Seri Kuliah Umum
Islam dan Mistisisme Nusantara:
Hamzah Fansuri, Ronggowarsito, Hasan Mustapa
Pembicara: Abdul Hadi W.M., Herman Sinung Janutama, Hawe Setiawan
Teater Salihara | Tiap Sabtu, 21, 28 Juli & 04 Agustus, 2012, 15.30 WIB
Pendaftaran paling lambat Jumat 20 Juli 2012 ke daftar[at]salihara[dot]org

Islam bercorak mistik dianggap sebagai ciri khas Islam di Nusantara. 
Keberhasilan Islam menebarkan ajaran yang damai dan mudah diterima bersebab ia 
menyerap pelbagai anasir mistisisme setempat yang sudah lebih dulu ada, di 
samping mempertahankan watak asalinya. Karya-karya sastra klasik di Nusantara, 
bahkan yang lebih kemudian—seperti yang ditulis Hamzah Fansuri, Ronggowarsito, 
dan Hasan Mustapa—menampilkan bagaimana mistisisme Islam bersenyawa dengan 
lokalitas, dan kitab-kitab tersebut hingga kini masih menjadi acuan para 
penempuh jalan mistik atau kaum kebatinan.

Hamzah Fansuri adalah seorang ulama sufi dan sastrawan yang hidup di abad ke-16 
dan ke-17 di Kesultanan Aceh. Karya-karyanya, antara lain Syair Perahu, dikenal 
berpaham wahdatul wujud (panteisme). Ajaran tasawufnya sangat dipengaruhi, 
antara lain, oleh pemikiran Ibnu Arabi dan Al-Hallaj. Sementara Ronggowarsito 
adalah pujangga besar Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta pada abad ke-19. 
Ia menulis sejumlah kitab tasawuf, seperti Serat Kalatida dan Wirid Hidayat 
Jati. Adapun Hasan Mustapa adalah ulama dan pujangga besar Sunda. Karyanya yang 
terkenal adalah 10.000 bait dangding yang membahas Suluk, terutama tentang 
hubungan antara hamba (kawula) dengan Tuhan (Gusti), yang dianggap berpaham 
wahdatul wujud.

Kuliah ini akan menampilkan pembicara Abdul Hadi W.M., penyair dan pengajar di 
Program Studi Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Jakarta, Herman Sinung 
Janutama, penelaah manuskrip Jawa, dan Hawe Setiawan, penelaah sastra Sunda dan 
pengajar di Universitas Pasundan, Bandung.

Setelah kuliah disediakan sajian  berbuka puasa.

http://salihara.org/event/2012/06/27/hamzah-fansuri-dan-wahdatul-wujud

Kirim email ke