'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
 SARI BERITA : Jumat, 06 Juli 2001
==================================
* Gus Dur Yakin Tetap Bertahan
* 53 Anggota DPR Diduga Memeras
* MPR Jangan Menjilat Ludah Sendiri
* Arbi: Kini Saatnya Dikeluarkan Dekrit
* Yusril Menolak Hadir Bertemu Presiden

Gus Dur Yakin Tetap Bertahan
----------------------------------
JAKARTA-Untuk kesekian kalinya Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan yakin
mampu bertahan sampai akhir masa jabatannya tahun 2004, sekalipun SI MPR
hampir pasti menurunkannya dari kursi presiden. Karena itu dia meminta para
pendukungnya untuk tidak turun ke jalan menentang digelarnya SI .
Hal itu diungkapkan ketika menerima wakil Aliansi Rakyat Jawa Timur (ARJT)
di Istan Merdeka, kemarin. Aliansidipimpin koordinatornya Fitra Jaya
menyampaikan hasil Kongres Rakyat Jatim beberapa waktu lalu yang
menghasilkan empat keputusan.
Yakni menolak SI, menuntut dibekukannya Golkar, dibersihkannya DPR/MPR dan
lembaga tinggi negara dari unsur-unsur Orba serta dipertahankannya duet Gus
Dur-Mega hingga 2004.
Kepada wartawan Fitra mengatakan pihaknya menolak SI karena selain
merupakan pemborosan uang negara dan energi, akan lebih baik jika MPR
mementingkan untuk menata institusi itu ke depan.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0107/06/nas2.htm

53 Anggota DPR Diduga Memeras
-------------------------------------
JAKARTA (Waspada): Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia (FKKI) DPR meminta
Ketua DPR Akbar Tandjung mengusut laporan Komisi Masyarakat untuk
Penyelidikan Korupsi (ICW) yang mengungkapkan 53 anggota Komisi IX meminta
dana rapat kepada PT Pupuk Kaltim Rp 325 juta. Berdasarkan pengungkapkan
surat dari ICW, FKKI DPR melaporkan kepada Ketua DPR RI Akbar Tandjung
telah terjadi penyalahgunaan nama DPR RI. Surat yang ditandatangani
Sekretaris FKKI DPR Ismawan DS, menyebutkan dalam situasi dan kondisi
bangsa seperti yang kita hadapi sekarang ini, menjadi kewajiban kita
bersama untuk selalu menjaga harga diri dan martabat lembaga DPR RI yang
diharapkan mampu lebih berperan dalam menyelesaikan masalah bangsa dan
negara.
Dalam upaya mulia itu FKKI sangat mengharapkan pimpinan DPR mengusut dan
menindak tegas tanpa pandang bulu bilamana ada penyimpangan dalam tubuh DPR
RI dan mengklarifikasi kepada masyarakat bilamana ternyata berita tidak
benar.
http://www.waspada.com/news/2001/07/05/200107051h.asp

MPR Jangan Menjilat Ludah Sendiri
---------------------------------------
Tak Hadiri SI, Presiden Tidak Melanggar
koridor.com [6 Jul 2001, 4:49] Pakar hukum tata negara dari Universitas
Indonesia Prof Dr Harus Alrasyid mengatakan rencana penyelenggaraan Sidang
Istimewa (SI) MPR 1 Agustus mendatang sampai sekarang masih menimbulkan
masalah.
Misalnya, sesuai aturan DPR meminta MPR untuk menggelar SI. Namun,
kenyataannya hingga sekarang lembaga tertinggi negara tersebut tidak
bersidang, malah masih istirahat.
"Kalau ada permintaan, MPR bisa jadi menerima untuk diadakan sidang. Tetapi
bisa juga lembaga itu menolak permintaan untuk menggelar SI. Jadi di sini
ada dua kemungkinan," katanya kepada wartawan seusai memberikan ceramah
pada Pendidikan dan Latihan Pimpinan di Semarang, Kamis (5/7), seperti
dikutif SM CyberNews.
http://www.koridor.com/artikel.htm/114314

Arbi: Kini Saatnya Dikeluarkan Dekrit
------------------------------------------
Arbi Sanit - SM/dok
JAKARTA-Pengamat politik UI Arbi Sanit menilai, saat ini sudah cukup alasan
bagi Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan dekrit. Dua pengamat yang
lain, Hermawan Sulistyo dan Chrisssener Key Temu memberi syarat isi dekrit
itu. Tetapi, KSAD Indriartono Sutarto menilai, dekrit maupun pencepatan
pemilu bukan suatu pemecahan.
Arbi Sanit mengatakan, saat ini telah terjadi kekacauan politik, baik dalam
pemerintahan, masyarakat, atau dalam partai politik. "Kini sudah saatnya
dikeluarkan dekrit", katanya.
Hal itu disampaikan saat berbicara dalam sebuah diskusi memperingati dekrit
yang pernah dikeluarkan Presiden Soekarno 42 tahun lalu dengan tajuk
"Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Relevansinya dengan Situasi Kini" di Hotel
Treva, Jakarta Pusat, Kamis (5/7).
http://www.suaramerdeka.com/harian/0107/06/nas6.htm

Yusril Menolak Hadir Bertemu Presiden
-------------------------------------------
Tgl. publikasi: 5/7/2001 14:49 WIB
eramuslim, Jakarta - Mengomentari pernyataan Agum Gumelar dalam Rakor
Polkam kemarin (4/7) yang mengatakan bahwa semua pihak harus menerima hasil
SI, Yusril mengatakan bahwa SI itu penting bagi pendidikan politik semua
pihak. Bahkan, juga untuk Gus Dur. Tapi sayangnya, tambah Yusril, pandangan
seperti itu tidak terjadi dari kalangan Gus Dur. "Kalangan Gus Dur
mengatakan, seolah olah ketetapan dan keputusan MPR yang dicapai dalam SI
tidak mengikat. Padahal sebagai lembaga pelaksana kedaulatan rakyat, apapun
yang diputuskan oleh MPR, tidak dapat dibantah oleh lembaga tinggi yang
lainnya, termasuk keputusan SI MPR. yang memberhentikan Presiden. Itu harus
diterima oleh semua pihak," urai mantan Menkehham itu dalam acara
peringatan Milad III Partai Bulan Bintang (PBB) di Hotel Wisata (5/7)
kepada wartawan.
http://www.eramuslim.com/article/view/5339/

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke