Ayat Kursiy, Khasiat dan Kandungan Maknanya

Minggu lalu, sdr Asep Maulana dari Karawang bertanya tentang khasiat 
ayat kursiy. Karena keterbatasan ruang, jawaban minggu lalu saya 
berikan sangat singkat, dan saya janjikan pada hari ini akan saya 
bahas lebih luas.

Khasiat Ayat Kursi
Keistimewaan al Qur'an antara lain adalah bahwa membacanya dinilai 
sebagai ibadah meski tidak faham artinya, berbeda dengan doa yang 
harus difahami artinya.. Anjuran untuk bertadarus banyak sekali 
dijumpai dalam ajaran Islam. Al Qur'an sendiri menyebut dirinya 
sebagai hudan (petunjuk), syifa (obat), rahmah (wujud kasih sayang), 
zikr (peringatan), tibyanan (penjelasan). Disamping itu hadis Nabi 
banyak menyebut keutamaan dan khasiat membaca surat atau ayat 
tertentu. Oleh karena itu tidak aneh jika muncul persepsi orang 
Islam yang menempatkan ayat al Qur'an bagaikan mantra. Hadis tentang 
khasiat ayat Kursi misalnya menyebutkan, : Jika ayat Kursi dibaca di 
rumah, maka  syaitan terhalang tiga hari dan tukang sihir terhalang 
40 hari tidak bisa masuk ke dalamnya. Hadis lain menyebut bahwa 
barang siapa membaca ayat Kursi setiap habis salat fardu maka ia 
layak masuk sorga, dan hanya orang jujur dan ahli ibadah yang bisa 
melakukannya, barang siapa yang membacanya setiap akan tidur maka 
Allah memberikan rasa  aman kepada dirinya dan kepada tetangga di 
sekelilingnya. Nabi sendiri pada waktu perang Badar selalu membaca 
ayat ini, terutama pada bagian ya Hayyu ya Qoyyum.

Kandungan Makna Ayat Kursiy
Terjemahan ayat Kursiy adalah sebagai berikut :
Allah, tiada Tuhan selain Dia, yang Hidup dan terus menerus mengurus 
(makhluk Nya), tidak mengenal ngantuk, apalagi tidur, bagi Nya 
segala apa yang ada di langit dan di bumi, tidak ada yang dapat 
memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin Nya, Allah mengetahui apa-
apa yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang ada di belakang 
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah kecuali 
apa yang dikehendaki Nya, Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan 
Allah tidak repot mengurusi keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha 
Besar.

Dari ayat itu sekurangnya ada empat hal bisa didalami maknanya. (1) 
bahwa Allah itu hayyun dan qayyum, yakni hidup dan aktip mengurusi 
alam semesta (2)  Allah memiliki dan menguasai langit dan bumi 
dengan segala isinya, (3) Allah mengetahui se detail-detailnya 
tentang apa dan siapa, dan (4) Manusia tidak dapat menggapai ilmu 
Allah kecuali sekedar yang dikehendaki oleh Nya. Diantara yang 
penting untuk difahami dari kandungan ayat Kursiy adalah batasan 
ilmu manusia dan kehendak Allah.

Tentang Ilmu Manusia
Manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa dan berkehendak.  
Pengetahuan yang dimiliki manusia datang dari berbagai jalan, 
instink, indera, fikiran (logika) dan intuisi (ilham). Tingkat 
pengetahuan manusia sangat beragam, dari yang terendah hingga yang 
tertinggi. Tingkatan pengetahuan manusia yang tertinggi juga ada 
yang bersifat rational dan falsafi, dan ada yang bersifat 
intuitip, "gaib" atau suprarational. Meski demikian sesuai dengan 
kodrat manusia sebagai makhluk yang terbatas, yang tidak sempurna, 
ilmu manusia juga terbatas, karena manusia tidak bisa menghindar 
dari distorsi-distorsi; instink, indera, pemikiran, maupun distorsi 
intuisi. Disamping problem distorsi, ilmu manusia dibatasi oleh 
ruang dan waktu. Apa yang telah lalu banyak yang luput dari 
pengamatan manusia, apa yang akan terjadi di masa depan, meski 
manusia bisa memprediksi dengan menggunakan hukum sunnatullah, atau 
dengan ramalan "gaib" tetapi ruang lingkupnya sangat terbatas. Apa 
yang akan terjadi di muka lebih banyak merupakan area kegelapan bagi 
ilmu manusia. Semakin banyak hal yang diketahui manusia, maka 
semakin tahu ia bahwa hal yang belum diketahui justeru lebih banyak 
lagi.

 Adapun ilmu Tuhan tak terbatasi oleh ruang dan waktu, oleh karena 
itu tidak ada satupun fenomena yang luput dari akses Tuhan, yang 
dulu, yang sedang terjadi ataupun yang akan datang, semuanya berada 
dalam ilmu Tuhan. Al Qur'an mengibaratkan, selembar daun yang 
jatuhpun (yang dulu jatuh, yang sedang jatuh, dan yang akan jatuh 
nanti) kesemuanya berada dalam akses Tuhan. Dalam Al Qur'an, 
disebutkan bahwa Tuhan mengetahui yang nampak dan yang tidak nampak 
(`alim al ghoibi wa as syahadah) dan senantiasa mengetahuinya 
(`allam al ghuyub). Tuhan menurunkan ilmu Nya kepada manusia melalui 
dua jalan, pertama melalui taqdir atau qadar dalam sunnatullah yang 
bisa dipelajari hukumnya oleh akal, kedua melalui ilham dan wahyu.

Kehendak Allah
Kalimat al hayyu al qayyum mengandung arti bahwa Allah itu hidup dan 
selalu aktip mengurusi makhluknya, artinya Tuhan mempunyai kehendak 
dan tidak ada satupun persoalan yang terlewat atau terlupakan. Semua 
ciptaan Tuhan, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat makna 
didesain dengan tujuan dan maksud. Al Qur'an mengajarkan doa, 
Robbana ma kholaqta haza batila, ya Tuhan, tidaklah Engkau 
menciptakan semua ini dengan sia-sia tanpa makna. Hal-hal yang 
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan manusia, kesemuanya 
dimaksud positip, yakni menguji manusia keputusan apa yang akan 
diambil ketika mengalaminya, langkah positip atau negatip 
(liyabluwakum ayyukum ahsanu `amala). Secara teologis, krisis multi 
dimensi yang sedang kita alami juga tak lepas dari kehendak Allah 
mewujudkan taqdir sunnatullah Nya, dan menguji bangsa ini respond 
apa yang akan diambil.

Dari Ilmu Kalam, lahir dua pandangan mensikapi kehendak Allah, yaitu 
faham Jabbariah (predestination) dan Qadariyah (free will). Yang 
pertama memandang bahwa kehendak Allah akan berjalan secara mutlak 
sehingga manusia tidak memiliki kekuasaan atas kehendaknya, manusia 
bagaikan wayang yang didalangi Tuhan. Faham kedua (qadariyah) 
memandang bahwa manusia memiliki kekuasaan untuk menentukan 
perbuatannya, meski harus mengikuti taqdir sunnatullah Nya. Yang 
pertama menekankan doa Kepada Tuhan, karena amal tidak menentukan, 
yang menentukan adalah keputusan Tuhan, orang masuk surga bukan 
karena amalnya tetapi karena rahmat Tuhan.. Yang kedua menekankan 
bekerja, karena keputusan Tuhan akan didasarkan pada sifat adil Nya, 
Tuhan tidak mungkin menyia-nyiakan orang yang beramal.. Dua faham 
ini melahirkan faham kompromi, yakni faham sunny, yang menekankan 
bahwa manusia wajib berikhtiar, tetapi taqdir sepenuhnya milik 
Allah. Wallohu a`1amu bis sawab.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com









******************************************************
Milis Filsafat
Posting     : filsafat@yahoogroups.com
Arsip milis : http://groups.yahoo.com/group/filsafat/
Website     : http://filsafatkita.f2g.net/
Berhenti    : [EMAIL PROTECTED]
******************************************************
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/filsafat/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to