mereka yg dikolong jembatan, dibantaran sampah, ditaman kota, diremang rel kereta, disekitar sawah yg tandus, didalam hutan... diujung piring dan gelas, diatas kursi roda; Bukan kuman yg dilihat dari atas mikroskop.
skg apakah filsafat semacam mikroskop? yg melihat segala ketimpangan (sosial, politik, budaya, sejarah, religius) lewat lensa2 pembesaran. lalu di analisis dengan asumsi2. padahal filsafat sekalipun hanya mampu menangkap sepenggal peristiwa, dan siapapun sebagai pemakai filsafat, saya yakin, hanya mampu menangkap setengah dari yg sepenggal tadi. mereka yg dikolong jembatan, di dlstnya Sering dianggap sebagai kuman yg dilihat dari atas mikroskop, sehingga mereka akhirnya trauma dengan kata penelitian. mikroskop, alat pandang yg canggih, pengertian penelitian ala kebarat2an, peneliti/intelektual kebarat2an, merupakan penyumbang dampak negatif kolonialisme. belum lagi para peneliti yg berasumsi mengetahui segala hal tentang mereka yg dikolong jembatan dlstnya cuma dari perjumpaan sesaat dengan salah seorang dari mereka. yg kemudian menjadikannya sebagai klaim validitas mereka yg dibawah kolong jembatan dlstnya, atas eksistensi, wilayah, dan hak untuk menentukan nasib sendiri. cara pandang lewat mikroskop tsb diabadikan melalui infiltrasi pengetahuan: menghimpun mereka yg kelaparan, mengklasifikasikan bentuk kelaparan mereka, mempresentasikannya ke funding. sip. setelah dilihat dari mikroskop, ternyata mereka yg berada remang direl kereta itu, harus dikasih kursus menjahit, hehehe... padahal siapa tau mereka maunya jadi bidan... atau perawat, atau sekretaris. ____________________________________________________________________________________ Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. http://travel.yahoo.com/