Terbebas Dari Belitan Hutang

By: M. Agus Syafii

Pernah ada seorang ibu yang hidupnya selalu dirundung malapetaka, tiap hari ada 
saja orang yang datang ke rumahnya bukan untuk bersilaturahmi melainkan untuk 
menagih hutang. 'Debt collector' datang tidak mengenal pagi, siang, sore, 
malam, judulnya sama, menagih hutang. 'Apa nggak pusing kepala ini Mas?' tutur 
si ibu. Setiap hari bisa mencapai lima ratus rupiah uang yang harus dikeluarkan 
untuk membayar hutang. Sementara usahanya sebagai pedagang tidak pernah bisa 
dipastikan, banyak pelanggan yang berhutang, otomatis ia tidak bisa membayar 
hutang akibatnya pinjaman menjadi berlipat lantaran bunga berbunga. Hutangnya 
bukan malah tambah lunas tetapi malah hutangnya menjerat dileher.

Awalnya ia berpikir mendapatkan pinjaman mudah, tidak bertele-tele, cepat 
cairnya namun setiap usahanya ramai tiba-tiba ada saja masalah yang membuat 
usahanya menjadi bangkrut bahkan terjadi berulang-ulang jatuh bangun. Sampai 
hubungan dengan suami dan anak-anaknya menjadi terganggu, pertengkaran 
terkadang tidak terhindarkan. Untuk menutup hutang sampai hampir saja menjual 
rumah yang dimilikinya. Ditengah hatinya yang galau ibu sempat berpikir apa 
maksud Allah dari semua peristiwa yang dialami. Apakah ini teguran dari Allah 
bahwa rizkinya tidak berkah? Lantas apa yang harus dilakukan?

Itulah sebabnya dalam kondisi sedang galau, ibu bersama suami dan anak2nya 
datang ke Rumah Amalia. Ibu itu mengerti setelah mendapatkan penjelasan bahwa 
keberkahan adalah kebahagiaan yang datangnya dari Allah bukan dari banyak atau 
sedikitnya rizki yang diterimanya namun kebaikan & manfaat bagi banyak orang 
dari rizki yang diperolehnya.  Tekadnya untuk meninggalkan kebiasaan berhutang 
& menggantikan dengan bershodaqoh akan membawa keberkahan dalam usahanya. Malam 
itu kami di Rumah Amalia berdoa bersama agar Allah berkenan melimpahkan 
keberkahan untuk usaha & keluarganya. 

Subhanallah, kebiasaan baru itu mendatangkan keberkahan dalam kehidupannya, 
usahanya mulai bisa bernapas kembali. Warung sembako bertambah banyak 
dagangannya. Mesin parut kepala sudah mampu terbeli. Hutang-hutangnya sudah 
terlunasi. Suami dan anak-anaknya menjadi rajin sholat berjamaah dimasjid. 
Kebahagiaan itu menjadi terasa nikmat bukan semata-mata materi namun juga 
keberkahan yang diperolehnya dalam wujud ketenteraman hati pada dirinya dan 
keluarganya. Anak-anaknya yang dulu susah diatur menjadi lebih penurut & 
berbakti. Suara teriakan debt colector dipagi hari telah berubah menjadi 
lantunan ayat suci yang menghiasi rumahnya sehingga membawa kedamaian di dalam 
keluarga. 'Alhamdulillah, Allah begitu menyayangi kami sekeluarga sehingga 
terbebas dari belitan hutang..'tutur ibu itu di Rumah Amalia. 

'Ya Allah curahkanlah keberkahan dari apa-apa yang Engkau berikan rizki kepada 
kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.' (HR. Ibnu As Sani).

Wassalam,
M. Agus Syafii
-
Yuk, ikutan menjadi Sahabat Amalia dengan berbagi kebahagiaan, silahkan hadir 
di kegiatan 'Sahabat Amalia' Ahad, 23 Januari 2011, di Rumah Amalia. Jl. 
Subagyo IV Blok ii, no.24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang. Dukungan & 
partisipasi anda sangat berarti bagi kami.  agussya...@yahoo.com atau SMS 087 
8777 12 431,http://www.twitter.com/agussyafii, http://agussyafii.blogspot.com/




      

Kirim email ke