Kasus di Virginia Tech ini menambah daftar contoh anak2 emigran dengan latar belakang kejiwaan yang tak stabil diduga kuat sebagai akibat 'cultural shock'. Karena berbagai faktor, tak semua anak2 emigran bisa menyesuaikan diri dg tanah air barunya. FYI, pemuda penembak asal Korsel tsb sebelum kejadian sudah direkomendasikan untuk konsultasi kejiwaan/ psikologis.
SALAH SATU faktor penyebab 'cultural shock' di antara anak2 emigran adalah orangtua2 anak2 emigran sendiri tak mampu menyesuaikan diri, masih eksklusif bergaul dg komunitas dari negara asal, mewariskan nilai2 keluarga (termasuk nilai2 'benar'/'pantas' dan 'salah'/'tak pantas', dsb) yang serigkali tak cocok dengan nilai2 lokal di tanah air yang baru yang dianut oleh teman2 lokal anak2 emigran tsb, dsb. Sejak sindikat2 kriminal (shg muncul istilah 'triads') oleh anak2 emigran dari Cina/Hong Kong di Amerika setelah PD 2, kasus2 kriminal semacam terus berlanjut dg berbagai kasus dg pelaku gang2 anak emigran pengungsi Vietnam di AS, anak2 Lebanon di Australia, dan kasus bom bunuh diri anak2 emigran (mayoritas asal Pakistan) peristiwa 7 Juli di London, merupakan sedikit dari kasus2 semacam. Salam -- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "vida_junita" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sebenarnya kalau membaca cerita dari beberapa saksi mata yang yakin > bahwa pemberondong senjata adalah keturunan asia, (menurut saya) > sudah hampir bisa dipastikan kalau pembunuh yang satu ini keturunan > Asia Timur (entah RRT, Hongkong, Korea atau Jepang). > > Kalau pembunuh tersebut keturunan Arab atau Turki pasti lebih saru > karena perawakan Arab atau Turki kadang tipe-tipenya mirip dengan > Eropa Selatan (baca: negara-negara Mediteran yang penduduknya > berambut gelap seperti Itali misalnya). > > Terbukti dulu waktu ada ribut-ribut kasus rasisme di pantai > Australia, kalau tidak salah ingat ada beberapa orang Eropa selatan > yang menjadi korban pengeroyokan, padahal gerombolan pengacau di > pantai itu menargetkan orang-orang timur tengah. > > Salam