Setuju boss...

Best Regard,




Moh Fauzi
-------------

PASUNDAN EKSPRES
"Koran Utama di Karawang, Purwakarta & Subang"

-----Original Message-----
From: muhamad agus syafii <agussya...@yahoo.com>
Sender: filsafat@yahoogroups.com
Date: Sun, 5 Jun 2011 21:34:09 
To: <agussya...@yahoo.com>
Reply-To: filsafat@yahoogroups.com
Subject: [filsafat] Kesetiaan Kunci Keluarga Bahagia

Kesetiaan Kunci Keluarga Bahagia

By: M. Agus Syafii

Rumah tangga ada yang berlangsung lama, masing-masing setia kepada  
perkawinannya hingga kakek nenek, ada yang ketika nikah, pernikahannya 
dilaksanakan dengan meriah, banyak tamu, banyak ucapan selamat, banyak kado, 
tetapi, bahtera baru sebentar berlayar, ombak demi ombak datang menghantamnya. 
Meski sarana materi boleh jadi tercukupi, tetapi di sana   tidak  lagi ada 
kelembutan, kemesraan dan kesetiaan. Agenda harian  rumah tangga berubah 
menjadi pertengkaran, kebencian dan makian.  Seorang istri karena setiap hari 
hatinya terluka karena perbuatan suami mengatakan, 'Saya setiap kali mendengar 
suara mobil suami datang, saya depresi  dan tangan saya gemetar. Saya lebih 
senang bila suami tidak pulang.' Itulah gambaran cinta dan kasih sayang yang 
sudah tidak terawat lagi dalam rumah tangga.

Keanggunan hidup berumah tangga sangat bergantung kepada faktor kesetiaan di 
antara mereka. Ada hadis Nabi yang menjelaskan bahwa rumah tangga yang 
kesetiaannya hanya diikat oleh faktor harta benda, tunggulah  kehancuran, 
karena tabiat harta memang curang.  Ia hanya mau menemani  dalam  keadaan suka, 
sementara dalam keadaan duka harta justru sering menjadi pemicu permusuhan. 
Sebuah ungkapan menyebutkan, 'ada uang, abangku sayang, tak ada uang, abang 
kutendang. Ada uang berarti abang saya, tidak ada uang abang payah.

Ikatan keluarga juga penting sebagai perekat kesetiaan, tetapi tabiat manusia 
dalam ikatan kekeluargaan bersifat angin-anginan. Pameo berbunyi, famili itu 
jika berada di tempat yang jauh baunya wangi, tetapi jika berdekatan, apalagi 
serumah mudah berubah menjadi bau busuk. Konflik antar keluarga sering lebih 
sulit didamaikan dibanding konflik antar bukan keluarga.

Perekat kesetiaan yang kekal abadi adalah ikatan amal saleh, ikatan kebaikan. 
Suami isteri yang diikat oleh nilai-nilai kesucian, kebaikan dan ketaqwaan 
kepada Allah yang mengokohkan keluarga, tahan godaan, tahan banting, tahan 
ombak. Di kala suka mereka bersyukur, di kala duka mereka bersabar. Sepanjang 
zaman, mereka tetap kuat, tabah dan indah dan bahkan kebahagiaan dan keindahan 
masih tetap terasa  meski yang satu sudah mendahului berada di alam lain. 
Pasangan yang demikianlah yang akan dapat menjadi pasangan bukan hanya seumur 
hidup, tetapi pasangan dunia akhirat.



Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, hadir di kegiatan 'Salam Amalia (SALMA)' jam 8 s.d 11 siang, Ahad, 26 Juni 
2011,  Bila  berkenan berpartisipasi buku2, Majalah, buku Pelajaran, peralatan 
sekolah, baju layak pakai. Kirimkan ke Rumah Amalia.  Jl. Subagyo IV blok ii, 
no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda 
sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431


Kirim email ke