Terasa Perih Di Hati

By: M. Agus Syafii

Seorang laki-laki yang hatinya hancur. Laki-laki itu separuh baya. Wajahnya 
terlihat lebih tua daripada usianya sendiri. Awalnya ketika pernikahannya cukup 
membahagiakan sampai istrinya hamil dan melahirkan. Diusia anak laki-lakinya 
berumur sembilan bulan, istrinya meninggalkannya dan anak laki-lakinya. 
Istrinya meninggalkan karena kehidupan yang susah, 'aku menikah agar aku hidup 
bahagia bukan hidup susah.' begitu kata istrinya. Dalam seorang diri tanpa 
istri, dirinya merawat anak dan mengasuh. Apapun pekerjaan dilakukan untuk 
menghidupi sang buah hati.  Kepergian istrinya telah membuat luka dihati, 
Peristiwa itu membuat dirinya menjauh dari Allah. Ibadah yang biasa dilakukan, 
tidak dilakukannya lagi. 'Buat apa sholat bila hidup menderita.' begitu 
tuturnya. Dengan hati yang terluka, perjalanan hidup ada kemudahan. Rizkinya 
lancar, anaknya tumbuh besar sampai menginjak kelas dua SD.

Anaknya menjadi kebanggaan. disekolah selalu ranking satu. Semua surat dalam 
Juz Amma' telah dihapal.  Bahkan anaknya sudah mampu membaca al-Quran dengan 
lancar. Kebahagiaan menyelimuti hidupnya, terkadang terselip kekecewaan, 
kemarahan dan perih dihatinya belumlah hilang. Sampai suatu hari anak laki-laki 
yang dicintainya sakit keras dan seminggu kemudian dipanggil oleh Sang Pecipta. 
Meninggal anak yang dicintainya benar-benar membuat hati terasa hancur, tidak 
ada lagi yang tersisa senyuman dibibir. Air matanya mengalir. 'Sudah tidak ada 
yang tersisa Mas Agus. Saya sudah tidak punya apapun dalam hidup ini kecuali 
hanya Allah.' Ucapnya malam itu di Rumah Amalia. Matanya basah, beberapa kali 
ia nampak mengusap air mata yang yg mengalir dipipi. 

'Saya mengira dengan cara menjauhi Allah, saya akan menemukan kembali apa yang 
hilang, yang terjadi malah sebaliknya, makin banyak kehilangan demi kehilangan. 
Saya kehilangan Allah, kehilangan istri, saya kehilangan anak dan saya 
kehilangan diri saya sendiri.' desahnya panjang memilukan, terasa perih dihati. 
'Maafkan aku Ya Allah. Astaghfirullah,' ucapnya lirih. Malam semakin larut. 
Ditengah hatinya hancur, ia telah menemukan secercah cahaya, karena hanya 
kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dirinya bergantung & memohon pertolongan.

'Dan kembalilah engkau kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum 
datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi' (QS. az-Zumar : 
54).

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, hadir di kegiatan 'Amalia Sejukkan Hati (ASAH)' jam 8 s.d 11 siang, Ahad, 
24 April 2011. Bila  berkenan berpartisipasi buku2, Majalah, buku Pelajaran, 
peralatan sekolah, baju layak pakai. Kirimkan ke Rumah Amalia.  Jl. Subagyo IV 
blok ii, no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Dukungan & 
partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 
087 8777 12 431, http://agussyafii.blogspot.com/
 




Kirim email ke