Salam, Bagaimana tidak membentak orang yang minta air putih untuk minum obat.Motifnya bukan MELAYANI atau menjadi bedinde ( BEDIENDE). Karena kebanyakan anak manja orang elit yang banyak jadi JENDRAL,GUBERNUR, WALIKOTA.KONGOMERAT dsb yang dirumahnya kalau mau minum teh saja harus dilayani oleh bedinde yang dipanggil MBOK yang kadang-kadang sampai 2 orang.Menjadi bedinde di dalam kapal terbang hanya untuk maksud tertentu dan TERUTAMA untuk mendapatkan jodoh yang layak karena penumpang pesawat terbang adalah orang kaya yang mepunyai uang seperti para pedagang dan para pejabat negara.Dan memang terbukti banyak yang menikah dengan mereka. Wasalam, Wal suprmo
--- Pada Ming, 7/2/10, Zulkifli Harahap <zulk_...@yahoo.com> menulis: Dari: Zulkifli Harahap <zulk_...@yahoo.com> Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bedinde Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 7 Februari, 2010, 8:01 PM Saya hanya beberapa kali numpak besi terbang. Tangan saya justru sering tidak terkendali untuk ikut membantu menarik gerobak konsumsi ketika gerobak itu lewat di samping saya dan yang dengan susah payah ditarik oleh pramugari kurus karena pesawat masih belum dalam kedudukan mendatar. Pada mulanya begitu juga kalau saya kebetulan "korban" penghematan perusahaan yang menerbangkan saya dengan pesawat dewe. Tetapi tidak sejak seorang pramugari membentak sepasang lansia dalam perjalanan LAX - CGK gara-gara pasangan lansia itu meminta tambah air agar si kakek bisa meminum obatnya. Menurut saya 15 menit sudah terlalu lama untuk melakukan permintaan kedua karena si kakek ingin cepat-[cepat menelan obatnya setelah makan siang. Seorang pramugari muda membentak si kakek: "Tidakkah kau lihat saya juga sedang sibuk!" dengan muka yang SERIUS MARAH. Sejak itu mereka saya anggap tidak ada dan menutup mata kalau mereka lewat. Soalnya rugi sendiri: Emosi ditahan. Untuk apa? Kita caci-maki pun mereka tidak akan berubah, karena di Negeri ini kedudukan (kenek pesawat) mereka sangat jauh lebih dihargai dibanding dengan kenek angkot. Saya pernah juga menjadi "korban" penghematan perusahaan. Saya hendak pulang ke CGK, pesawat tidak jadi diberangkatkan dan dijanjikan akan terbang bersama pesawat yang singgah berikutnya. Masuk ke dalam pesawat, kebagian kursi bagian ketiga dari dapur ekor. Ruang antara baris paling belakang dengan badan pesawat, ruang di antara baris terakhir dan baris kedua telah dipenuhi oleh bungkusan entah milik siapa. Belakangan saya ketahui, katanya itu semua barang-barang bawaan kru! Orang-orang bilang rasa sebangsa harus dinomor-satukan dari yang lain-lain, tetapi haruskah kita menerima perlakuan seperti itu sementara kita mengesampingkan makhluk Allah lainnya yang jauh lebih menghargai kita? Bagaimana kira-kira perasaan yang empunya makhluk yang lainnya itu? Apakah Hadits yang berisi "dahulukanlah kaummu" itu telah begitu merasuki sebagian besar penghuni Negeri ini? Zul