Bukan Cinta Biasa

By: Ust. Muhamad Agus Syafii

Bagaimana mungkin Satu jam baru mengenal sudah mengajak menikah? Apakah karena 
belum begitu mengenalnya ataukah karena proses berjalan dengan begitu cepat 
nyaris tanpa kendala? Entahlah. Sebulan yang lalu ditengah kegalauan hatinya 
ketika ibunya bertanya mau sampai kapan terus mengejar karier ditengah usianya 
yang sudah menginjak kepala tiga, membuat hatinya terhenyak. Air matanya 
mengalir tiada henti seolah ibunya menyadarkan bahwa sudah saatnya membangun 
bahtera rumah tangga, tidak hanya sibuk dengan urusan pekerjaan. "Apa sih yang 
engkau cari nak?" ucap ibu tengah malam sambil membelai rambutnya. air matanya 
membasahi jilbab merah mudanya. Kerisauan hati, bercampur aduk dengan rasa 
perih, kecewa dan cemas disaat berada di Rumah Amalia berbagi dan berdoa 
bersama dengan mengharap keridhaan dari Allah, ingin sekali rasanya untuk 
vcmembahagiakan ayah dan ibunya yang dicintainya. Terbayang waktu kecil dengan 
penuh kebahagiaan. Ayahnya selalu mengantar
 sekolah sementara ibu memasak makanan kesukaannya. Begitu sangat indahnya.

Waktu terus berlalu, sampai kemudian ada seorang laki-laki yang baru 
dikenalnya. Satu jam perkenalan yang mengubah hidupnya. Ia mengajaknya menikah. 
Proses ini terasa seperti air hujan yang tiba-tiba mengguyur dan byur! semuanya 
basah kuyup, "aku belum mengenalmu, kita jalani aja, kita berproses.."jawabnya. 
Laki-laki itu menjawab, "Baik, kita berproses.." Sebulan kemudian pulang dan 
menyampaikan kepada orang tuanya, "Ayah, saya mau menikah.."Terlihat mata ayah 
dan ibunya berkaca-kaca. Seminggu setelah itu keluarga calon suaminya datang 
bersilaturahim dengan keluarga besarnya. Menjalani persiapan pernikahan 
menghitung hari berjalan seperti dengan cepatnya.Diringi oleh ibu, adik dan 
keluarga besarnya diantar ke Masjid. Hijab terpasang memisahkan tamu laki-laki 
dan perempuan. Di depan untuk para tamu, deretan meja berkaki pendek memanjang 
adalah meja akad. Ayah, Ustadz, Penghulu dan saksi-saksi, calon suaminya nampak 
terlihat sudah hendak bersiap untuk
 prosesi akad nikah . Jantungnya berdetak kencang. Badannya merasa lemas,  
perjanjian yang disebut "mitsaqon ghalida" untuk menyempurnakan separuh agama,  
"Kaif? Syah?" Ayah menengok ke kanan dan ke kiri. Ustad mengangguk. 
"Na'am.."terdengar suara menjawab serentak. Penghulu mengucap "Khair.." Sah 
sudah dirinya menjadi seorang istri. Pertemuan satu jam saja telah mengubah 
hidupnya. Itulah kebahagiaan yang telah lama dinanti, mengarungi bahtera rumah 
tangga bersama orang yang dicintainya.

Wassalam,
Ust. Muhamad Agus Syafii
--
Sahabatku yang "single" ingin segera menikah. Jangan berputus asa, memohonlah 
pd Allah maka Allah akan kirimkan jodoh yg terbaik dari sisiNya untuk anda. 
yuk..hadir di kegiatan "Secercah Harapan Untuk Amalia (CERIA)", Ahad, 15 April 
2012. Jam 8 s.d 12 pagi di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi dlm 
bentuk buku bacaan, DVD IPTEK, baju baru, peralatan sekolah, paket sembako, 
konsumsi silahkan kirimkan ke Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 
Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat 
berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com/

Kirim email ke