Istriku, Menangislah Pada Allah

By: Muhamad Agus Syafii

Di Rumah Amalia seorang ibu dengan bercucuran air mata merasakan kepedihan 
dihati menuturkan disaat mata suaminya terpejam ia melihat air mata yang 
mengalir dari kedua mata suaminya. Seingatnya didalam perjalanan hidup berumah 
tangga jarang sekali suaminya menangis, itu adalah yang ketiga kalinya. Dua 
kali sebelumnya adalah ketika anak satu-satunya yang masih balita meninggal 
dunia dan kedua disaat ia keguguran yang harus dirawat di Rumah Sakit. Ia duduk 
di kasur mengusap kepala sang suami, "Mas, hidup dan mati adalah urusan Allah, 
kita tidak pernah tahu soal itu. Siapa yang menyangka anak kita lebih cepat 
dipanggil? Mungkin besok malah aku yang dipanggil duluan harus menghadap Ilahi, 
yang penting kita berserah diri kepada Allah." 

Suaminya memeluk tubuhnya, "Berat banget ya Ma, cobaan hidup ini buat kita." 
Air matanya deras mengucur, ia memeluk suaminya dan ikut dalam tangisan. "Kamu 
harus kuat Mas, kamu harus kuat..memohonlah pada Allah." Sebelah hatinya 
tersayat kepedihan karena suaminya terguncang, terpuruk setelah tahu penyakit 
yang dideritanya, tetapi disisi lain sebagai seorang bersyukur karena disaat 
mereka terpuruk malah semakin mendekatkan diri kepada Allah, mendorong suaminya 
agar tegar menatap realitas. Tetapi tak seiring dengan harapan, kondisi sang 
suami tidak menjadi lebih baik, hari demi hari kondisi suaminya lebih memburuk 
lagi, panasnya terus meningkat, semakin sulit makan, tepat seminggu di Rumah 
Sakit panas tubuhnya meninggi melewati temperatur 40.  Kondisi suaminya kian 
melemah membuat tak sadarkan diri. Berbagai doa dipanjatkan, sentuhan kasih 
sayang untuk menguatkan dilakukannya, sehari berikutnya siuman. Senyum menghias 
diwajah suaminya, membisikkan
 kata-kata lirih ditelinga, "Istriku, menangislah pada Allah" Dihadapannya  
sang suami mengucap dua kalimat syahadat sebelum menghembuskan napas terakhir. 
Suster memakai alat pemicu jantung tapi suaminya tetap tak tertolong, telah 
berpulang kehadapan Sang Khaliq. Air matanya mengalir deras, melepas kepergian 
suami yang dicintainya. Semua menjadi tinggal kenangan.

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
--
Sahabatku..Yuk, tebarkan cinta & kepedulian pada sesama dg hadir pada kegiatan 
"Secercah Harapan Untuk Amalia (CERIA)", Ahad, 15 April 2012. Jam 8 s.d 12 pagi 
di Rumah Amalia. Bila  berkenan berpartisipasi dlm bentuk buku2, Majalah, 
Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI ), IPTEK, buku Pelajaran, 
peralatan sekolah, paket sembako, konsumsi silahkan kirimkan ke Rumah Amalia, 
Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. 
Dukungan & partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: 
agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://www.twitter.com/agussyafii, http://agussyafii.blogspot.com/

Kirim email ke