Press Release :

dr Ribka Tjiptaning

FPI Harus Disikapi Bersama





Dalam tiga hari ini Munarman  mewakili FPI sebagai  juru bicara menolak
kalau FPI terlibat pembubaran acara di Banyuwangi. Paling tidak kami
mencatat tiga kali tampil di TV One dalam acara “Apakabar Indonesia”, dan
tadi malam di Metro Tv dipanel dengan Eva Sundari dan ketua Fraksi PKB, dan
wakil dari Wahid Institute.

Sudah lumayan maju FPI sekarang punyai juru bicara yang agaknya ingin
bermain ditingkat wacana, tidak fokus semata pada aksi kekerasan massa.
Munarman pula yang dipilih, mantan koordinator Kontras, yang tentu sangat
paham bagaimana berdebat ditataran wacana publik.

Intinya, Munarman menolak bahwa FPI terlibat dalam peristiwa Banyuwangi
tanggal 24 Juni 2010. Ia Membeberkan bukti bahwa FPI tidak terlibat. Dia
sudah mengumpulkan fakta bahwa tidak  ada instruksi dari organisasi FPI di
Banyuwangi. Kata dia juga mengumpulkan fakta dari pihak lain bahwa FPI tidak
terlibat.

Munarman menolak wacana publik yang menuduh FPI terlibat dan wacana yang
ingin menuntut FPI dibubarkan. Kekerasan bukan milik FPI semata, Munarman
balik menuduh kenapa kekerasan di setiap Pilkada tidak diselesaikan, dan
partai yang terlibat tidak dibubarkan saja. Ia menuduh hampir semua partai
dalam Pilkada selalu ada kekerasan dan keributan. Bahkan Munarman mengklaim
bahwa FPI sekarang ini telah mendispilinkan anggpta FPI. Semua gerakan yang
dilakukan harus ijin organisasi dan kalau melanggar  bakan dikenai sangsi,
bahkan bisa dipecat.

Menurut kami apa yang disampaikan Munawarman tidak tepat. Fakta yang kami
dapat adalah FPI terlibat. Kami punya bukti rekaman peristiwa itu. Ketika
massa berorasi dan berteriak-teriak membubarkan acara tersebut wartawan
bertanya   mereka ini dari kelompok mana? Mereka secara tegas mengatakan
dari FPI dan beberapa ormas lainnya (dalam kronologis yang kami sampaikan
ada LSM Gerak, Forum Umat beragama). Detik com pertama memuat berita itu dan
menyebut FPI terlibat di dalamnya.

Dalam sebuah Konfresi Pers  lima organisasi masyarakat yang tergabung dalam
Forum Umat Islam (FUI) antara lain: Front Pembela Islam, Forum Peduli Umat,
Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi, Gerakan Rakyat Anti Komunis, dan
Gerakan Rakyat Anti Maksiat Banyuwangi menyatakan membubarkan acara itu
karena diajadikan ajang pertemuaan mantan kader dan anggota PKI.(lihat tempo
interakti 29 Juni 2010). Jelas sebuah pengakuan terbuka karena dihadapan
wartawan.

Penolakan Munawarman bersifat Gamang, disatu sisi menolak terlibat, sisi
lain dia membenarkan kalau acara itu harus dibubarkan. Dia tegas-tegas
menyatakan kalau pertemuan itu dijadikan arena menyebarkan Marxisme,
Komunisme, Leninisme.

Sebuah fakta yang jelas ngawur. Karena pertemuan tersebut dijadikan dr Ribka
Tjiptaning ajang sosialisasi program hak rakyat memperoleh kesehatan gratis,
ide dia tentang pendirian Rumah Sakit Tanpa Kelas.  Ide Rumah Sakit
tanpa  kelas
sebagai *counter * peran rumah sakit pemerintah yang  selama ini
mempunyai  peran
bisnis  juga. RSUD tidak  lagi bersifat sosial semata. Bahkan di berbagai
kota harus memperoleh pendapatan untuk daerah. Bahkan di Jakarta akan
diprivatisasi oleh gubernur Fauzi Bowo. Sebuah kebijakan yang ingin
menjatuhkan pelayanan ke sehatan dalam cengkraman pasar bebas.

Juga sosialisasi tentang Badan Pelaksana Jaminan Sosial yang menjadi
inisiatif DPR RI sebagai pelaksanaan UU  No 40 tahun 2004 tentang
SJSN(Sistim Jaminan Sosial Nasional). Ide Komisi IX  DPR RI badan itu akan
meleburkan Jamsostek, Asabri, Askes, Taspen menjadi satu badan bersifat
nirlaba.Bila disetujui ,  baik yang disektor informal dan formal akan
mendapat jaminan kecelakaan kerja, kesehatan, jaminan hari tua, pensiun.
Semua rakyat (bahkan yang miskin preminya akan ditanggung pemerintah) akan
mendapat jaminan social, bukan hanya pegawai negeri (Askes), atau anggota
militer (Asabri), Taspen , Jamsostek hanya untuk masyakat yang bekerja di
sektor formal.

Ribka Tjiptaning bermaksud RUU BPJS  untuk melindungi kesejahteraan
rakyat  semua
termasuk di bidang kesehatan, tetapi nanti nya akan berpotensi  ditentang
banyak pihak bila sudah memasuki  pleno DPR RI. Banyak pihak akan menantang
konsep dari komisi IX DPR RI.

BUMN seperti  Jamsostek jauh-jauh hari sudah akan menolak dan menghimpun
kekuatan dengan mendekati serikat buruh untuk menolak. Jamsostek yang
berbentuk Perseroan Terbatas ini orientasi bisni snya sangat kuat, dan
mengelola kekayaanR p 80 triliun. Jajaran Direksi tentu tidak rela kalau
dilebur, apalagi bersifat nirlaba dan menganut konsep wali  amanah. Ribka
butuh dukungan rakyat untuk mengawal ini.

Rieke Dyah Pitaloka juga mensosialisasika agar segera DPR membahas RUU PRT
yang  saat ini mentok karena ditolak oleh beberapa fraksi. Padalah persoalan
ini sudah menjadi konvensi ILO, hasil sidangnya beberapa waktu yang lalu,
dan akan menjadi isu internasional. Persoalan ini butuh disampaikan ke
masyarakat agar masyarakat mendukung dan mengawal perjuangan fraksi PDIP
ini.

Seharusnya anggota DPR begitu, bercerita ke rakyat dan melibatkan rakyat
untuk berpartisipasi dalam pembuatan UU.

Ide membubarkan FPI sebenarnya sangat beralasan karena FPI dibangun dengan
metode perjuangan kekerasan karena tesis mereka  aparat penegak hukum tidak
bisa memberantas kemaksiatan, lemah dalam melarang kelompok minoritas
menjalankan ativitasnya(misalnya korban ’65, agama-agama minoritas termasuk
Akhmadiah, kelompok gay dan lesbi). Bahkan kalau dikaji FPI juga kecewa
dengan kelompok Islam lain yang sangat moderat  menghadapi  persoalan bangsa
ini menurut kacamata FPI.

Munarwarman menyalahkan kalau ada kekerasan FPI itu hanya ulah anggota.
“Mereka khan sudah banyak dihukum. Jadi selesai khan. Apa yang mau
dipersoalalkan lagi”, kilahnya. Soal peristiwa kekerasan di Monas merasa
sudah selesai karena dia sudah dipenjara. Sebuah jawaban yang tidak
bertanggung jawab. Dan kami melihat akan menjadi metode FPI dalam menjawab
ketika mereka melakukan kekerasan. Dan bagi kami sebuah jawaban mereka akan
tetap melakukan cara-cara kekerasan dengan mondifikasi baru. Organisasi
tidak bertanngung jawab tapi anggotanya berani diusut. Sebuah organisasi
kekerasan dan anggotanya siap badan untuk dipenjara.

Dengan demikian kami menyatakan sikap:

   1. Mendesak Komnasham agar dalam rapat pleno tanggal 6 Juli 2010
   menetapkan persoalan FPI dengan serius, progresif, berani. Sudah tidak ada
   rekomendasi yang sifatnya hanya meminta pelanggaran FPI diusut secara hukum.
   Rentetan kekerasan yang dilakukan FPI sudah bersifat sistimatis  dan
   meluas. Dan sudah benar-benar meresahkan masyarakat luas (multi kelompok).
   2. Mengecam sikap Kapolri dan Mendagri, yang saling lempar tanggung
   jawab. Mendagri mengatakan yang berhak membubarkan adalah polisi, sedangkan
   Kapolri menyatakan Mendagrilah yang berhak karena FPI adalah Ormas dibawah
   pembinaan Menteri Dalam negeri.
   3. Pernyataan kedua pejabat Negara tersebut mengindikasikan bahwa
   Pemerintahan SBY tidak serius dan telah membiarkan sepak terjang FPI. Dan
   bila tak selesai-selesai dan berlarut-larut kami menyatakan dengan  tegas
   SBY memelihara FPI untuk menghabat masyarakat sipil menjalankan hak
   politiknya.

Kepada elemen masyarakat yang mencitai kedamaian, anti kekerasan, menghargai
pluralisme, saya menyerukan perlunya sebuah pertemuan besar untuk
menghasilkan konsep mencari solusi guna menghentikan fenomena kekerasan FPI
ini, termasuk menyikapi pemerintahan SBY yang agaknya sudah tunduk terhadap
premanisme berkedok agama. Berwacana memang perlu dan positif, tapi
melakukan gerakan bersama akan lebih optimal. Mari bersatu.

Jakarta, 30 Juni 2010



Dr Ribka Tjiptaning


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=====================================================
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=====================================================
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
    forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to