Rekan-rekan FPK, Tampaknya ada salah paham dalam mengerti hidrogen sebagai bahan bakar dan peranan hidrogen dalam PLTN. Untuk yang pertama harus dipahami dalam fisika klasik dan yang kedua dipahami melalui fisika modern (fisika inti/fisika nuklir). Jadi keduanya harus dianalisis melalui dua ilmu yang berbeda walaupun tetap tunduk pada hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan energi dari Antonie Laurent Lavoisier. Demikian yang bisa saya rangkum selama 13 tahun belajar ilmu pengetahuan alam.
Betul kata Pak Andi, bahwa hidrogen hanyalah sebagai medium dalam transfer energi dalam kasus bahan bakal fosil. Semua bahan bakar fosil adalah senyawa hidrokarbon, artinya senyawa yang terbentuk dari ikatan kimia hidrogen (H) dan karbon (C). Senyawa ini banyak sekali variannya baik jenis ikatan kimianya maupun adanya 'senyawa penyusup' seperti nitrogen (N) dan belerang/sulfur (S). Senyawa hidrokarbon ini bila dibakar (artinya direaksikan dengan oksigen (O) akan mengakibatkan hidrogen membentuk ikatan kimia yang baru dengan oksigen sehingga terbentuk H2O (air). Selain itu karbon yang sudah ditinggalkan oleh oleh hidrogen tentu tidak mau ketinggalan membentuk ikatan kimia yang baru dengan oksigen dalam bentuk CO2. Sudah menjadi hukum alam bahwa semua unsur kimia ini tidak bisa berada di alam bebas tanpa melakukan ikatan kimia dengan unsur lain ataupun dengan unsur yang sama. Oleh karena itu, 2 buah atom oksigen akan bersenyawa menjadi O2 (senyawa oksigen) sedangkan 3 buah atom oksigen bersenyawa menjadi O3 (senyawa ozon). Hidrogen pun bersenyawa menjadi H2 (senyawa hidrogen) Pada proses pelepasan ikatan hidrokarbon dimana hidrogen 'berselingkuh' dengan oksigen pada saat yang sama karbon juga mencari 'gandengan lain' inilah terjadi pelepasan energi panas. Pada beberapa bahan bakar fosil, selain ikatan hidrokarbon terdapat juga unsur nitrogen dan sulfur. Nitrogen dan sulfur ini juga tidak mau ketinggalan melakukan kegiatan 'teman tapi mesra' dengan oksigen sehingga terbentuklah NOx dan SOx. Dari mana datangnya energi panas akibat pembakaran hidrokarbon ini? Ketika bahan bakar fosil terbentuk jutaan tahun lalu, pembentukan senyawa hidrokarbon saat itu menyerap energi panas dari lingkungannya dan energi inilah kemudian dilepaskan ketika ikatan dilepaskan melalui pembakaran jutaan tahun kemudian. Sehingga genaplah sudah hukum kekekalan energi. Berdasarkan 'pengalaman' hidrokarbon ini, para ahli kimia berusaha melakukan pembakaran yang tidak melibatkan unsur 'pengganggu' yang polutif seperti CO2, CO, NOx, dan COx karena sesungguhnya pelepasan energi terbesar didapatkan dari pembakaran hidrogen. Muncullah ide bahan bakar hidrogen berupa hidrogen cair. Hidrogen ini didapat dari hidrolisis yakni melepaskan ikatan hidrogen dan oksigen dari senyawa H2O menggunakan energi listrik dengan logam alkali. Karena proses ini dilakukan dengan menggunakan energi listrik maka sebutannya menjadi elektrolisis. Bila bahan bakar hidrogen ini disenyawakan dengan oksigen, maka akan terbentuk H2O (air) dibarengi dengan pelepasan energi panas. Inilah yang menjadi prinsip dasar sel bahan bakar hidrogen. Adapun penggunaan hidrogen dalam PLTN agak berbeda ceritanya karena sudah menggunakan prinsip fisika modern (fisika inti/fisika nuklir). Untuk tidak menjadi terlalu teknis, akan saya ceritakan secara singkat dan sederhana. Semua unsur di alam ini terdiri dari inti berupa sebuah inti proton yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh satu atau beberapa elektron yang bermuatan negatif. Elektron ini dapat berpindah-pindah posisi yang mengakibatkan inti dapat pula berpindah ikatan dengan inti lain sehingga terbentuk senyawa yang lain. Melalui serangkaian percobaan, inti atom ini ternyata dapat 'ditembak' dengan inti atom lain sehingga terbentuk inti yang lebih berat. Reaksi penggabungan inti (disebut sebagai reaksi fusi) ini ternyata menghasilkan energi panas pula. Sebaliknya, proses penembakan inti dapat pula membelah inti sehingga menghasilkan inti yang lebih ringan akibat pemecahan inti (disebut sebagai reaksi fisi) dan juga ternyata menghasilkan energi panas. Inilah yang menjadi prinsip dasar energi nuklir (nuklei = inti). Energi panas hasil pembelahan maupun penggabungan inti inilah yang dikonversi menjadi energi listrik dalam PLTN. Nah, mengapa harus melibatkan hidrogen? Karena hidrogen adalah unsur alam yang paling ringan sehingga akan lebih mudah untuk digabung dalam reaksi fusi ketimbang menggunakan oksigen misalnya. Adapun untuk reaksi fisi lebih banyak menggunakan plutonium, uranium dan unsur-unsur radioaktif lainnya. Inti timah hitam/timbal/plumbum (Pb) dapat ditembak dengan inti atom lain sehingga menghasilkan inti atom yang lain serta terjadi pelepasan energi. Demikian yang dapat saya uraikan untuk 'meluruskan' salah paham tentang 'hidrogen sebagai bahan bakar'. Ditunggu penjelasan yang lebih akurat dan ilmiah dari praktisi 'bahan bakar hidrogen'. Mohon maaf kalau ada yang kurang akurat, karena terakhir sekali saya belajar fisika inti pada tahun 1986. Semua cuap-cuap di atas berdasarkan ingatan semata. Salam, Rudi Re: PLTN : UNTUK SIAPA ? Posted by: "reni renata" [EMAIL PROTECTED] mahreni_03 Fri Jun 15, 2007 4:00 am (PST) Menaggapi pernyataan bahwa hidrogen itu sumbernya semua dari bahan fosil itu tidak benar. Ada mikroorganisme yang dapat menghasilkan hidrogen dari limbah organik atau tak organik. Kini produksi hidrogen selain dari air sedang dikembangkan produksi hidrogen dari bio (biofuel). Ya memang untuk menuju suatu tujuan itu banyak tahapnya pak Andi, tidak semudah membalikan tangan. Yang kedua, emisi gas buang hasil dari fuel cell yang berbahan bakar hidrogen atau gas alam atau yang lain sangat rendah apabila dibandingkan dengan bahan bakar seperti bensin atau solar. CO gak ada, NOx gak ada. SOx gad ada dan CO2 sangat sedikit karena CO2 juga dapat dirubah menjadi sumber elektron. Elektron inilah yang digunakan sebagai sumber energi listrik.