Yang dikritisi SMI adalah kebijakan ekonominya Habibie, bukan soal IPTN-nya. 
Sebaiknya tak dicampur-aduk, sebab bisa menyesatkan alias memberi kesan keliru 
tentang duduk perkara yang sebenarnya.
 
manneke

--- On Mon, 2/8/10, rifky pradana <rifkyp...@yahoo.com> wrote:






Jika bicara masalah IPTN, saya teringat bahwa, yang paling getol
mengeritik kebijakan pak Habibi waktu itu adalah ibu Sri Mulyani

Dan, jika kita
menyimak siaran TV nasional mewancarai ibu Sri Mulyani yang dipandu oleh Rossi
semalam terkuak bahwa ada kesan di th 2008, ibundanya Sri Mulyani dipanggil
oleh yang Maha Kuasa, dan pada waktu itu katanya negara dalam krisis, sehingga
ibu Sri Mulyani lebih mementingkan menyelesaikan masalah - masalah kenegaraan
dari pada bersedih - sedih terus, tetapi apa yang terlihat sekarang ini, dimana
Ibu Sri Mulyanai di
hujat oleh sebagian besar rakyat atas kebijakan yang menyangkut bank century,
rasanya tidak adil yaaa…,

Begitulah yang saya tangkap pesannya
semalam

Oleh karenanya saya berpikir, apakah masalah ini tidak mirip dengan masalahnya 
pak Habibi dan pak Harto yang telah membangun Industri kapal
terbang demi kejayaan bangsa di masa depan, dihancurkan oleh IMF, dan yang
paling menyedihkan ada bantuan dari oknum - oknum yang sering dianggap orang
pintar di negeri ini, semoga rakyat menyadari hal ini.

penulis selalu berdoa agar bangsa
Indonesia jangan sampai memiliki mental kepitingnya orang - orang asia, karena
menurut penelitian bangsa bemental kepiting itu adalah bangsa asia…,

sebagai
contoh jika kepiting dimasukkan
kedalam baskom, maka
yang terjadi adalah setiap kepiting yang akan keluar dari baskom tsb, tidak
akan sukses karena kepiting yang lain menariknya masuk kembali, jadi apa yang
kita lihat saat ini dimana para petinggi negara ,orang - orang yang dianggap
orang pintar di negeri ini, saling berargumentasi untuk saling menjatuhkan, mau
sampai kemana bangsa dan negara Indonesia, jika hal ini tidak di cegah sedini
mungkin …., dan

bagi oknum - oknum yang
dianggap orang pintar ini segeralah menyadari bahwa Allah tidak tidur, dan
azabnya sangat pedih, bertaubatlah, jangan bohongi rakyat indonesia,

apakah kepemimpinan yang baik dan
efektif sudah sirna di negeri ini ?, apakah kita sebagai bangsa sedang
menantikannya ?, ataukah kita sendiri sebagai masing - masing individu perlu
mengikhtiarkan kedatangannya ?,

semoga ada manfaatnya, salam…

*
Sri Mulyani, IPTN, & Mental
Kepiting Orang Asia
http://edukasi. kompasiana. com/2010/ 02/08/sri- mulyani-iptn- mental-kepiting- 
orang-asia/
*


Menonton layar televisi, dimana Wimar Witoelar bersanding kembali di sisi Sri 
Mulyani, seakan kembali membangkitkan nostalgia yang telah berlalu sepuluh 
tahunan yang telah silam.

Saat itu, kasus Bank Bali lagi panas-panasnya diperdebatkan di tayangan layar 
televisi, hampir setiap hari.

Dua ‘pendekar’, Sri Mulyani dan Wimar Witoelar, yang seringkali ditemani oleh 
Prajoto, pun tak luput, hampir setiap hari rajin menghiasi layar televisi. 
Mereka dengan vulgar dan lugas tanpa tedeng aling-aling, mengupas tuntas segala 
teori dan prasangka serta kemungkinan yang terkait dengan kasus Bank Bali ini.

Pendekar-pendekar itu sangat lantang menyuarakan aspirasi rakyat agar 
pemerintah membongkar tuntas kasus Bank Bali, yang saat itu diprasangkai oleh 
berbagai pihak, telah dimanfaatkan oleh rezim Presiden BJ Habibie untuk 
memenuhi kebutuhan dana kampanye politik dirinya.

Tak luput pula Golkar turut dihujat, karena juga ikut diprasangkai oleh 
beberapa pihak, telah keclepretan rezeki uang dari kasus Bank Bali.

Hasilnya, kita ketahui, reputasi Presiden BJ Habibie tercoreng moreng karena 
kasus Bank Bali ini.

Tak luput pula, Golkar beserta ketua umumnya, Akbar Tanjung, yang juga mantan 
ketua umum HMI, telah berhasil sukses diseret sebagai pesakitan ke depan 
pengadilan.

Sepuluh tahunan kemudian, pasca kasus Bank Bali. pendekar-pendekar itu, Wimar 
Witoelar dan Sri Mulyani serta Prajoto, bersanding kembali, dalam posisi yang 
berbeda.

Adakah kasus Bank Century ini, pada hakikatnya hanyalah perulangan kembali 
kasus Bank Bali, dengan pelakon sejarah yang berkebalikannya ?.

Wallahulambishshawa b.

*
Bali berlanjut ke Century
http://polhukam. kompasiana. com/2009/ 12/20/bali- berlanjut- ke-century/
*


Ada yang masih ingat dengan pesawat udara tipe N-250, lansirannya IPTN ?.

Konon, pesawat bermesin turboprop ini mempunyai dimensi lebar sayap 28.00 M dan 
panjang badan 26.30 M serta tinggi 8.37 M ini mempunyai kapasitas 50-68 
penumpang. Kecepatan jelajah maksimalnya 610 Km/Jam. Jarak jangkauan jelajah 
normalnya sejauh 1.480 km, dan jika ditambahi tangki cadangan dapat mencapai 
sekitar 2.040 Km.


Mungkin juga ada diantara rakyat Indonesia yang masih ingat, bagaimana saat 
penerbangan perdana prototipenya yang bertepatan dengan peringatan Hari 
Pahlawan di tahun 1994 yang lalu.

“Saya bilang, bahwa sembilan puluh persen penciptaan pesawat ini didasarkan 
atas Al-Quran”, kata Bj Habibie saat mempromosikan hasil karya dan kerja 
anak-anak bangsa Indonesia itu.


Dr. Ing. Haji Bacharuddin Jusuf Habibie ini di dunia industri pesawat terbang, 
terkenal dengan sebutan Mister Crack, lantaran penemuan rumusnya tentang 
kelelahan dan retakan serta rekahan sampai ke atom-atomnya di titik-titik rawan 
kelelahan.

Rumusan yang biasa disebut dengan nama Faktor dan Metode Habibie. Suatu rumus 
yang membuat dunia industri pesawat terbang menjadi efisien di biaya 
pembuatannya. Serta dapat diciptakan pesawat dengan bobot yang jauh berkurang, 
sementara kinerja pesawat bisa ditingkatkan lantaran daya angkut pesawat 
meningkat dan daya jelajahnya makin jauh.

Sebelum adanya rumus Habibie ini, para perancang pesawat terbang biasanya 
meninggikan faktor keselamatannya (SF) dengan meningkatkan kekuatan bahan 
konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya, untuk mengantispasi 
kemungkinan muncul keretakan konstruksi.

Sehingga bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar (operating empty 
weight) dapat disusutkan hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan setelah 
Habibie menyusupkan material komposit ke rangka tubuh pesawat, angka penurunan 
bisa mencapai 25% dari bobot sebelumnya.


Kembali ke soal N-250, bersamaan dengan penerbangan perdana prototipenya itu, 
juga ditetapkan adanya Hari Kebangkitan Teknologi. Seraya dicanangkan 
dimulainya proyek pesawat tipe N-2130, pesawat jet berpenumpang 100 orang.

Saat itu, muncul harapan yang membuncah bahwa Indonesia akan mulai dapat 
sedikit demi sedikit memenuhi sendiri dari sebagian kebutuhannya akan pesawat 
udara sebagai jembatan udara dari wilayahnya yang terdiri atas ribuan pulau.

Pesawat karya anak bangsa itu diharapakan akan dapat mengisi kebutuhan akan 
pesawat penumpang dengan rute-rute domestik yang relatif pendek. Maupun 
kebutuhan angkutan militer bagi TNI AU, termasuk juga pesawat patroli maritim 
bagi TNI AL.


Harapan yang tidak berlebihan, mengingat di dasawarsa sebelumnya, IPTN 
berkoalisi dengan Casa Spanyol sudah sukses merancang dan memproduksi pesawat 
CN-235 bermesin turboprop.
Produksi pertama CN-235 sudah dimulai semenjak Desember 1986. Sebelumnya, IPTN 
bekerjasama dengan Casa juga telah cukup lama merancang dan memproduksi CN-212.

Konon, CN-235 bermesin turboprop ini mempunyai dimensi lebar sayap 25.81 M dan 
panjang badan 21.40 M serta tinggi 8.18 M ini mempunyai kapasitas 30-45 
penumpang. Kecepatan jelajah maksimalnya 509 Km/Jam. Jarak jangkauan jelajah 
normalnya sejauh 796 Km.

Pesawat CN-235 lansiran IPTN ini telah berkali-kali mengikuti berbagai pameran 
di event tingkat internasional. Termasuk di ikut tampil di Singapore Air Show 
tahun 2008, walau lokasi stand nyempil di pojok saja.


Konon menurut kabar, ada beberapa gelintir negara diluar Indonesia dan Spanyol 
yang mempergunakan CN-235 ini.

Diantaranya adalah Tentara Udara Diraja Malaysia, Angkatan Udara Kerajaan 
Thailand, Tentara Udara Diraja Brunei Darussalam, Angkatan Udara dan Angkatan 
Laut Turki, Angkatan Udara Pakistan, Angkatan UdaraAfrika Selatan, Penjaga 
Pantai Amerika Serikat.


Sesungguhnya di lingkungan TNI AL, pesawat CN-235 varian MPA yang dilengkapi 
dengan seach radar, tactical navigation, day light TV, data handling/ 
recording, video dan data link, digital communication system, anti jamming VHF/ 
UHF, serta sarana lain pendukung pelaksanaan tugas patroli maritim, dapat 
diproyeksikan sebagai pengganti peran pesawat Nomad P-837 yang buatan Australia.

Sampai dengan saat ini, TNI AL mempunyai sebanyak 42 buah pesawat jenis Nomad 
P-837, termasuk yang untuk keperluan intai maritim.


Kini, IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) sudah beralih nama menjadi PTDI 
(PT. DirgantaraIndonesia ) atau Indonesia Aerospace

Pesawat yang diberi nama Gatotkaca ini, menjadi mangkrak akibat kekurangan dana 
pengembangan.


Perjalanan PTDI sendiri juga kembang kempis, layaknya hidup segan tak mati pun 
tak mau. Dari IPTN yang semula mempunyai sekitar 1.300 sarjana lulusan luar 
negeri (dari program beasiswa) kini hanya tinggal 80-an yang masih bertahan 
hingga kini.


Sungguh ironis, negara dinyatakan tak mampu menyediakan anggaran untuk 
mengembangkan program swadaya di bidang teknologi dirgantara.

Namun kebalikannya, ternyata negara selalu mampu menomboki dan memblanket 
guarantee bank-bank yang merugi dan terancam kolaps, seperti yangn terjadi di 
kasus BLBI dan kasus Century.

Sementara itu, ekor dan buntut dari kebijakan penombokan dan blanket guarantee 
itu setiap tahunnya terus menerus membebani keuangan negara, yang entah sampai 
kapan lunasnya.


Ini, sesungguhnya soal ketidak-mampuan ?. Atau, soal ketidak-mauan dan 
keberpihakan serta kecenderungan hati saja ?.


Walalahualambishshw ab.

*
Referensi bacaan terkait :
* ‘Opo Ora Hebat ?’, klik di sini .
* ‘Surat dari Kanada’, klik di sini .
* ‘Suramadu ide BJ Habibie’, klik di sini .
* ‘Habibie dan Land Reform’, klik di sini .
* ‘Prof BJ Habibie dan Century’, klik di sini .
* ‘Balada Habibie-Amien- JK-Hatta’, klik di sini .
* ‘Habibie dan SBY Presiden Legendaris ?’, klik di sini .
* ‘Sri Mulyani algojo bagi Golkar ?’, klik di sini .
* ‘Bali berlanjut ke Century’, klik di sini .
* ‘Sri Mulyani Wapres 2014-2019’, klik di sini .
* ‘Menggagas Safrie & Sri Mulyani’, klik di sini .
*
Gatotkaca Indonesia, Hopo kurang Hebat ?
http://ekonomi. kompasiana. com/2010/ 02/08/gatotkaca- indonesia- hopo-kurang- 
hebat/
*

[Non-text portions of this message have been removed]


Reply via email to