gus Dur. Dia khawatir, pertemuan tersebut akan dijadikan permainan politik Gus Dur. "Saya harap Pak Amien, Pak Akbar dan Mbak Mega tidak terpengaruh dengan undangan Gus Dur. Karena mereka bisa dijadikan mainan Gus Dur. Dan, mereka sudah pernah merasakannya," ujar Hidayat saat dihubungi detikcom melalui telepon, Senin (9/4/2001). Hidayat juga memberikan contoh, beberapa pertemuan yang dilakukan Gus Dur dengan para tokoh selalu menimbulkan kontroversi. Dia selalu memelintir ucapan dan peristiwa dan pertemuan itu. Seperti, kata dia, pertemuan dengan Akbar dan Mega. http://www.detik.com/peristiwa/2001/04/09/200149-083404.shtml Hidayat N: Bughot Hanya Bagi Anti Pemerintahan Islam ------------------------------------------------------------- Tgl. publikasi: 5/4/2001 13:14 WIB Para sepuh NU kini rajin mengangkat isyu bughot (makar). Pemicunya, lawan-lawan politik Abdurahman Wahid belakangan ini cukup gencar mengeritik kinerja Presiden RI keempat yang kian centang-perenang itu. Nur Iskandar SQ, salah seorang pentolan NU pernah mengatakan, siapapun jika memakasakan diri tanpa didukung alasan sah secara konstitusi, ia tergolong makar. Apalagi memisahkan diri. Bahkan, lanjutnya, untuk mempertahankan pemerintah yang sah sebagai bagian dari bela negara dari rongrongan. Benarkah pandangan yang selama ini dikemukakan para tokoh NU dalam menyikapi lawan politik Wahid? Hidayat Nurwahid ketika dihubungi eramuslim.com secara tegas menentang pendapat tersebut. Presiden Partai Keadilan (PK) itu mengatakan bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah merupakan hasil kesepakatan rakyat Indonesia. Bahkan Gus Dur sendiri beberapa waktu lalu, ujarnya, pernah mengatakan NKRI sudah final. http://www.eramuslim.com/article/view/3976/ Amien Himbau Penahanan Ginandjar Jangan Gunakan Pertimbangan Politik ----------------------------------------- Minggu, 08 April 2001, @09:34 WIB Yogyakarta -- Menanggapi penahanan mantan Mentamben diera Orde Baru Ginandjar Kartasasmita oleh Kejagung, Ketua MPR, Amien Rais mengatakan bahwa penahanan itu hendaknya jangan menggunakan pertimbangan politik. "Nggak akan selesai-selesai," katanya. "Kalo saya boleh wanti-wanti jangan menggunakan pertimbangan poiltik. (Kalau begitu) akan saya kejar lawan politik saya, akan saya cari penggelapan pajaknya, akan saya cari celah-celah yang setipis apa pun, saya giring ke kejaksaan dan lain-lain. Kalau semacam itu hanya akan memberikan bensin buat lawan politik akan berbuat yang sama kalau ada penggantian kekuasaan. " jelas Amien kepada wartawan di rumahnya, hari ini. Amien menengarai penahanan wakil Ketua MPR dari Fraksi Golkar itu dikarenakan plotting politik. "Ginandjar kan plottingnya dianggap lawan politik, salah satu dari sekian lawan yang mungkin potensial. Dan kebetulan track recordnya pada jaman dulu bisa dicari-cari yang bisa dijadikan dalih penuntutan, " katanya http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/09/nas2.htm Amien Rais: Memalukan, Bila Pertemuan 4 Tokoh Hanya Untuk Kapling Kabinet --------------------------------------- Minggu, 08 April 2001, @11:08 WIB Yogyakarta -- Ketua MPR Amien Rais mengatakan bersedia bertemu dengan tiga tokoh lainnya seperti yang diusulkan oleh Presiden Wahid. Bahkan Amien bersedia bertemu juga dengan lebih banyak orang, asal agendanya jelas. "Kalau empat orang bertemu dan seolah-olah ada pembicaraan, terus bagi-bagi kursi, mengkapling kabinet, itu memalukan," katanya tajam. Kepada wartawan di rumahnya, hari ini, Amien mengatakan pada dasarnya ia sangat setuju, namun dia tidak ingin bila pertemuan itu hanya untuk konsumsi pers dan setelah dua tiga hari seperti tidak ada apa-apa lagi. "Sudah berapa lusin bertemu dengan Gus Dur, tetapi selalu saja berbagai masukan tidak pernah diperhatikan, " kata Amien menyesalkan. Amien kemudian menyatakan inti masalah bangsa ini adalah soal kepemimpinan Presiden Wahid. Dilihat dari indikator obyektif, seperti ekonomi, rupiah, supremasi hukum, KKN dan sebagainya kepemimpinan Presiden Wahid tidak lagi mendapat dukungan. "Memang ada pendukung, tapi kecil," kata Amien. www.berpolitik.com Amien Rais Kini Mulai Membela Ginandjar --------------------------------------------- April. 08, 2001 18:08:00 WIB YOGYAKARTA, Mandiri - Tampaknya dukungan terhadap Ginanjar Kartasasmita yang sedang menjalani tahanan di Rutan Kejagung terus mengalir. Bahkan seorang Amien Rais yang tiga tahun lalu tampak begitu alergi dengan kroni-kroni Cendana pun kini mulai membelanya. Menurut Ketua MPR Amien, penahanan Wakil Ketua MPR yang juga mantan Mentamben pada masa Orde Baru itu, lebih dikarenakan plotting politik dimana Ginanjar berada pada posisi sebagai lawan politik Gus Dur. "Kebetulan Ginanjar juga mantan orang Orde Baru yang demikian mudah sekali membidiknya. Ginanjar kan plotting-nya dianggap lawan politik, salah satu dari sekian lawan yang mungkin potensial. Dan kebetulan track record-nyapada jaman dulu bisa dicari-cari yang bisa dijadikan dalih penuntutan, " demikian ungkap Amien Rais kepada wartawan di kediamanya Yogyakarta, Minggu (8/4). www.mandiri.com "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) *********************************************************************** Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED] Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772 atau BCA Cab. Darmo Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838 *********************************************************************** Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan: subscribe eskolnet-l ATAU unsubscribe eskolnet-l