Profesor bukan gelar akdemis tertinggi tetapi jabatan akademik tertinggi itu 
adalah jabatan fungsional tertinggi
Dr (Doktor) bukan "DR" = "dr" (Dokter), baru Dr. (PhD) inilah yang merupakan 
gelar akademik tertinggi.
Lihat UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Setahu saya Prof Hc koq gak ada, yang ada Doktor Hc

Mungkin yang dimaksudkan itu...........





________________________________
Dari:rifky pradana <rifkyp...@yahoo.com>

Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Profesor juga Manusia


Profesor adalah gelar akademis tertinggi di perguruan tinggi yang
menandakan bahwa yang bersangkutan adalah maha guru atau guru besar di
perguruan tinggi.

Disamping itu, juga ada profesor honoris causa. Biasanya gelar ini
diberikan untuk menghormati seseorang atas jasa dan kontribusinya di bidang
tertentu.

Konon, persyaratan untuk mendapatkan gelar profesor yang bukan profesor
honoris causa itu tak mudah. Tak cukup banyak orang yang mampu meraih gelar
tersebut.

Persyaratannya itu antara lain adalah dosen yang telah menyelesaikan
pendidikan doktor atau yang telah mencapai jenjang jabatan akademik Lektor,
mempunyai sejumlah karya ilmiah yang yang dipublikasikan di jurnal ilmiah
yang terakreditasi, serta menunjukkan kemampuan akademik dalam membimbing calon
doktor.

Biasanya masyarakat sangat hormat dan respek terhadap seseorang yang
bergelar profesor. Hal itu disebabkan masyarakat sangat kagum dan hormat atas
kecerdasan dan kejeniusan serta kepandaian dari seseorang yang bergelar profesor
tersebut.

Contoh dari seseorang yang bergelar profesor honoris causa itu adalah
profesor Haji Bacharuddin Jusuf Habibie, yang mantan Presiden Republik 
Indonesia.

Sedangkan salah satu contoh seseorang yang bergelar profesor itu adalah
profesor Boediono, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Republik 
Indonesia.

Namun, yang namanya profesor itu tetaplah seorang manusia biasa. Dalam
arti, bukanlah seorang Nabi yang Maksum.

Seorang profesor bukanlah seseorang yang Maksum, yang terbebas dari
melakukan sesuatu kesalahan baik itu disengaja atau tidak disengaja.

Bukanlah juga seseorang yang seperti Mursyid Sufi atau Resi Begawan
yang terbebas sepenuhnya dari pamrih dan ambisi serta kepentingan syahwat diri
ataupun kepentingan syahwat kelompoknya.

Perkataan dan fatwanya juga bukanlah berarti seperti sabda seorang
Nabi. Ilmu dan teorinya juga bukanlah berarti seperti ayat-ayat suci dari kalam
Illahi yang kebenarannya adalah haq dan mutlak.

Jadi, yang namanya profesor tetap saja mempunyai kemungkinan berbuat
kesalahan.

Perbuatan salah yang bisa jadi suatu kekhilafan tak disengaja, namun
bisa jadi juga diniatkan atau disengaja untuk berbuat kesalahan itu.
Motivasi yang mendorongnya melakukan perbuatannya itu terbuka juga
kemungkinan dilandasi adanya pamrih dan ambisi terhadap sesuatu yang ingin
diraihnya, demi memenuhi hasrat dan syahwat kepentingan dirinya sendiri.

Dan, juga ada kemungkinan lain, yaitu karena dilandasi motivasi yang
untuk memenuhi hasrat dan syahwat kepentingan kelompoknya.
Baru-baru ini ada seorang yang bergelar profesor dari sebuah perguruan
tinggi di Bandung Jawa Barat, yang telah membuat kerepotan harian umum The
Jakarta Post. Kerepotan yang ditimbulkan oleh artikel berjudul ‘RI as A New
Middle Power ?’.

Profesor itu, lantaran perbuatannya yang merilis artikel tersebut,
telah menuai kecaman dan penghakiman telah berbuat kesalahan. Perbuatan yang
bagi kalangan akademisi dikategorikan sebagai perbuatan buruk dan tercela.

Banyak kalangan yang merasa heran bahwa profesor ternyata bisa juga
sampai melakukan kesalahan. Bahkan, beberapa kalangan tetap tak bisa
mempercayai dan tetap berpendapat bahwa profesor itu tak mungkin bisa melakukan
kesalahan.

Mungkin, seharusnya tak perlu heran, cukup dimaklumi saja. Sebab,
profesor juga manusia, manusia biasa.

Wallahulambishshawa b.

*
Catatan Kaki :
Artikel lain yang berjudul ‘Upsss…Salah….!’
dapat dibaca dengan mengklik  di sini , dan yang
berjudul ‘KPK, Apa yang Kau Tunggu ?’
dapat dibaca dengan mengklik di sini , serta yang
berjudul ‘Al-Qur’an Bicara, Believe It or
Not’ dapat dibaca dengan mengklik di sini .

*
Profesor juga
Manusia
http://hiburan. kompasiana. com/2010/ 02/09/profesor- juga-manusia/
*

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke