Hal yang perlu diamati dengan baik hingga detail......kenapa MESTI LEWAT 
SINGAPURA ?
Harus ada SOLUSI CERDAS dari kita semua terutama Penyelenggara Negara dan 
Pengusaha,
bagaimana mengatasi KEBOCORAN dana orang Indonesia akibat Lingkaran Setan ini.
Ribuan Trillian.........yang BOCOR? 
Departemen Keuangan,Perdagangan atau Perindustrian harus lebih cerdas untuk 
atasi hal ini.
Saatnya berinovasi atau mencari terobosan agar kebocoran menjadi
KEKAYAAN NEGARA dan BANGSA.Trims.




________________________________
From: Henny Hughes <hen...@wt.net>
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sun, April 4, 2010 1:32:22 AM
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Lambatnya penumpasan KKN [was] : Sketsa: 
Merampok Ribuan Triliun Melalui Transfer  Pricing Pajak (I)

  
Menanggai ulasan rekan Martin saya kirimkan e-mail dengan judul Linkaran 
Setan…sisi lain lumpur korupsi yang sangat empuk….yang saya posting di 
mediacare… 

Rekans,

Ada tulisan rekan Bungaran berturut turut yang saya anggap sangat membantu dan 
seharusnya bisa membukakan pikiran rekan-rekan khususnya di milis ini atas 
kekeliruan “penilaian anda” dan “keberpihakan anda” terhadap tokoh yang anda 
puja-puji. Hal yang sangat menonjol saya lihat antara rekan Martin dan Liem. 
Yang satu membela SBY, SMI & B dan mengatakan angka Susno angka tuyul yang 
satunya berseberangan dan menjunjung Susno. Ada juga sebagian yang berpendapat 
ini masalah balas dendam Susno.

Tapi yang saya kawatirkan masalah Gayus-Markus ini akan menenggelamkan kasus 
Century, sementara Andi Malarangeng sedang giat berkempanye dan  Susno di Lobby 
hingga menyerah.

Terlepas dari hal tsb mari kita renungkan gebrakan SMI yang sepotong-sepotong 
tak menyelesaikan mesalah. Dalam satu sisi gaji dinaikkan korupsi tetap dan 
bahkan lebih subur tumbuhnya. Jangan bilang seorang PhD. Seorang ibu , janda 
usia hampir 70 tahun tak lulus SD berkata…ah gaji mereka dinaikkan korupsi 
tetap meraja lela, pajak PBB naik terus. Saya yang janda bolak-balik kekantor 
pajak minta turun PBB tak bisa, dan tak dilayani……menteri malah menaikkan gaji 
mereka emang uangnya dari mana? Dan korupsi tetap saja tambah subur, kalau 
kerja jangan sepotong-sepotong…..

Kalau srikandi SMI dan MP menguasai masalah maka kita tak terpuruk begini. 
Rakyat kita yang 230 juta + ini membutuhkan sebuah gebrakan lapangan kerja mari 
kita lihat dari satu sisi impor dan ekspor.

Bila kita serius ingin membangun ekspor pasti bisa. Harus kita pahami untuk 
membuat produk ekspor yg diterima pasar masing-masing negara harus mengikuti 
persaratan mereka dan hal tsb termasuk bahan-bahan yang dipakai. Adanya 
kandungan local content dan import contentnya. Untuk Impor ini aduh biung 
masalahnya ruwet dan korupsinya menjamur.

Tahukan anda angka perhitungannya? Harga barang + Transport (dari negara asal)+ 
Asuransi, baru ditambahkan pajak=kita namakan HTA. Lalu diatas HTA tadi ada 
lagi PPH, lalu ada lagi Pajak Import berdasarkan nomor HS. Lalu ada lagi 
tambahan kalau termasuk barang mewah yang tidak jelas….

Kalau barang anda tiba dipelabuhan anda tidak segera mendapatkan surat-surat 
dan membayar semua pajak makan sdh jelas anda akan membayar biaya lebih yang 
masuk kategori “demurage”. Sedangkan untuk membayar katakanlah anda tak pusing 
akan angka yang dibuat petugas bea cukai, tetap membutuhkan waktu yang cukup 
signifikan. Ini hanya untuk membayar saja lho. Membayarpun sulit.

Ada banyak perusahaan Freight Forwarder yang akan menawarkan jasa mengurusan 
kepada anda, dan harga jasanya tudak murah….lalu ada lagi permainan 
borongan…satu kontainer 20’ , 70 juta  kontainer 40’ 90 juta……dan ini anda tak 
usah pusing semua surat-surat beres akan tetapi tak ada garansi suatu saat anda 
bisa diperiksa dan anda akan kena. Biar tak diperiksa anda harus nyogok lagi. 
Jadi sekali anda masuk kancah in akan sulit untuk keluar.

LADANG INI LUAR BIASA PERPUTARAN UANGNYA, DAN ANDA REKAN WARATAWAN KALAU 
MEMILIKI NYALI MEMBUKA KASUS INI SAYA KIRA 7 TURUNAN KELUARGA ANDA AKAN DAPAT 
PAHALA.

Karena perhitungan pajak yang begitu tinggi maka para importir mengalamatkan 
barangnya ke SINGAPORE. Di Singapore bukan dibongkar muat hanya diturunkan 
dinaikkan kembali untuk pengecekan petugas Bea Cukai Sngapura dan pembuatan 
dokumen baru lalu dikirmkan ke Indonesia. Total biayanya jauh lebih murah dari 
pada perhitungan pajak tahap pertama di Indonesia. Misalnya harga kontainer 20 
ribu US + ongkos dari USA 5 ribu total hitungan 20 + 5 tambah asuransi . 
Setelah dibuat dokumen ulang dari Singapura maka perhitungan Harga dasar 
menjadi 20 ribu + 400 US $ (ongkos dari Singaura ke Jakarta saja) + asuransi. 
Ini jauh lebi murah 

Mari kita berhitung berapa uang yang kita berikan ke pemerintah Singapura 
setiap harinya.

Para cukong-cukong pengimpor tadi tak mau kalah semua beban tentu dimasukkan ke 
harga penjualan dan kembali lagi rakyat kecil yang harus memikul beban.

Anda terhenyak melihat RRC. Berapa banyak kulit yang mereka import dari USA. 
Mereka ambil technology USA yg sejak dari dulu ahli menyamak kulit, dan 
sekarang mereka isi pasar pakaian dari kulit misalnya jaket dsb. Mereka ambil 
technology sepatu sehingga sekarang pasar sepatu Amerika dinominasi  RRC. 
Proses masuknya barang import yg belum diolah ke RRC sangat mudah dan untuk hal 
ini tak perlu seminar tak perlu PANSUS.

Bukannya di RRC tak ada kulit tentu ada, tapi RRC tahu bahwa sapinya tak 
sebesar sapi paman Sam. Sama dengan di Indonesia Sapi kita ada dan petit lalu 
penuh bekas cambukan. Lalu jumlahnya juga tak mencukupi. 

Sepatu di Indonsia bukan tak ada lihat saja WIMO yang dari dulu sdh eksis. 
Kembali lagi soal mental. Design dan kenyamanan diperhatikan oleh pengusaha RRC 
dan mereka tak suka menyunat seperti pengusaha kita dimana hanya karena 1 cm 
saja ukuran bahan mereka korupsikan. Sehingga tidak nyaman memakai sepatu 
Indonesia….dan perlahan-lahan lemnya diganti dengan yang lebih murah akhirnya 
kita kembali membeli sepatu impor. 

Sebaliknya org RRC tahu bahwa kaki mereka yang mungil-mungil tak bisa dijadikan 
standard dan mereka harus memakai standard negara tujuan. Sebaliknya Indonesia 
karena mau hemat tadi, ukuran dipaksakan, akhirnya yah tak laku. Bahan 
dihematkan uangnya adalah untuk biaya sang pengusaha dan keluarga berfoya-foya. 
Lalu bila brg ditolak, karyawan di pecat seenaknya dengan berbagai alasan.  
Karyawan mengadu ah..gampang sogok saja petugasnya…KUHP = KASIH UANG HABIS 
PERKARA. Karyawan membentuk union eh gampang pegang saja pentolannya diberikan 
bulanan…….

Lingkaran Setan………

Cheers

HH

From: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com [mailto:Forum-Pembaca- 
kom...@yahoogrou ps.com] On Behalf Of Martin Widjaja
Sent: Tuesday, March 30, 2010 8:00 PM
To: mediac...@yahoogrou ps.com; Forum Kompas
Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Lambatnya penumpasan KKN [was] : Sketsa: 
Merampok Ribuan Triliun Melalui Transfer Pricing Pajak (I)

Tulisan yang selalu bagus dari Mas Iwan P sungguh bisa membantu
Ibu SMI dalam mempergunakan momentum yg ada menumpas KKN 
bukan cuma mafia2 saja terutama yg di institusi pajak dan bea cukai
yang memang lahan basah yang kronis dengan gelimangan godaan uang.
Kalau saja kemarin kita perhatikan konpers di Kementrian Keuangan
yang nggak ditayangkan oleh TV One dll maka sungguh saya bisa merasakan
perbedaan cara dan usaha seorang menteri [ SMI ] dibandingkan dengan 
misalnya Menhukham dalam menghadapi kasus temuan Ayin di penjara 
Pondok Bambu oleh Satgas anti Mafia belum lama ini atau pejabat2 setingkat
menteri lain dalam menghadapi kasus2 KKN yg terbongkar di kementriannya.
Pemikiran yang komprihensif oleh Ibu SMI nggak menarik buat yang anti
dan apriori padanya, bahkan tetap sinis misalnya yg ditunjukkan oleh 
P Suryo dari Metro TV dalam komentar2nya dalam memandu acara soal 
P Gayus yang termasuk aparat pajak/kementrian keuangan .
Kalau saja Mas Iwan dll pengamat mau mendalami gebrakan2 di Kemenkeu
bukan hanya menyoroti soal kebijaksanaan menaikkan gaji petugas pajak/
bea cukai dll maka sesungguhnya banyak sekali perbaikan secara sistemik
yang dilakukan namun memang masih terasa lambatnya hasil penumpasan
KKN yang sudah menghasilkan banyak musuh bagi Ibu SMI itu [ termasuk
ex Dirjen Pajak yg sekarang jadi Ketua BPK ]
Misalnya soal perpajakan yang saya sehari2 hadapi , saya mendapatkan 
sungguh banyak perbedaan cara dan mental petugas pajak terkait dengan
usaha dan pembayaran pajak termasuk soal sunset policy.
Staf saya maupun konsultan pajak saya mempunyai kesimpulan yang sama 
bahwa mereka TIDAK bisa main2 dengan petugas2 pajak yang muda2 itu
namun sangat terbantu dengan penyuluhan bagaimana membayar pajak yg 
BENAR tanpa pamrih !
Mungkin saja kondisi yang di hadapi nggak bisa di generalisir , atau mungkin 
saja 
kebetulan, namun saya bisa merasakan ada beda yang besar dengan sebelum 
reformasi perpajakan dilakukan selama ini.
Agak sulit dipahami kalau dikatakan ada ribuan Triliun yg telah dirampok 
kalau APBN kita hanya 1100 T atau objek pajak asset property dll juga hanya 
3000an T , bagaimana pajak nya bisa dirampok hampir sama dengan objek 
pajaknya ?
Namun kalau benar bagus sekali paling enggak bisa dimasukkan langsung
pada Ibu SMI yang kemarin mengatakan akan sangat menghargai 
masukan2 apap saja yang bisa mempercepat penumpasan KKN secara sistemik.
Saya tidak seoptimis itu melihat usaha Satgas Anti Mafia atau Polisi atau 
Kejaksaan
atau Pengadilan dibandingkan pemaparan Ibu SMI menumpas KKN ,
Saya merasa kenaikan hasil pajak ribuan persen dibandingkan jaman Maestro HMS
adalah indikasinya, kalau enggak negara kita ini sudah bangkrut.
Cuma saya setuju kalau usaha menumpas KKN termasuk Mafia2 ini masih lambat
yang harus dioptimalkan , yang jelas susah sekali melihat wakil2 rakyat [DPR/D]
terutama yang sungguh hopeless .

Salam , martin - jkt 

 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke