Pak Manneke,

Bukti bahwa (ternyata ...) di antara rakyat Indonesia masih ada yang belum 
"beres". :-)
Sampai saat ini sy masih reserve pikiran apakah Kicky ini sekedar ignorant / 
uninformed atau mengalami sudah masuk state of denial.
Apabila ini karena uninformed, kita tidak benar-benar bisa menyalahkan dia, 
karena sampai saat ini usaha sistematik untuk membodohi rakyat masih terus 
berlangsung. Contoh terakhir yang cukup signifikan adalah pelarangan buku John 
Roosa, dan pembakaran buku-buku sejarah yang tidak mencantumkan "/PKI" di 
belakang "G-30-S"

Kita bisa bertanya MENGAPA cantolan "/PKI" begitu penting?

Ini JELAS adalah usaha untuk menutupi rakyat Indonesia dari kemampuan untuk 
bersentuhan dengan realitas dan berproses dengannya, khususnya terhadap 
fakta-fakta yang berhubungan dengan tipping point sejarah Indonesia yang 
teramat sangat penting itu.

Karena HANYA DENGAN AKAL SEHAT saja seseorang bisa dengan segera mencerna 
BETAPA TIDAK MASUK AKALNYA pencantolan "/PKI" tersebut. Terutama karena begitu 
absurdnya "kebenaran" versi orde baru yang ingin dipaksakan untuk dipercaya 
oleh rakyat Indonesia.

Orde baru MEMBUTUHKAN suatu rakyat bodoh yang tidak paham konsep liablity. Orde 
baru MEMBUTUHKAN masyarakat bodoh yang berpikiran primitif yang sanggup 
menerima "kesalahan kolektif" melalui demonisasi.

Pencantolan "/PKI" begitu absurd karena itu berarti menyatakan bahwa SELURUH 
PKI--partai SIPIL (tanpa kekuatan militer) yang MENANG PEMILU-- MEMBERONTAK dan 
MENGKUDETA (Dua hal yang disamakan saja oleh Suharto), yang FAKTANYA, TIDAK 
PERNAH TERJADI. Tidak ada mobilisasi, tidak ada informasi, tidak ada gerakan 
anggota PKI, tidak ada APAPUN. Kelompok G3OS itu terjadi sekonyong-konyong 
terjadi BERTEPATAN DENGAN ULANG TAHUN ABRI?--sehingga "membenarkan" pergerakan 
reinforcement Angkatan Darat ke Jakarta dan di Jawa?

Sungguh kebetulan yang nyaman sekali.

Kebetulan yang nyaman karena target-target Jendral yang dibunuh adalah PERWIRA 
YANG LOYAL PADA SUKARNO, sehingga Sukarno KEHILANGAN KENDALI terhadap Militer, 
yang HANYA AKAN memungkinkan Suharto memegang chain of command karena AHMAD 
YANI TERBUNUH?

Kebetulan yang nyaman, sehingga si pelaku pemberontakan sendiri tidak pernah 
mengumumkan 1) Siapa pemimpin gerakan. 2) Maksud dan tujuan gerakan. 3) State 
of mobilization. Dan berbagai hal yang HARUS dilakukan kalau sekelompok orang 
atau organisasi tertentu akan melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan 
perubahan kepemimpinan atau kondisi sosial-politik tertentu.

Kebetulan yang nyaman, sehingga para "pemberontak" ini BISA DI HUKUM -- S E B E 
L U M -- MENYATAKAN "PEMBERONTAKANNYA!!"
Para "pemberontak" yang tidak pernah menyatakan MENGAPA mereka berontak, atau 
apa tujuan pemberontakan itu.
Lalu ATAS DASAR APA para "pemberontak" ini DIHUKUM untuk PEMBERONTAKAN?
Bandingkan dengan pemberontakan PRRI/Permesta, misalnya, yang pada tanggal 2 
Maret 1957 MENDEKLARASIKAN pemberontakan-nya, dan begitu juga pemberontakan2 
yang lain. Dan tentu saja tidak ada pembunuhan masal terhadap anggota Masyumi, 
seperti yang terjadi pada PKI.

Jadi siapa yang mungkin bisa PERCAYA lelucon konyol macam itu?

Tapi, pak Manneka, ternyata ADA yang masih percaya hal tersebut.

Bahkan sampai sekarang, monumen lubang buaya (MONUMEN NEGARA!!--bayangkan!) 
masih menggambarkan perempuan telanjang berkalung bunga menari-nari setelah 
memotongi penis dan mencongkeli matanya. (Lihat, betapa MESUM dan kotornya 
pikiran siapapun dalam rejim Orde Baru yang mengarang cerita itu)

Terakhir saya lihat hal itu ada di film "gore" cheesy murahan produksi sebelah 
hollywood.

Tapi, ADA orang Indonesia yang percaya bahwa hal itu benar. :(

Dan kita masih akan tetap membaca "/PKI" tercantum setelah "G30S"; the very 
symbol of that stupidity.

Thx pak.






________________________________
From: manneke budiman <hepaest...@yahoo.ca>
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, January 26, 2010 17:19:14
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gus Dur Pahlawan Nasional,  Suharto 
Penjahat Nasional!


Hehehe, Pak Verdi,

Itu pertanyaan pertamanya si Kicky kok lucuuuuuuu banget ya? Lha buku sejarah 
setumpuk di toko dan perpustakaan itu apa gak pernah disentuh ya sampai yang 
beginian ditanyaken?

Tapi, Masya Allah, pertanyaan keduanya lebih lucu lagi. Dahsyat! (kalo tak 
boleh dibilang "imut"), hihihihi.

Ayuk, ditanyaken ke bapak-bapak di PBB sana, Pak Verdi. Hahahahahaha!

manneke

Kirim email ke