Siapa Paul? Bukan, bukan Paul McCartney anggota The Beatles. Bukan juga alm. 
Paul Polii anggota The Srimulat… hihihi…. Dia seekor Gurita. Iya, binatang laut 
berkaki delapan biasa disebut Octopus. Namun binatang ini menjadi selebritis 
dadakan selama perhelatan Piala Dunia 2010. Dia selalu berhasil menebak siapa 
yang akan menang bertanding sebelum berlangsung. Rekornya dalam menebak adalah 
100%. Angka sempurna. Belum pernah meleset!

Tebakan paling fenomenal adalah sebelum pertandingan semifinal antara Jerman 
melawan Spanyol. Di atas kertas hasil statistik pertandingan sebelumnya, Jerman 
memang sepantasnya menang. Australia disikat Jerman 0-4. Inggris tunduk oleh 
Jerman 1-4. Argentina tergolek oleh Jerman 0-4. Namun Paul menebak bahwa 
Spanyol 
yang akan menang. Dan Paul sendiri menang, karena dia menebak Spayol akan 
menang. Kenyataannya, Spanyol memang menang.

Akibatnya, beberapa warga Jerman ingin menjadikan Paul sebagai santap malam, 
sedangkan warga Spanyol ingin menjaga Paul dari santapan warga Jerman. What a 
ridiculous! Poor Paul…

Saat sebelum final Piala Dunia 2010 pun, Paul meramalkan Spanyol yang akan 
menang melawan Belanda. Padahal, Belanda sangat diunggulkan berdasarkan hasil 
statistik: Denmark kalah oleh Belanda 0-2. Jepang dipulangkan Belanda 0-1. 
Brazil takluk oleh Belanda 1-2. Bahkan, sebelum final, Belanda belum pernah 
kalah sekalipun bertanding dengan negara lain! Lebih hebat dari Jerman yang 
pernah kalah sekali di babak penyisihan.

Akhirnya sejarah mencatat, Spanyol menjadi juara I Piala Dunia 2010. Lapangan 
rumput digulung. Perhelatan pun selesai, menyisakan kisah Paul yang belum 
selesai. Mengapa dia bisa meramal hasil pertandingan dengan rekor ketepatan 
100%?

Tentu ini menjadi fenomenal. Suatu yang luar biasa. Sekaligus suatu cobaan. 
Iya, 
cobaan bagi manusia apakah lebih percaya kepada ramalan Gurita dibanding usaha 
sendiri.

Dalam perjalanan hidup manusia, ada satu parameter yang tidak bisa direkayasa: 
waktu. Manusia tidak bisa memundurkan waktu untuk memperbaiki kesalahan. 
Manusia 
juga tidak bisa memajukan waktu untuk menghindari kesalahan. Waktu akan 
berjalan 
terus dengan hitungan konstan sebagai kepatuhan kepada Tuhan. Tidak bisa rewind 
maupun fast-forward.

Namun tidak demikian dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan tidak berada di 
dimensi 
waktu yang sama dengan manusia. Tuhan bisa berada di hari ini, semudah berada 
di 
hari kemarin, dan sehebat berada di kemudian hari. Buktinya?

Dalam Al-Qur’an — kitab suci agama Islam yang gue yakini sebagai ucapan Tuhan — 
banyak sekali ayat-ayat di dalamnya, yang diturunkan 14 abad lalu, yang 
sekarang 
terbukti secara ilmiah. Scientifically confirmed. Juga terdapat ayat-ayat 
tentang sejarah kaum sebelum kitab suci itu diturunkan, yang juga sekarang 
terbukti secara ilmiah kebenarannya. Archeologically confirmed.

Kembali ke Paul. Dia hanyalah seekor Gurita. Secara akal pasti lebih rendah 
dari 
manusia. Manusia saja sebenarnya terbatas akal pengetahuannya tentang waktu di 
kemudian hari. Jadi tidak selayaknya Paul dipercaya, walaupun track record 
ramalannya 100% terbukti di Piala Dunia 2010.

Dalam agama yang gue yakini, Islam, mempercayai ramalan akan menutup pintu amal 
selama 40 hari ke depan. Kalau pintu amal tertutup, otomatis pintu rezeki akan 
tertutup juga. Selanjutnya, terserah loe mau pilih yang mana. Buy it or ignore 
it!

Bagaimana dengan tahun 2014 nanti?

Ini yang gue takutkan akan terjadi: di tahun 2014, manusia akan lebih percaya 
lagi kepada ramalan Paul, dibanding usaha sendiri dalam memenangkan 
pertandingan 
Piala Dunia 2014. Yang akan lebih menakutkan: di tahun 2014, manusia Indonesia 
akan lebih percaya lagi kepada ramalan Paul, siapa yang akan memenangkan Pemilu 
Parlemen dan Pemilu Presiden… hihihi….

Anyway, sudah jam makan siang neh… gue pesan cumi saus tiram ahh…
“Bang, pesen satu bang! Yang namanya Paul!”

HM Ihsan Kusasi
Jul 15, 2010

http://ihsankusasi.wordpress.com/



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke