Dari hasil wawancara dengan Makelar Kasus yang sudah beroperasi belasan tahun 
di Mabes POLRI di TV One (saat itu, wajah, nama dan suara disamarkan), ada 
tuduhan bahwa pernyataan Susno ada yang dianggap terlalu tendensius dan 
cenderung ke fitnah, yaitu ketika Susno menyatakan bahwa: Kantor Markus ada di 
sebelah Ruang Kapolri.
Menurut Markus tersebut, ruang di sebelah Ruang Kapolri adalah Ruang Rapat para 
Pimpinan POLRI.
Memang diakui oleh Markus tersebut bahwa transaksi tentang jual beli perkara, 
jumlah uang suap yang harus dibayarkan serta di transfer ke rekening siapa 
(biasanya domisili pihak yang mendapat transfer ada di luar jawa, misalnya 
Kalimantan, dsb) memang umumnya dilakukan di ruang rapat tersebut, karena ruang 
rapat tersebut dibuat kedap suara, sehingga tidak ada pihak yang bisa menguping 
transaksi tersebut. 
Namun demikian ruang tersebut tetap berfungsi sebagai ruyang rapat Pimpinan 
POLRI dan bukan kantor Markus.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 23/3/10, Nugrasius - W73 <nugras...@ptadaro.com> menulis:


Dari: Nugrasius - W73 <nugras...@ptadaro.com>
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi menistakan dirinya
Kepada: "Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com" 
<Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com>
Tanggal: Selasa, 23 Maret, 2010, 12:57 AM


  



(news) Polisi Menistakan Dirinya Sendiri <http://groups. yahoo.com/ 
group/Migas_ Indonesia/ message/91063; _ylc=X3oDMTJyZjB 0MzZlBF9TAzk3MzU 
5NzE1BGdycElkAzM 4NjI5MTcEZ3Jwc3B JZAMxNzA1MDgzMzQ xBG1zZ0lkAzkxMDY 
zBHNlYwNkbXNnBHN sawN2bXNnBHN0aW1 lAzEyNjkyNDEwMTU ->
Posted by: "Ahmad Mujib" ahmad.mujib@ gmail.com <mailto:ahmad.mujib@ 
gmail.com?Subject=%20Re% 3A%28news% 29%20Polisi% 20Menistakan% 20Dirinya% 
20Sendiri> ahmad.mujib <http://profiles. yahoo.com/ ahmad.mujib>
Sun Mar 21, 2010 5:04 pm (PDT)

Polisi Menistakan Dirinya Sendiri

Source :
http://polhukam. kompasiana. com/2010/ 03/22/polisi- menistakan- 
dirinya-sendiri/

Bapaeogi :
suka memperhatikan kehidupan dan membaca sifat sifat manusia dalam skala
personal maupun komunal. Di komunitas pedalungan, seorang dewasa biasa
dipanggil dengan nama anak pertamanya, jadi Bapae Ogi adalah nama saya
sekarang, sedang nama kedua saya adalah Bapae Dido.

| 22 Maret 2010 | 03:34

Alamarhum Bapak saya adalah polisi, tapi sudah pensiun sejak 1972, jaman
nya Polisi masih bersih dan belum ternista. Sekarang kalau melihat Polisi di
negara XXXX, orang pasti geram, muak dan selalu terbayang pencuri
berseragam. Bahkan ada Ketua Mahkamah Konstitusi memberikan gambaran, kalau
orang lapor kehilangan kambing, bisa-bisa sapi nya ikutan hilang. Orang
lapor kehilangan dompet saja musti bayar biaya pelaporan, padahal sudah
hilang kecopetan karena ketidak kompeten an petugas keamanan, lah kok ketika
lapor malah kena uang administrasi, biaya mengetik, uang stempel.

Belum lagi yang namanya Polantas, sudah tersohor dimana-mana, selalu main
uang damai. Mengadakan razia-razia liar terutama kalau sudah tanggal tua.
Banyak orang yang memiliki pengalaman tidak nyaman dengan Polisi di jalanan,
kalau melihat polisi malahan merasa tidak aman. Konon beberapa Kasatlantas
meminta setoran dari anak buahnya setiap mereka pakai mobil dinas atau motor
untuk berpatroli. Uang bensin untuk patroli sudah ditilep sehingga sang anak
buah harus swadaya dalam menjalankan tugasnya, ujungnya tentu saja malak
pengguna jalan yang selalu ada saja salahnya ......

Reskrim dan intel juga sama saja, permainannya dengan cukong-cukong dan
orang-orang kesandung kasus. Back up kejahatan, Jual beli kasus, tawar
menawar untuk penyelesaian damai, sudah jadi rahasia umum. Orang-orang yang
pernah berhubungan dengan reskrim pasti mengerti benar bagaimana rasanya
kalau punya masalah dengan mereka. Bagaikan serigala, mereka berebut mangsa,
bukan memberikan pelayanan dan bantuan, tapi malah lebih menyusahkan dan
membuat urusan semakin ruwet berkepanjangan. Semua didasarkan pada
kewenangan mereka untuk menilang, untuk memberkas, untuk memberlakukan
pasal-pasal.

Pengalaman buruk ini sudah menjadi umum di masyarakat, sangat nyata dan
terendus oleh banyak hidung. Polisi bukan lagi pekerjaan mulia, bad
Cop lebih banyak dibanding Good Cop, tapi setiap kali muncul masalah, selalu
saja dibilang oknum. Kalau sudah lebih dari 70% oknum, maka itu bukan lagi
suatu organisasi bersih, hanya sekedar sarang mafia. Orang bahkan bilang
cuma ada dua polisi jujur, yaitu polisi tidur dan polisi patung.

Itu adalah gambaran Polisi di negara XXXX, bagaimana di indonesia ? Ketika
kasus Cicak lawan Buaya mencuat, semua anak bangsa berbaris dibelakang
Cicak, belum pasti Cicak nya benar, tapi sudah terlanjur tergambar jelas
bahwa Buaya hanyalah sekedar mahluk buas yang jahat luar biasa. Sayangnya
dalam kasus itu, Buaya dikerucutkan pada sosok Susno, bukan di kambing
hitamkan tapi di buaya kan, bahkan ketika Susno menangis di depan forum DPR,
orang-orang bilang air mata buaya. Sebenarnya yang buaya bukan Susno, tetapi
institusi nya. Moment itu tidak disadari oleh Pimpinan kepolisian untuk
segera memperbaiki diri. Untuk mengubah image yang terlanjur berkembang di
masyarakat bahwa Polisi bukanlah sahabat rakyat. Tidak dilakukan gebrakan
pembersihan internal dan pendisiplinan agar kinerja kepolisian menjadi lebih
baik. Tetap saja kenakalan-kenakalan lama dipelihara, tidak berubah.
Prestasi yang dicapai Densus 88 dianggap anomali dan spesial, bukan korps
polisi secara umum. Tetap saja Kapolres-kapolres kaya raya dan bergaya hidup
mewah, tanpa rakyat tahu darimana mereka dapat uang sedemikian berlebihan,
jauh melebihi gaji nya.

Oleh karena itu ketika Jendral Polisi Susno bernyanyi bahwa ada makelar
kasus di kepolisian, penilapan uang 25 miliard, orang geleng-geleng dan
percaya padanya. Bantahan dari kepolisian sudah terlanjur tidak bisa
dipercaya. Ooooo begitu to caranya pejabat itu jadi kaya raya, mangkanya
kalau sudah laporan ke KPK hartanya bisa eM eM an ..... ternyata salah satu
modus pengutilan nya semacam itu. layak saja. Kemudian kalau ditengok gaya
hidup pejabat-pejabat yang lain dan menemukan model yang sama pasti
terfikirkan .... modus yang bagaimana lagi yang dipakai pak pejabat yang ini
buat jadi kaya ? Apapun modus nya dasarnya pasti nyolong juga, korupsi.
Lengkaplah bukti yang menempatkan Indonesia raya di urutan pertama negara
paling korup se asia pasifik saat ini.

Balik ke Pak Susno dan Polisinya, kalau dianggap pak Susno menistakan
kepolisian, hehehheheh apakah bukan sedari dulu sudah nista ? Pak Susno cuma
menunjukkan satu dua borok yang ada, masalah yang punya badan ga mau
mengobati diri dan balik marah marah sambil menutupi boroknya silakan saja.
Yang pasti yang borokan itu nista dan tidak sehat, baunya saja sudah menguar
kemana-mana. Kalau sudah ditunjukin satu dua, sebaiknya segera diobati,
bakterinya dibunuh. Bagus juga itu dijadikan starting point untuk memeriksa
badan secara menyeluruh. Diobati satu persatu sampai semua boroknya hilang,
tentu saja tidak perlu sampai mengamputasi kepala ...... heehhehehe, ntar ga
bisa pusing dong kalau kepala nya hilang.

Apapun alasan Pak Susno untuk menunjukkan kenistaan Kepolisian, masyarakat
ada di belakangnya. Masyarakat tidak mau institusi kepolisian menjadi mafia
dimana bersarang orang-orang jahat berseragam dan bersenjatakan pistol serta
kewenangan atas pasal-pasal. Masyarakat tidak mau kepolisian menjadi sarang
preman yang menarik setoran dari usaha-usaha gelap, dari sopir-sopir truk,
dari orang-orang yang kesandung masalah hukum dan pengguna jalanan.
Masyarakat tidak mau pimpinan kepolisian hidup mewah-mewahan seakan
kemewahan itu adalah kewajaran, padahal asal usul uangnya jelas dari korupsi
dalam segala bentuk nya. Citra kepolisian sudah sangat buruk di mata
masyarakat, terbukti pada kasus Cicak lawan Buaya, semua langsung berbaris
di belakang Cicak. Kepolisian harus berusaha keras untuk memperbaiki citra
nya. Pembersihan harus dilakukan dari pucuk pimpinan hingga ke rekrutmen
calon polisi baru, dari pusat Jakarta hingga Polsek-polsek di daerah. Polisi
yang bersih akan dapat merebut hati masyarakat. Ketika Bapak saya yang
pensiunan Polisi dulu meninggal, ratusan orang mengantarnya ke makam, juga
dari kampung-kampung sebelah. Waktu itu polisi masih terhormat, belum
ternista.

Flensburg Fjord, 21 03 10

____________ _________ _________ __
Disclaimer :
This electronic mail transmission may contain material that is legally 
privileged and confidential for the sole use of the intended recipient. Any 
review, reliance or distribution by others or forwarding without express 
permission is strictly prohibited. If you are not the intended recipient or the 
employee or agent responsible for delivery of this message to the intended 
recipient, you are hereby notified that any disclosure, copying, dissemination, 
distribution or taking any action in reliance on the contents of this 
information is strictly prohibited and may be unlawful. If you have received 
this communication in error, please notify the sender immediately by responding 
to this electronic mail and then delete all copies including any attachments 
thereto from your computer, disk drive, diskette, or other storage device or 
media.

Adaro Group does not accept any liability in respect of communication made by 
its employee that is contrary to company policy or outside the scope of 
employment of the individual concerned.

[Non-text portions of this message have been removed]









      &quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com&quot;

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke