IPDN-STPDN, Petisi Online, Blog Praja IPDN & Respon yang
        Cerdas...
        
<http://www.vavai.com/blog/index.php?/archives/272-IPDN-STPDN,-Petisi-Online,-Blog-Praja-IPDN-Respon-yang-Cerdas....html>

Pagi ini saya awali dengan browsing pada posting Bang Al
<http://aalinazar.wordpress.com> soal masalah IPDN dan presiden SBY
<http://aalinazar.wordpress.com/2007/04/16/apa-yg-harus-dilakukan-pada-ribuan-mahasiswa-ipdn/>
yang amat sangat berhati-hati dalam melakukan tindakan (kadang jadi bias
antara hati-hati dengan ragu-ragu ya pak). Lihat inbox email, dapat
pesan dari rekan sesama blogger mengenai petisi online pembubaran IPDN.
Hal ini sebenarnya sudah pernah disampaikan oleh beberapa rekan blogger
beberapa waktu sebelumnya. Bagi rekan yang ingin ikut melakukan petisi,
silakan klik link ini <http://www.petitiononline.com/pab2007/petition.html>.

Sewaktu menulis posting tentang IPDN beberapa waktu yang lalu, terlintas
dalam pikiran, mengapa para praja IPDN tidak membuat blog ? Koen
<http://nukov.net> sempat menyinggung hal ini secara halus :-) pada
postingnya tentang Sok Sibuk <http://nukov.net/2007/04/16/sok-sbux/>
(hehehe, bukan kok, posting tentang Sbux).


Memang dengar-dengar ada friendster <http://www.friendster.com> praja
IPDN tapi terus terang saya kurang tertarik pada media friendster. Kesan
keseriusannya kurang mengena dibandingkan blog. Ternyata, setelah iseng
browsing, sudah ada blog yang mengatasnamakan praja IPDN. Silakan
meluncur ke blognya di Wordpress <http://ipdnmania.wordpress.com>.

Andaikata blog itu benar dibuat oleh praja IPDN, alamak, harapan untuk
berubah sepertinya jauh panggang dari api. Simak saja posting mengenai
Pembocoran Video oleh Penghianat Busuk
<http://ipdnmania.wordpress.com/2007/04/12/pembocoran-video-oleh-pengkhianat-busuk-laknat/#comment-1014>.


Saya berharap dan berdoa semoga ini hanyalah riak dari kebebasan
informasi, bukan kebablasan informasi. Mudah-mudahan bukan praja IPDN
yang membuatnya karena jika ini benar, saya hanya bisa tersenyum kecut.

Tanpa mengurangi simpati pada korban di IPDN, saya semakin bersimpati
pada praja IPDN yang baik-baik. Andaikan saja ada yang membuat blog dan
menguraikan pandangannya secara dewasa, yang menunjukkan kelas dan
kwalitasnya, saya akan sangat bangga dan percaya bahwa IPDN sudah
[paling tidak, hendak] berubah. Saya ingin IPDN bisa mengedepankan
kwalitas didikannya. Jika selama ini disampaikan bahwa praja IPDN bisa
menjadi birokrat yang baik, tunjukkan hal tersebut dengan karya nyata
dan tulisan yang dewasa.

Andaikata praja IPDN sebal pada tayangan media yang dianggap
membesar-besarkan, blog bisa menjadi media untuk berbagi hal yang nyata
dan dianggap riil oleh praja IPDN. Jika merasa bahwa IPDN dihakimi
secara tidak adil, buatlah blog, isi dengan posting yang berkwalitas dan
kabari para blogger. Yakinlah bahwa blogger mampu mendeteksi mana yang
sekedar bualan, mana yang sekedar efek samping dan mana yang benar
sebenar-benarnya.

Apakah calon birokrat tidak boleh menulis artikel berkwalitas ? Saya
yakin tidak. Kita bisa belajar banyak pada blogger yang birokrat,
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono <http://www.juwonosudarsono.com/>.
Tanpa mengenal beliau secara dekatpun, kita bisa mengakui ketinggian
kwalitas ilmu dan kedewasaannya dalam menyikapi berbagai persoalan
dengan membaca artikel pada blognya.

Ingat, jika IPDN hanya merespon kecaman masyarakat secara tidak cerdas,
IPDN akan semakin kehilangan legitimasi moral untuk bisa menjadi
birokrat yang memimpin masyarakat.

Jangan salahkan blogger jika mereka menulis posting tentang cara pandang
masyarakat [blogger toh masyarakat :-) ]. Ini bisa menjadi gambaran
mengenai citra IPDN. Jika IPDN tidak ingin citranya menjadi semakin
hancur, responlah secara cerdas, bukan dengan cara-cara yang semakin
meneguhkan citra IPDN sebagai sarang kekerasan.

Satu hal lagi, janganlah terlalu sering menganalogikan pembubaran IPDN
sebagai lumbung padi yang dibakar karena ada tikus didalamnya (hehehe,
sorry boss IMW <http://nakula.rvs.uni-bielefeld.de/%7Emade/>, ini untuk
rekan yang lain), karena toh IPDN bukan lumbung padi dan para pelaku
penganiayaan terhadap Cliff bukan tikus. Mari cari analogi lain dan
populerkan melalui blog :-).


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke