TAWASUL
Penulis : Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawa
Pimpinan Majelis Rasulullah SAW
www.majelisrasullulah.org 
 
Memang banyak pemahaman saudara-saudara kita muslimin yang perlu diluruskan 
tentang tawassul, tawassul adalah berdoa kepada Allah dengan perantara amal 
shalih, orang shalih, malaikat, atau orang-orang mukmin. Tawassul merupakan 
hal yang sunnah, dan tak pernah ditentang oleh Rasul saw, tak pula oleh Ijma 
Sahabat radhiyallahuanhum, tak pula oleh Tabiin, dan bahkan para Ulama dan 
Imam-Imam besar Muhadditsin, mereka berdoa tanpa perantara atau dengan 
perantara, dan tak ada yang menentangnya, apalagi mengharamkannya, atau 
bahkan memusyrikkan orang yang mengamalkannya.

Pengingkaran hanya muncul pada abad ke 19-20 ini, dengan munculnya sekte sesat 
yang memusyrikkan orang-orang yang bertawassul, padahal Tawassul adalah 
sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits shahih dibawah ini : Wahai Allah, Demi 
orang-orang yang berdoa kepada Mu, demi orang-orang yang bersemangat menuju 
(keridhoan) Mu, dan Demi langkah-langkahku ini kepada (keridhoan) Mu, maka 
aku tak keluar dengan niat berbuat jahat, dan tidak pula berniat membuat 
kerusuhan, tak pula keluarku ini karena Riya atau sumah.. hingga akhir 
hadits. (HR Imam Ahmad, Imam Ibn Khuzaimah, Imam Abu Naiem, Imam Baihaqy, 
Imam Thabrani, Imam Ibn Sunni, Imam Ibn Majah dengan sanad Shahih). Hadits 
ini kemudian hingga kini digunakan oleh seluruh muslimin untuk doa menuju 
masjid dan doa safar.

Tujuh Imam Muhaddits meriwayatkan hadits ini, bahwa Rasul saw berdoa dengan 
Tawassul kepada orang-orang yang berdoa kepada Allah, lalu kepada orang-orang 
yang bersemangat kepada keridhoan Allah, dan barulah bertawassul kepada Amal 
shalih beliau saw (demi langkah2ku ini kepada keridhoan Mu).

Siapakah Muhaddits?, Muhaddits adalah seorang ahli hadits yang sudah hafal 
10.000 (sepuluh ribu) hadits beserta hukum sanad dan hukum matannya, betapa 
jenius dan briliannya mereka ini dan betapa Luasnya pemahaman mereka tentang 
hadist Rasul saw, sedangkan satu hadits pendek, bisa menjadi dua halaman bila 
disertai hukum sanad dan hukum matannya. Lalu hadits diatas diriwayatkan oleh 
tujuh Muhaddits.., apakah kiranya kita masih memilih pendapat madzhab sesat 
yang baru muncul di abad ke 20 ini, dengan ucapan orang-orang yang dianggap 
muhaddits padahal tak satupun dari mereka mencapai kategori Muhaddits , dan 
kategori ulama atau apalagi Imam Madzhab, mereka bukanlah pencaci, apalagi 
memusyrikkan orang-orang yang beramal dengan landasan hadits shahih.

Masih banyak hadits lain yang menjadi dalil tawassul adalah sunnah Rasul saw, 
sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Abu Nu'aim, Thabrani dan Ibn Hibban 
dalam shahihnya, bahwa ketika wafatnya Fathimah binti Asad (Bunda dari 
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, dalam hadits itu disebutkan Rasul saw 
rebah/bersandar dikuburnya dan berdoa : Allah Yang Menghidupkan dan 
mematikan, dan Dia Maha Hidup tak akan mati, ampunilah dosa Ibuku Fathimah 
binti Asad, dan bimbinglah hujjah nya (pertanyaan di kubur), dan luaskanlah 
atasnya kuburnya, Demi Nabi Mu dan Demi para Nabi sebelum Mu, Sungguh Engkau 
Maha Pengasih dari semua pemilik sifat kasih sayang.", jelas sudah dengan 
hadits ini pula bahwa Rasul saw bertawassul di kubur, kepada para Nabi yang 
telah wafat, untuk mendoakan Bibi beliau saw (Istri Abu Thalib).

Demikian pula tawassul Sayyidina Umar bin Khattab ra. Beliau berdoa meminta 
hujan kepada Allah : Wahai Allah.. kami telah bertawassul dengan Nabi kami 
(saw) dan Engkau beri kami hujan, maka kini kami bertawassul dengan Paman 
beliau (saw) yang melihat beliau (saw), maka turunkanlah hujan..". maka 
hujanpun turun. (Shahih Bukhari hadits no.963 dan hadits yang sama pada 
Shahih Bukhari hadits no.3508).

Umar bin Khattab ra melakukannya, para sahabat tak menentangnya, demikian pula 
para Imam-Imam besar itu tak satupun mengharamkannya, apalagi mengatakan 
musyrik bagi yang mengamalkannya, hanyalah pendapat sekte sesat ini yang 
memusyrikkan orang yang bertawassul, padahal Rasul saw sendiri berrtawassul. 
Apakah mereka memusyrikkan Rasul saw?, dan Sayyidina Umar bin Khattab ra 
bertawassul, apakah mereka memusyrikkan Umar ?, Naudzubillah dari pemahaman 
sesat ini. 

Mengenai pendapat sebagian dari mereka yang mengatakan bahwa tawassul hanya 
boleh pada orang yang masih hidup, maka entah darimana pula mereka mengarang 
persyaratan tawassul itu, dan mereka mengatakan bahwa orang yang sudah mati 
tak akan dapat memberi manfaat lagi.., pendapat yang jelas-jelas datang dari 
pemahaman yang sangat dangkal, dan pemikiran yang sangat buta terhadap 
kesucian tauhid..

Jelas dan tanpa syak bahwa tak ada satu makhlukpun dapat memberi manfaat dan 
mudharrat terkecuali dengan izin Allah, lalu mereka mengatakan bahwa makhluk 
hidup bisa memberi manfaat, dan yang mati mustahil?, lalu dimana kesucian 
tauhid dalam keimanan mereka? Tak ada perbedaan dari yang hidup dan yang mati 
dalam memberi manfaat kecuali dengan izin Allah.., yang hidup tak akan mampu 
berbuat terkecuali dengan izin Allah, dan yang mati pun bukan mustahil 
memberi manfaat bila dikehendaki Allah. karena penafian kekuasaan Allah atas 
orang yang mati adalah kekufuran yang jelas.

Ketahuilah bahwa tawassul bukanlah meminta kekuatan orang mati atau yang 
hidup, tetapi berperantara kepada keshalihan seseorang, atau kedekatan 
derajatnya kepada Allah swt, sesekali bukanlah manfaat dari manusia, tetapi 
dari Allah, yang telah memilih orang tersebut hingga ia menjadi shalih, hidup 
atau mati tak membedakan Kudrat ilahi atau membatasi kemampuan Allah, karena 
ketakwaan mereka dan kedekatan mereka kepada Allah tetap abadi walau mereka 
telah wafat.

 Contoh lebih mudah, anda ingin melamar pekerjaan, atau mengemis, lalu anda 
mendatangi seorang saudagar kaya, dan kebetulan mendiang tetangga anda yang 
telah wafat adalah abdi setianya yang selalu dipuji oleh si saudagar, lalu 
anda saat melamar pekerjaan atau mungkin mengemis pada saudagar itu, anda 
berkata : "Berilah saya tuan.. (atau) terimalah lamaran saya tuan, saya 
mohon.. saya adalah tetangga dekat fulan, nah.. bukankah ini mengambil 
manfaat dari orang yang telah mati?, bagaimana dengan pandangan bodoh yang 
mengatakan orang mati tak bisa memberi manfaat??, jelas-jelas saudagar akan 
sangat menghormati atau menerima lamaran pekerjaan anda, atau memberi anda 
uang lebih, karena anda menyebut nama orang yang ia cintai, walau sudah 
wafat, tapi kecintaan si saudagar akan terus selama saudagar itu masih 
hidup…, pun seandainya ia tak memberi, namun harapan untuk dikabulkan akan 
lebih besar, lalu bagaimana dengan Arrahmaan Arrhiim, Yang Maha Pemurah dan 
Maha Menyantuni?? dan tetangga anda yang telah wafat tak bangkit dari kubur 
dan tak tahu menahu tentang lamaran anda pada si saudagar, NAMUN ANDA 
MENDAPAT MANFAAT BESAR DARI ORANG YANG TELAH WAFAT. 

aduh...aduh... entah apa yang membuat pemikiran mereka sempit hingga tak mampu 
mengambil permisalan mudah seperti ini. Firman Allah : "MEREKA ITU TULI, BISU 
DAN BUTA DAN TAK MAU KEMBALI PADA KEBENARAN" (QS Albaqarah-18). Wahai Allah 
beri hidayah pada kaumku, sungguh mereka tak mengetahui.

 Wassalam.






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get to your groups with one click. Know instantly when new email arrives
http://us.click.yahoo.com/.7bhrC/MGxNAA/yQLSAA/pyIolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

******************************************************
Milis Filsafat
Posting     : filsafat@yahoogroups.com
Arsip milis : http://groups.yahoo.com/group/filsafat/
Website     : http://filsafatkita.f2g.net/
Berhenti    : [EMAIL PROTECTED]
******************************************************
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/filsafat/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke