Karena masih ingat ajaran orang tua dan juga guru saat SD agar kita tidak mudah 
terkagum2 ("ojo gampang gumunan") oleh sosok orang per orang, maka saya bisa 
tdk ikut takjub dgn (AR), disaat dia dielu-elukan sbg tokoh reformasi.
Apalagi saat menyaksikan debat antara AR dg YIM, dimana AR secara vulgar 
melecehkan YIM (walaupun saya sangat tdk sepakat dg segala sepak terjang dan 
karakter YIM).
Namun pelecehan tersebut merupakan manifestasi keangkuhan, kesombongan luar 
biasa dari seseorang yg notabene pernah belajar dan meraih gelar tertinggi 
didunia pendidikan (S3), bahkan dari seseorang yg berprofesi sebagai maha guru 
disebuah perguruan tinggi.

Disana saya melihat kegagalan pendidikan tinggi yg diperoleh sebab banyaknya 
pendidikan yg didapat tidak serta merta meningkatkan kearifan.

Jadi sekali lagi pendidikan yg saya dapat di SD 50 tahunan yl masih tetap bisa 
diterapkan di jaman millenium ini....

"Jangan mudah takjub...."Ojo gampang Gumunan"....

Ajaran, pengalaman dan pengamatan itulah yg tetap saya pergunakan untuk menilai 
para pemimpin atau orang2 yg dipercaya untuk memimpin keluarga, kelompok, 
bahkan negeri sampai sekarang.

Kebebasan berpendapat yg kita nikmati saat ini juga saya syukuri namun juga 
harus bisa dipertanggung jawabkan.

Salam
Kukuh
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: tjuk kasturi sukiadi <kasturi_suki...@yahoo.co.id>
Date: Tue, 12 Jan 2010 11:24:37

Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bls: Amien Rais Yang Tidak Saya Kenal

Bung Daus,
Nasib kita serupa dalam hubungan dengan sosok yang bernama Amien Rais ini. Usia 
saya dan anda terpaut lebih tigapuluh tahun tetapi "sama tololnya" dalam 
mencoba memahami karakter, integritas, sepak terjang dan petualangan kawan yang 
satu ini. Semakin lama kita tahu dia memang benar semakin banyak yang kita 
tidak tahu tentang dia. Betul betul amburadul. Salam perjuangan Tjuk KS

Reply via email to