hehehee... itung2an sampeyan ternyata masih sangat mentah to mas. saya bukan pesimis. kita memang harus optimis. tapi kita juga harus realistis. optimisme bisa terbangun kalau memanga ada cara. meskipun kadang2 cara juga bisa ditemukan dg optimisme. untuk itu mari kita optimis dan kemudian cari caranya. bukan hanya optimis tapi kemudian berhenti pada angan2. PLN itu perlu investasi. bahkan perlu terus menerus mengembangkan jaringan dan kapasitas. dan ini perlu biaya yg terus menerus. penambahan jaringan belum tuntas sudah harus melakukan perbaikan equipment yg lebih dulu ada. jadi kebutuhan dana untuk kelangsungan pln memang sangat besar. meskipun kita tidak menutup mata dg banyaknya kasus2 korupsi. juga kasus2 konsumen yg nakal.
jadi begini aja mas, ide sampeyan itu seperti apa. nanti kita bahas rame2. kalau idenya saja masih ngambang ya bagaimana membahasnya. yg jelas, dari segi rujukan maka tidak ada negara manapun yg beaya listriknya gratis. bahkan dengan pembangkit pltn sekalipun (yg diklaim murah) juga tetep aja bayar. okelah kita tidak boleh melulu menjadikan negara lain sbg rujukan. tapi ya itu tadai, tolong sampeyan jelaskan bentuk nyatanya bagaimana? ditunggu lo.. ----- Original Message ---- From: Alpha Bagus Sunggono <[EMAIL PROTECTED]> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 28, 2007 3:36:15 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gagasan untuk Mendapatkan Listrik GRATIS Maaf , bartu membalas sekarang. Jadi pada intinya saya melihat korelasi antara banyaknya jumlah pelanggan PLN dengan kemungkinan masuknya dana dari sisi periklanan. Baik itu dari aliran dana komersial, ataupun dana untuk kepentingan komersialisasi politik. Pada dasarnya PLN mempunyai suatu infrastruktur jaringan yang kuat penetrasinya sampai ke rakyat di pelosok pedesaan. Bila infrastruktur ini bisa diubah menjadi sarana promosi, maka bisa jadi mengalirkan duit. Menurut mbak fau, PLN pada dasarnya beda dengan broadcasting seperti TV. PLN memerlukan banyak biaya untuk masukan operasinya. Berapa ? ya mungkin secara kasar bisa didapat dari: Pengeluaran PLN == Pendapatan PLN. maka asumsinya adalah PLN tidak untung dan tidak rugi. Misal untuk kebutuhan rumah tangga [rata2] kira2 menghabiskan sekian rupiah dikalikan dengan banyaknya jumlah pelanggan. Namun, biaya untuk infrastruktur ini sebaiknya tidak dihitung pada jangka pendek, karena mungkin umurnya panjang. Jadi insvestasi di PLN perlu dibagi pada jangka penggunaan puluhan tahun, mungkin jaringan tersebut masih dipakai. Sehingga p[erhitungan biaya di PLN akan bisa di tekan. -- Memang pada saat ini belum jelas seperti apa bentuknya mengawinkan Jaringan Listrik dengan Periklanan. Katakanlah dengan internet, maka kita bisa menyisipkan iklan saat koneksi ke internet. Katakanlah dengan semacam brosur yang dicetak secara remote, itu bisa dibagi2 kan ke pelanggan saat pembayaran abonemen bulanan. Kalau perlu di adakan semacam device penerima di pelanggan, untuk bisa menerima broadcast dari PLN pusat. banyak cara sebenarnya, asalkan kita optimis.