Harapan public, meski kafilah menggonggong Pansus harus terus melaju

Sebab, jika Pansus ragu karena haru oleh gonggongan yang bertalu

Dia akan layu.

Karena itu Pansus tabu sendu 

Maka, public harus terus memburu

Dari waktu ke waktu

Agar siksa pilu

Cepat berlalu. 

 

Tabik;

RnB

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of liman PAP
Sent: Sunday, January 31, 2010 4:00 PM
To: FP Kompas
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bu Sri Mulyani, Biarlah Anjing Menggonggong, 
Kafilah Tetap Berlalu

 

  

Berikut kutipan dari www.kompas.com / blog Kompasiana

Abutholib | 31 Januari 2010 | 10:34

Sepanjang karier bu Sri Mulyani Indrawati (SMI) sebagai seorang profesional 
sekaligus pejabat tinggi pemerintah, episode saat ini mungkin terasa begitu 
berat. Kritikan, cercaan dan cacimaki hampir tiada terlewat setiap hari baik 
didengar langsung maupun terbaca di berbagai media. Semua itu berawal dari 
keputusannya yang berani, yaitu memberikan dana bailout untuk Bank Century. 
Tentu keputusan pemberian dana bailout bukan tanpa pertimbangan. Berbagai 
tinjauan mendalam, referensi acuan dan dengar pendapat dengan berbagai kalangan 
telah dilakukan. Dan keputusan yang begitu penting akhirnya diambil dengan 
resiko cacimaki yang saat itu pasti tidak terpikirkan.

Tapi itulah resiko atas keputusan yang begitu besar dan penting bagi bangsa. 
Dan resiko bagi pejabat publik yang tiap jejak langkah keputusannya menyangkut 
hajat hidup rakyat Indonesia. Saat keputusannya menguntungkan rakyat, sanjungan 
akan dia dapatkan dan saat keputusannya dirasa merugikan rakyat, cacimaki yang 
akan dia dapat.

Untuk kesekian kalinya saya memposting tulisan yang bagi banyak orang, 
khususnya para penggiat demo anti bu SMI, mungkin dianggap cari muka, menjilat, 
fanatik membabi buta atau mungkin telah dibayar oleh pihak yang dibela. 

Tulisan saya atau lebih enak sebut saja postingan, karena kreasi saya ini belum 
layak disebut tulisan, murni muncul dari hati seorang warga bangsa yang tidak 
rela bila seorang yang selama ini dikenal dengan track recordnya baik dan 
bersih, profesional serta ibu rumah tangga yang baik, dihujat dengan kata-kata 
yang tidak pantas. Kata-kata hujatan yang semestinya layak untuk para koruptor, 
bukan untuk para pengambil kebijakan bailout BC. Saya kadang bertanya, sudikah 
para penghujat tersebut dihujat dengan kata-kata yang sama sebagaimana sering 
dilontarkan oleh para penghujat itu?

Saya jadi ingat bahwa tidak ada sesuatu pun yang keluar dari anggota tubuh 
manusia yang enak, baik baunya maupun rasanya. Tapi itu semua sudah taken for 
granted, semua sudah dari sananya. Kita tidak bisa protes atau mencoba merubah 
bau dan rasa menjadi enak. Hanya ada satu yang bisa kita kendalikan agar yg 
keluar dari situ terasa enak dicium dan didengar, yaitu mulut. Kita bisa 
mengendlikan semua yang keluar dari mulut. Terserah empunya, apakah mau membuat 
enak didengar atau dicium. 

Sayangnya, mulut yang selama ini terkunci, kini seolah terbuka dengan bebasnya 
seiring eforia reformasi sehingga orang yang jiwa atau hatinya sakit bisa 
mengeluarkan produk mulut yang tidak enak didengar apalagi sudi untuk mencium. 
Bila produk dari mulut saja sudah tidak enak didengar, apalagi yang bisa kita 
banggakan kepada orang lain?

Kini, banyak mulut meracau seolah dia saja yang memiliki mulut dan terlontar 
kata-kata hinaan kepada orang-orang yang dihormati , tidak saja di kalangan 
kaum terpelajar di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. 

Gonggongan terakhir dilakukan oleh aktivis Kapak (Komite Pemuda Anti Korupsi), 
dengan pentolannya Ahmad Laode Kamaluddin, saat acara diskusi mengenai ‘100 
Hari Pemerintahan Sby-Boediono di Cafe Warung Daun, Jakarta, Sabtu, 30 Januari 
2010. Acara dihadiri oleh bu SMI . Mereka meneriaki bu SMI ‘maling’ Century 
sehingga beliau hanya 40 menit di acara tersebut karena keamanan tidak 
terjamin. Mereka terus saja ‘menggonggong’, meneriaki orang yang telah dengan 
jelas menjalankan tugas negara dengan baik. Adakah karya nyata yang telah 
engkau sumbangkan bagi negara, wahai para penghujat?

Bu SMI, biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Teruskan pemikiran 
dan karyamu untuk kemajuan bangsa dan negara.

Salam Kafilah.








*****
This message may contain confidential and/or privileged information. If you are 
not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not 
use, copy, disclose or take any action based on this message or any information 
herein. If you have received this communication in error, please notify us 
immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT 
Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission 
of the information contained in this communication nor for any delay in its 
receipt.
*****


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke