Mengikuti Sigit Pramno di TV One bersama Anis Mata, Ketua Pansus., da 
Syamsudin Haris enggak?

Dari sana kan sudah jelas bahwa pertama Sigit terlihat tidak mengikuti 
perkembangan Pansus yang sudah demikian terbuka, ke dua titik tolak 
Sigit Pansus mengenai Bailout sudah usang. Siap seperti ini juga terjadi 
pada Pande Rqaja Silalahi dalam Economic Challenge bersama Suryo Pratomo 
di Metro.

Mungkin Sigit dan Pande adalah dua dari sekian banyak ahli da praktisi 
yang tidak mengikuti perkembangan penyidikan kasus ini karena kesibukan 
mereka. Akibatnya, publik sudah mengikuti perkembangan jauh di depan 
karena informasi yang bebas hambatan, bahakn ikut mendengar rekaman 
rapat GBI dan KSSK,  namun mereka berdua masih membicarakan t-x.

Heran saja kenapa sekarang ini banyak para cerdik pandai yang mudah 
apriori. Sampai Pande Rajasilalahi yang biasanya tampil di TV tenang dan 
elegan terlihat sangat emosional dengan muka merah yang menandakan 
adrenalinnya naik.

Sebelum Pansus ini, dimana sidang-sidang kasus DPR tidak pernah terbuka, 
saya tidak tertarik sama sekali dengan apa yang namanya DPR. Apalagi 
dengan berita miringnya dan lagu Iwan Fals "wakil rakyat" . Bagi saya 
DPR pada saat itu masih saya "prek"kan.  namun setelah sidang tersebut, 
dengan segala plus minusnya, menurut Wimar mencari kejernihan dalam 
kekeruhan, ketambahan penjelasan Irman Putra Sidin soal 
Rakyat-DPR-Konstitusi, maka mata saya mula terbuka. Ini gara-gara Pers 
yang semakin menghadirkan berita ke ruang pribadi. Ternyata, tidak semua 
angota DPR itu bosok. Bila kita sudah apriori dengan DPR maka silahkan 
saja untuk tidak mengikuti konstitusi. Bila DPR nya bosok, maka biarlah 
sistem yang bekerja dan rakyat yang menghukumnya. Nilailah mereka dari 
apa yang keluar dari mulutnya, lepas dari manapun mereka berasal dan 
partainya.

Maka, sekarang setiap orang berhak menilai dan menyebut dirinya rakyat 
Indonesia karena memang demikian adanya, apalagi sebagai pembayar pajak 
dan yang memberi mandat kepada para wakil rakyat.

Memngenai demo dari Mhs dan gerakan kaum muda. Tidak usah risau amat 
karea itu adalah bawaan negeri ini. Kalau kita menyimak Metro Files, 
tampak kaum muda saat itu juga masuk keluar penjara dan pembuangan tiada 
henti, seperti kata Chandra Marta Hamzah "tiada kata jera dalam 
perjuangan" Kalau menurut Rosa Damayanti sebelum ke Australia di sebuah 
Kampus "usia mhs itu hanya sekitar empat tahun dalam pergerakan" 
Aktivitas mhs seperti itu adalah bagian dari   b u i l d i n g    c a p 
a c i t y.  Jadi, biarkan saja itu menjadi bagian dari kegaduhan 
demokrasi menurut Fachry Hamzah.  Jangan sampai ada pendapat yang 
mengatakan bahwa kegaduhan demokrasi itu dikatakan oleh pejuang 
demokrasi untuk sebuah pembenaran keberpihakan.




On 1/25/2010 4:55 PM, liman PAP wrote:
>
> Bankir: Kami yang Merasakan Deg-degan Saat Krisis
> Senin, 25 Januari 2010 | 15:21 WIB
> Kompas/Yuniadhi Agung
>
> JAKARTA, KOMPAS.com --- Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional 
> (Perbanas) mendesak agar tim Panitia Khusus (Pansus) DPR yang 
> menangani kasus Bank Century (kini Bank Mutiara) memanggil para bankir 
> untuk dimintai keterangannya. Pasalnya, para bankir merupakan 
> stakeholder terpenting yang seharusnya dimintai pendapat soal bank.
>
> Demikian disampaikan Ketua Perbanas Sigit Pramono, seusai Dialog 
> Perbankan, Jakarta, Senin (25/1/2010). "Seharusnya ketika bicara 
> mengenai penyelamatan bank, sekurang-kurangnya para bankir diundang 
> untuk memberikan pendapat dan kesaksiannya," ujar Sigit.
>
> Seperti diketahui, dana talangan Bank Century (kini Bank Mutiara) 
> senilai Rp 6,7 triliun yang dikucurkan saat krisis ekonomi global 
> menuai kontroversi. Menurut Sigit, para bankir-lah yang paling 
> merasakan langsung situasi krisis saat itu.
>
> "Kami yang merasakan langsung deg-degan bagaimana situasi krisis. Kami 
> merasakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok, depresiasi 
> terendah, dan hal-hal lain. Mungkin, orang yang tidak langsung dengan 
> perbankan tidak merasakan was-was," tukasnya.
>
> Sigit mengakui, hingga kini pihaknya belum dihubungi Pansus untuk 
> dimintai keterangannya. Meski demikian, dirinya mengaku siap bila 
> dipanggil Pansus nantinya.
>
> "Belum tahu, tetapi kami siap saja memberikan masukan dari perspektif 
> perbankan. Kami sekarang hanya bisa menyampaikan soal ini lewat media, 
> soalnya kan kami tidak bisa meminta agar Pansus agar kami dipanggil," 
> tandasnya.

Kirim email ke