Diambang Kehancuran, Dapat Keberkahan

By: M. Agus Syafii

Coba anda bayangkan, bagaimana rasanya hati yang bahagia tiba-tiba ditampar 
oleh penderitaan? Apakah tidak sakit? Apakah tidak perih rasanya hati? Disaat 
seperti ini biasanya hati mulai bertanya-tanya, 'Kenapa harus sekarang Ya 
Allah? Kenapa Engkau beri aku penderitaan dikala aku sedang bahagia seperti 
ini? Kenapa tidak nanti aja ketika aku sudah kuat?' Itulah yang dituturkan 
seorang bapak di Rumah Amalia.

Beliau bertutur ditengah kondisi dipuncak kariernya sebagai seorang presdir 
perusahaa, gajinya terbilang lebih dari cukup, rumah dan mobil mewah dengan 
kondisi yang tercukupi kehidupan ekonominya, ditambah lagi dengan istri dan 
anak-anaknya yang mencintainya. Tapi tiba-tiba perusahaan yang pegangnya 
diambang kehancuran karena adanya keharusan membayar kembali proyek besar yang 
dikerjakan gagal sesuai dengan jadwal karena adanya kesalahan pengerjaannya, 
anak-anak dan istrinya juga ikut merasakan kecemasan namun tetap masih setia 
mendampingi dirinya. Namun yang berat dalam hidupnya disaat bersamaan anaknya 
jatuh sakit yang segera dirawat di Rumah Sakit karena kena DB. Hal ini tentunya 
diluar apa yang diperkirakannya, berada diatas puncak kariernya malah 
mendapatkan kejutan yang tidak diperkirakan.

Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya mencoba instropeksi diri, 
beliau menyadari sejak lama sudah lama meninggalkan kewajibannya, boro-boro 
shodaqoh, menjalankan sholat lima waktu aja hampir tidak pernah dikerjakan, 
akibatnya dengan kejadian pahit ini membuat hidupnya menjadi terasa hampa. 
Tersadar akan hal itulah yang membuat beliau berkenan untuk datang ke Rumah 
Amalia, beliau berniat untuk bershodaqoh agar perusahaan yang diambang 
kehancuran bisa terselamatkan dan anaknya yang sedang dirumah sakit bisa segera 
sembuh. 

Seminggu kemudian anaknya yang sedang di Rumah Sakit sudah boleh pulang. 
Perusahaannya step by step sudah mampu menyelesaikan semua keuangan akibat dari 
kegagalan proyek yang dikerjakan bahkan  kerugiannya diganti oleh perusahaan 
asuransi. Sebulan kemudian perusahaannya mendapatkan tiga tawaran proyek, roda 
kembali berputar. Perusahaan, keluarga dan hidupnya dirasakan lebih indah & 
lebih membahagiakan. Keberkahan demi keberkahan kerap dirasakannya. Sejak 
kejadian itu keyakinan beliau bahwa dengan mendekatkan diri kepada Allah, giat 
menjalankan sholat fardhu dan rajin menyisihkan rizki untuk bershodaqoh akan 
membuat dirinya dilimpahkan keberkahan oleh Allah, menyelamatkan perusahaannya, 
menyembuhkan kembali anaknya yang sedang sakit, menyehatkan hati, juga tidak 
kalah penting adalah kebahagiaan bagi keluarganya.

'Alhamdulillah Mas Agus, disaat perusahaan & hidup keluarga kami diambang 
kehancuran, Allah melimpahkan keberkahannya, menyelamatkan perusahaan & 
keluarga kami.' Ucap beliau sore itu di Rumah Amalia. Air matanya mengalir 
begitu saja dengan derasnya. Isak tangis bahagia istrinya yang tak henti 
mengucap hamdalah, puji syukur kehadirat Allah.

'Orang2 yang menginfakkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit 
dan orang2 yg mampu menahan amarah serta pemaaf terhadap kesalahan orang lain. 
Dan Allah mencintai orang2 yg berbuat baik.' (QS. Ali Imran : 134).

Wassalam,
M. Agus SYafii
-
Yuk, hadir di kegiatan 'Amalia Bersyukur' Ahad, 20 Maret 2011, di Rumah Amalia. 
Bila  berkenan berpartisipasi dg menyumbangkan buku2, Majalah, Komik, Novel, 
Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI ), IPTEK, buku Pelajaran, peralatan sekolah, 
baju layak pakai. silahkan kirimkan ke Rumah Amalia.  Jl. Subagyo IV blok ii, 
no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda 
sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 
431,http://agussyafii.blogspot.com/




      

Kirim email ke