KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI COBAAN 

Oleh:
Majdi As-Sayyid Ibrahim 


"Artinya : Dari Ummu Al-Ala', dia berkata : "Rasulullah Shallallahu '
alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau 
berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya 
orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, 
sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". (Isnadnya 
Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092) 
Wahai Ukhti Mukminah .!
Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan 
dunia ini. Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pada dirimu atau 
suamimu atau anakmu ataupun anggota keluarga yang lain. Tetapi justru 
disitulah akan tampak kadar imanmu. Allah menurunkan cobaan kepadamu, 
agar Dia bisa menguji imanmu, apakah engkau akan sabar ataukah engkau 
akan marah-marah, dan adakah engkau ridha terhadap takdir Allah ? 
Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah Shallallahu '
alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala' Radhiyallahu anha, 
seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya 
agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya. 

Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan 
mendapatkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat dan 
mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar, sebagaimana 
firman Allah. 

"Artinya : Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal 
(yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia 
menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu 
terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu 
terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang bersabar 
dan banyak bersyukur". (Asy-Syura : 32-33) 

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yang 
sabar dan menyanjung mereka. Firman-Nya. 

"Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan 
dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), 
dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah : 177) 

Engkau juga akan tahu bahwa orang yang sabar adalah orang-orang yang 
dicintai Allah, sebagaimana firman-Nya. 

"Artinya : Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar". (Ali Imran : 
146) 

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-
orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan 
melipatgandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya. 

"Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-
orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka 
kerjakan". (An-Nahl : 96)
 
"Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang 
dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (Az-Zumar : 10) 

Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat 
dan keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. 
Firman Allah. 

"Artinya : Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari 
semua pintu, (sambil mengucapkan): 'Salamun 'alaikum bima shabartum'. 
Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu". (Ar-Ra'd : 23-24) 

Benar. Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar dalam 
menghadapi cobaan. Lalu kenapa tidak? Sedangkan orang mukmin selalu 
dalam keadaan yang baik ? 
Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu '
alaihi wa sallam bersabda. 

"Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya 
semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia 
bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, 
maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya". (Ditakhrij Muslim, 8/125
 dalam Az-Zuhud) 
Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yang 
engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan 
cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka 
cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan. Perhatikanlah 
riwayat ini. 
"Artinya : Dari Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. 
'Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling 
keras cobaannya ? Beliau menjawab: Para nabi, kemudian orang pilihan 
dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. 
Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga 
berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan 
diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba 
sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu 
kesalahan pun pada dirinya". (Isnadnya shahih, ditakhrij At-Tirmidzy, 
hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, 
Ahmad 1/172) 
"Artinya : Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. '
Aku memasuki tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan 
beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka 
aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata. '
Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimu'. Beliau 
berkata: 'Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami 
dan pahala juga ditingkatkan bagi kami'. Aku bertanya. 'Wahai 
Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ? Beliau 
menjawab: 'Para nabi. Aku bertanya. 'Wahai Rasulullah, kemudian siapa 
lagi? Beliau menjawab: 'Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah 
seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah 
seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel 
yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh 
merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu 
yang senang karena kemewahan". (Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 
4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby) 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. "Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : 
"Artinya : Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan 
mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada 
dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun". (Isnadnya Hasan, ditakhrij 
At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan 
shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby) 
Selagi engkau bertanya : "Mengapa orang mukmin tidak menjadi terbebas 
karena keutamaannya di sisi Rabb?". 
Dapat kami jawab : "Sebab Rabb kita hendak membersihkan orang Mukmin 
dari segala maksiat dan dosa-dosanya. Kebaikan-kebaikannya tidak akan 
tercipta kecuali dengan cara ini. Maka Dia mengujinya sehingga dapat 
membersihkannya. Inilah yang diterangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
sallam terhadap Ummul 'Ala dan Abdullah bin Mas'ud. Abdullah bin Mas'
ud pernah berkata. "Aku memasuki tempat Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
sallam dan beliau sedang demam, lalu aku berkata. 'Wahai Rasulullah, 
sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yang sangat keras'. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata. "Benar. 
Sesungguhnya aku demam layaknya dua orang diantara kamu yang sedang 
demam". 

Abdullah bin Mas'ud berkata. "Dengan begitu berarti ada dua pahala 
bagi engkau ?" 

Beliau menjawab. "Benar". Kemudian beliau berkata. "Tidaklah seorang 
muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, 
melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit 
itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya". (Ditakhrij Al-
Bukhari, 7/149. Muslim 16/127) 

Dari Abi Sa'id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, 
keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
berkata. 

"Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih 
hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni 
kesalahan-kesalahannya". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/
130) 
Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, 
menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang 
mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar 
termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan.
 Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang 
tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab 
Radhiyallahu anhu berkata. "Kehidupan yang paling baik ialah apabila 
kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran". Maka andaikata engkau 
mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan 
Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapi sakit. 
Perhatikanlah riwayat berikut ini. 
"Artinya : Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah 
berkata kepadaku. 'Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita 
penghuni sorga ? Aku menjawab. 'Ya'. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "
Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi 
wa sallam, seraya berkata. 'Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) 
terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata. 'Apabila engkau 
menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan, 
apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga 
Dia memberimu fiat'. Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar. 
Wanita itu berkata lagi. 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'
alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka'. Maka 
beliau pun berdoa bagi wanita tersebut". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. 
Muslim 16/131) 
Perhatikanlah, ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi 
penyakitnya dan dia pun masuk sorga. Begitulah yang mestinya engkau 
ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan sorga. 
Diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita 
muslimah karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh 
lebih besar. 
Dari Anas bin Malik, dia berkata. "Aku pernah mendengar Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata. 

"Artinya : Sesungguhnya Allah berfirman. 'Apabila Aku menguji hamba-Ku
 (dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku 
akan mengganti kedua matanya itu dengan sorga". (Ditakhrij Al-Bukhari 
7/151 dalam Ath-Thibb. Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yang 
dimaksud habibatain adalah dua hal yang dicintai. Sebab itu kedua 
mata merupakan anggota badan manusia yang paling dicintai. Sebab 
dengan tidak adanya kedua mata, penglihatannya menjadi hilang, 
sehingga dia tidak dapat melihat kebaikan sehingga membuatnya senang, 
dan tidak dapat melihat keburukan sehingga dia bisa menghindarinya.) 
Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan 
cobaan yang menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar 
seseorang mengadukan cobaan yang menimpanya. Maka dia berkata 
kepadanya. "Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu 
kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu ?" 
Sebagian orang Salaf yang shalih berkata : "Barangsiapa yang 
mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-
nya". 

Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada 
dokter yang mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran 
penyesalan dan penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yang 
dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati, seperti kepada 
teman atau tetangga. 

Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. "Empat 
hal termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, 
menyembunyikan (merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan 
menyembunyikan sakit". 

Ukhti Muslimah !
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : "Asy-
Syaibany pernah berkata. 'Temanku pernah memberitahukan kepadaku 
seraya berkata. 'Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan 
kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya 
berkata. 'Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada 
selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari 
kedudukannya sebagai teman atau lawan. Kalau dia seorang teman, 
berarti dia berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia 
seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah 
salah satu mataku ini, 'sambil menunjuk ke arah matanya', demi Allah, 
dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat seorangpun, tidak pula 
teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku tidak pernah 
memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah engkau 
mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) : "Sesungguhnya 
hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". Maka 
jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang 
menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia 
dan yang paling dekat untuk dimintai do'a". (Al-Aqdud-Farid, 2/282) 

Abud-Darda' Radhiyallahu anhu berkata. "Apabila Allah telah 
menetapkan suatu takdir, maka yang paling dicintai-Nya adalah 
meridhai takdir-Nya". (Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125) 

Perbaharuilah imanmu dengan lafazh la ilaha illallah dan carilah 
pahala di sisi Allah karena cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-
kali engkau katakan : "Andaikan saja hal ini tidak terjadi", tatkala 
menghadapi takdir Allah. Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari 
sisi Allah. 





******************************************************
Milis Filsafat
Posting     : filsafat@yahoogroups.com
Arsip milis : http://groups.yahoo.com/group/filsafat/
Website     : http://filsafatkita.f2g.net/
Berhenti    : [EMAIL PROTECTED]
******************************************************
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/filsafat/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/filsafat/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke