Secercah Harapan

By: M. Agus Syafii

Berapa kali kita mengira bahwa apa yang datang kepada kita adalah akhir 
segalanya, seolah sudah tidak ada lagi jalan.Tali yang kita pegang sudah putus 
dan cakrawala kehidupan yang ada didepan mata kita sudah gelap gulita Namun 
ternyata itu adalah secercah harapan, pertolongan, kebaikan, kebahagiaan yang 
Allah berikan untuk kita? Sebagaimana yang terjadi pada seorang ibu. Tanpa 
disadari air mata mengalir membasahi pipi dan hatinya, merasakan kesedihan yang 
sangat mendalam. Hatinya telah ditekan hingga batas ambang ketidaksanggupan 
untuk dipikulnya. Seorang ibu merasakan semua yang ada dalam hidupnya menjadi 
hampa dan apa yang dilakukanna tidak membawa perubahan apapun.  Keputusasaan 
menghampiri dirinya, kehilangan gairah untuk hidup, tidak memiliki semangat 
lagi untuk bekerja maupun untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Semua yang 
ada dihadapannya hanyalah pandangan kosong belaka yang terhimpit oleh 
kesulitan. Bertahun-tahun dalam pernikahannya hanya
 menerima perlakuan kasar dari suami. Sebagai istri berusaha untuk bertahan 
dari makian dan pukulan suami.

Namun menginjak usia perkawinan ditahun kelima hatinya mulai goyah. Kepahitan 
hidup seolah tiada pernah berakhir. Putrinya yang dicintainya jatuh sakit 
sementara tabiat suami tidak berubah. 'Ya Allah, sampai kapan semua ini akan 
berakhir?' ucapnya merintih, hatinya terasa perih. Terbayang kehidupan pada 
masa kecil yang bahagia bersama kedua orang tuanya yang selalu mendidik agar 
kokoh imannya, menginjak dewasa dan bekerja membuat dirinya terbuai oleh 
kenikmatan duniawi menjadi lupa diri. Sampai kemudian menikah dengan pujaan 
hatinya. Perkawinan ternyata tidak seperti yang diharapkan. Kebahagiaan 
dirasakan hanya sebentar setelah itu datang cobaan bertubi-tubi. Dalam 
kesendirian merenungkan perjalanan hidupnya, menyadari sudah sejak lama jauh 
dari Allah, terpuruk dalam pergaulan yang salah. Sholat lima waktu tidak pernah 
dikerjakan dengan baik. Hidupnya menjadi terasa hampa. Tersadar akan kesalahan 
yang dilakukan membuat dirinya semakin mendekatkan diri
 kepada Allah dengan lebih tekun mengerjakan sholat lima waktu. Itulah yang 
membuatnya berkenan datang ke Rumah Amalia, beliau bershodaqoh untuk Rumah 
Amalia agar keluarga selamat dari ambang kehancuran. 

Kesabaran dan daya tahan yang kuat  menjalani cobaan hidup akhirnya membuahkan 
hasil. Disaat Allah memulihkan hidupnya, beliau mendapatkan anugerah yang lebih 
banyak daripada sebelumnya. Putrinya yang terbaring sakit di Rumah Sakit sudah 
dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Suami yang selalu pulang dalam kondisi 
mabuk, sudah tidak lagi. Bahkan sudah mau mengerjakan sholat lima waktu dan 
lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk berkumpul bersama keluarga di Rumah. 
Keberkahan demi keberkahan datang menyirami bagaikan air hujan yang turun dari 
langit. Allah mengabulkan doanya. Secercah harapan  tentang keluarga bahagia 
akhirnya terwujud, hanya saja membutuhkan kesabaran cinta yang besar untuk 
mewujudkannya. 

"Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan." 
(QS. al-An'am :64).

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, raih kebahagiaan di hari kemenangan dg hadir pada kegiatan "Hari Nan Fitri 
Bersama" (HANIF), Ahad, 23 Oktober 2011 Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. Bila 
berkenan berpartisipasi Paket sembako, baju baru untuk anak2, konsumsi, 
peralatan sekolah. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 
Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat 
berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431

Kirim email ke