Setuju sekali dengan pendapat rekan kita ini!
   
  Kalau melamar pekerjaan yang penting ditanya adalah
  "pendidikannya (tamatan UI, Sorbone, UCLA...)
  pengalaman kerja (pernah kerja di perusahaannya siapa?)
  kemampuan berbahasa (kalau perusahaannya internasional)
  jumlah keluarga (ini buat masalah perumahannya)
  plus berbadan sehat dan kelakuan baik..."
   
  Soal "agama, rambutnya punk atau gondrong, warna mata
  atau aliran ulamanya dan seribu tetek bengek lainnya"
  kan tak ada sangkut pautnya dengan mutu kita sebagai
  pekerja yang berguna buat pengusaha dan perusahaanya?
   
  Sudah lama semestinya masalah "agama" yang mengganggu
  dan tak punya guna ini dibasmi dari KTP dan apa saja
  yang tak ada hubungannya.
   
  Salam
  Las.
  
walsuparmo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Salam,

SETUJU.
Yang pernah saya alami sendiri sewaktu melamar pekerjaan karena apa 
yang tertera di kolom AGAMA dalam KTP saya tidak cocok dengan yang 
mereka kehendaki meskipun tidak mencantumkan agama tertentu.Bahkan 
karena saya bukan anggota ICMI , treatmentnya saja sudah lain.

Karena provokasi agama, orang yang beragama sesuai KTP adalah orang baik dan 
dapat dipercaya sedangkan yang tidak adalah orang jahat dan 
kriminal.BTW bahkan jika orang hendak masuk melihat objek 
pariwisata tertentu di Bali dan jika harus mengisi formulir, juga 
ditanya agamanya.

Menyimpang sedikit:Dalam acara KERAJAAN MIMPI(Metro 
TV) malam ini tgl 11 Maret 2007, Ibu SYAFRIL (pendiri suatu 
koperasi) mengatakan orang PKI(komunis) adalah pembunuh dan 
penipu.Pada hal perbuatan yang sama juga telah dilakukan oleh yang 
menentang mereka.

Wasalam
Wal Suparmo

Kirim email ke