Diskusi
Buku Karya Michael Sandel
Indonesian
Institute for Development and Democracy (INDED)
mengundang
Anda untuk hadir dalam diskusi buku karya Michael Sandel
 
1.       Justice:
What’s the Right Thing to Do?(2009)
Pada
Jumat, 3 Agustus 2012, Jam. 16.00-18.00
Di
Plaza 1 Pondok Indah, Jaksel, Yayasan Wakaf Paramadina,
Nara
Sumber: Arif Susanto dan Sunaryo
 
2.      What
Money Can’t Buy: the Moral Limits of Markets(2012)*
Pada
Jumat, 10 Agustus 2012, Jam 16.00-18.00
Di
Plaza 1 Pondok Indah, Jaksel, Yayasan Wakaf Paramadina,
Nara
Sumber: J. Prastowo
 
Michael Sandel
adalah salah satu pemikir filsafat politik yang cukup produktif saat ini.
Karya-karyanya banyak membincang masalah keadilan, kebebasan, etika dan
demokrasi. Ia pernah menulis Liberalism and the Limits of Justice (Cambridge 
University Press, 1982) yang merupakan kritik atas asumsi dasar
dalam teori keadilan John Rawls. Ia juga menulis Democracy’s Discontent pada 
tahun 1996 dan Public Philosophy: Essays on Morality in Politics pada tahun 
2005. Dua karya terbarunya cukup menarik banyak perhatian, pertama Justice:
What’s the Right Thing to Do? (Farrar, Straus and Giroux, 2009) dan What
Money Can’t Buy: the Moral Limits of Markets (Farrar, Straus and Giroux,
2012).  
Dalam Justice:
What’s the Right Thing to Do? Sandel menguji satu persatu makna dari
keadilan yang diajukan dalam tradisi dan oleh para pemikir besar sebelumnya.
Mulai dari tradisi utilitarian yang biasa diwakili oleh Mill dan Bentham,
tradisi libertarian dari Nozick, etika kewajiban Kant, tradisi liberal
egalitarian Rawls hingga Aristoteles yang banyak menginspirasi gagasan Sandel
sendiri. Setiap pandangan yang diajukan oleh para pemikir sebelumnya selalu ia
uji dan pertanyakan, sejauhmana gagasan itu dapat disebut sebagai ide keadilan.
Dalam tradisi filsafat politik, Sandel kerap dimasukan dalam tradisi
komunitarian yang memiliki pandangan bahwa individu selalu tumbuh dalam
komunitas di mana ia hidup. 
Sementara dalam
karya yang paling anyar, What Money Can’t Buy: the Moral Limits of Markets,
Sandel mencoba menunjukkan bahwa pada dasarnya tidak semua hal dapat dibeli
dengan uang. Melalui judul yang cukup propokatif itu ia mengulas bagaimana
proses komodifikasi kehidupan sosial berlangsung. Meski kita kerap menyaksikan 
ada
begitu banyak kehidupan sosial yang dimonetisasi, namun secara etis kenyataan
itu cukup menantang. Sebagai contoh hubungan persahabatan (friendship)
yang menurut Sandel merupakan hubungan yang tidak bisa dinilai dengan uang. 
Begitu
juga praktik jual-beli organ yang kerap terjadi di banyak tempat adalah praktik
yang jelas-jelas bertentangan dengan etika kemanusiaan. Tentu masih ada begitu
banyak fenomena komodifikasi kehidupan sosial yang sebenarnya tidak etis untuk
dimonetisasi. Kenyataan semacam ini, oleh Sandel disebut sebagai fenomena di
mana moral pasar merangsek masuk pada wilayah yang sebenanya tidak bisa 
diterapkan
dalam logika pasar. 


*  Masih tentatif,
kepastian akan menyusul.

Kirim email ke