Makna Bahagia Dalam Keluarga Sakinah

By: M. Agus Syafii

Makna bahagia di dalam keluarga berkaitan dengan tingkat problem yang 
dihadapinya. Kebahagiaan sesungguhnya dalam kehidupan keluarga bukan ketika 
akad nikah, bukan pula ketika bulan madu, tetapi ketika pasangan itu telah 
membuktikan mampu mengarungi samudera kehidupan hingga ke pantai tujuan, dan di 
pantai tujuan ia mendapati anak cucu yang sukses dan terhormat. Hidup berumah 
tangga bagaikan mengarungi bahtera di tengah samudera luas. Lautan kehidupan 
seperti tak bertepi, dan medan hamparan kehidupan sering tiba-tiba berubah.  
Memasuki lembaran baru hidup berkeluarga biasanya dipandang sebagai pintu 
kebahagiaan. Segala macam harapan kebahagiaan ditumpahkan pada lembaga 
keluarga. Akan tetapi setelah periode impian indah terlampaui orang harus 
menghadapi realita kehidupan. 

Sunnah kehidupan ternyata adalah problem Kehidupan kita, tak terkecuali dalam 
lingkup keluarga adalah problem, problem sepanjang masa. Tidak ada seorangpun 
yang hidupnya terbebas dari problem, tetapi ukuran keberhasilan hidup justeru 
terletak pada kemampuan seseorang mengatasi problem. Sebaik-baik mukmin adalah 
orang yang selalu diuji tetapi lulus terus, khiyar al mu'min mufattanun 
tawwabun.(hadis). Problem itu sendiri juga merupakan ujian dari Allah, siapa 
diantara ,mereka yang berfikir positif, sehingga dari problem itu justeru lahir 
nilai kebaikan, liyabluwakum ayyukum ahsanu amala (Q/67:2) liyabluwakum fi ma a 
ta kum (Q/6:165)

Menurut hadis Nabi, menemukan pasangan yang cocok (saleh/salihah) dalam hidup 
berumah tangga berarti sudah meraih  separoh urusan agama, separoh yang lain 
tersebar di berbagai bidang kehidupan. Hadis ini mengambarkan bahwa rumah 
tangga itu serius dan strategis. Kekeliruan orientasi, keliru jalan masuk, 
keliru persepsi, keliru problem solving dalam hidup rumah tangga akan membawa 
implikasi yang sangat luas. Oleh karena itu problem hidup berumah tanga adalah 
problem sepanjang zaman, dari sejak problem penyesuaian diri, problem 
aktualisasi diri, nanti meluas ke problem anak, problem mantu, cucu dan bahkan 
tak jarang suami isteri yang sudah berusia di atas 60 masih juga disibukkan 
oleh problem komunikasi suami isteri, hingga kakek dan nenek itu bisa meraih 
kebahagiaan.

Oleh sebab Itu makna bahagia di dalam keluarga berkaitan dengan tingkat problem 
yang dihadapinya. Kebahagiaan sesungguhnya dalam kehidupan keluarga bukan 
ketika akad nikah, bukan pula ketika bulan madu, tetapi ketika pasangan itu 
telah membuktikan mampu mengarungi samudera kehidupan hingga ke pantai tujuan, 
dan di pantai tujuan ia mendapati anak cucu yang sukses dan terhormat. Sungguh 
orang sangat menderita ketika di ujung umurnya menyaksikan anak-anak dan 
cucu-cucunya nya sengsara dan hidup susah, meski perjalanan bahtera rumah 
tangganya penuh dengan kisah keberhasilan. Kebahagiaan di dalam keluarga hadir 
setelah kita mampu mengatasi problem sepanjang kehidupan rumah tangga. Menurut 
hadis Nabi ada empat pilar kebahagiaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga 
(1) isteri/suami yang setia (2) anak-anak yang berbakti (3) lingkungan sosial 
yang sehat dan (4) rizkinya dekat. Kesetiaan membuat hati tenang dan bangga, 
anak-anak yang berbakti menjadikannya
 sebagai buah hati, lingkungan sosial yang sehat menghilangkan rasa khawatir 
dan rizki yang dekat merangsang optimisme, idealisme dan kegigihan.

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, raih keberkahan ramadhan hadir pada kegiatan 'Berkah Ramadhan Bersama 
Amalia' (BELIA) jam 4 s.d 6 sore, Ahad, 14 Agustus 2011. Bila berkenan 
berpartisipasi buku2, pakaian, peralatan sekolah, peralatan sholat, konsumsi 
berbuka. Kirimkan ke Rumah Amalia. Jl. Subagyo IV blok ii, no. 24 Komplek 
Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat berarti 
bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431

Kirim email ke