--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rudyanto_nebeng
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Satu hal lagi yang saya nilai menjadi kekurangan para pendukung Aksi
> Tolak PLTN: Informasinya kurang uptodate. Jadi informasi AS sudah
> berniat membangun 46 PLTN baru, menjadi tidak diketahui. Seperti
> Rekan-Rekan FPK lihat sendiri, mereka-mereka yang sempat
> mengeluarkan pernyataan tidak uptodate tadi, akhirnya menghilang
> dari ajang diskusi PLTN. Mungkin sudah mengikuti jejak Patrick Moore
> (salah satu pendiri Green Peace).
> 
>


Aduh Pak.. anda ini bikin saya ketawa. Emosi gitu lho :D

Pertama, anda tidak usahlah berkoar seakan menang diskusi dan menjudge
macam2 kalau orang tidak posting lagi. Kekanak2an. Ini milis umum,
bukan milis kantor saya. Ada banyak hal mengapa orang tidak terus
menerus posting. Untuk saya pribadi, alasannya ya saya lagi sibuk
saja. Baca milis juga 3-4 hari sekali, jadi banyak imel tidak terbaca. 

Kedua, banyak anggota milis lain yang lebih pinter dari saya. Nanya
macem2 ke anda, eh argumen anda sampai sekarang tetap tidak
meyakinkan. Boro2 meyakinkan, malah anda kepelintir omongan anda sendiri. 

Khusus bagian ini saja yang ingin saya tanggapi. 

Saya copy-paste dulu imel anda sebelumnya:

"Amerika Serikat memang telah lama tidak membangun PLTN (BRAND NEW),
tapi baru-baru ini menyalakan kembali PLTN yang sempat ditutup yaitu
PLTN Brown Ferry di negara bagian ALABAMA. "

"Memang belum ada ijin baru yang dikeluarkan oleh AS untuk PLTN baru,
tapi Menteri Energi AS yaitu Samuel Bodman telah menyatakan bahwa AS
membutuhkan 46 PLTN baru.."
==================

Terus kalau Menterinya bilang butuh dan niat, jadi pasti akan langsung
bangun? emangnya Indonesia? *smile*

Untuk membangun satu reaktor baru, umumnya dibutuhkan waktu 12 tahun.
Itu Amerika lho yaa.... Indonesia lainlah.. banyak short cut :D

Amerika itu mengucurkan uang puluhan sampe ratusan juta dollar per
tahun buat mendukung program the New Nuclear Plant Licensing
Demonstration projects, demi meng-encourage pembangunan reaktor2 baru.
Tapi baca ini proyeksi 2005-2030 dari DOE sendiri:

"Nuclear and renewable generation increase as new
plants are built, stimulated by Federal tax incentives
and rising fossil fuel prices. Nuclear generation also
increases modestly with improvements in plant per-
formance and expansion of existing facilities, but the
nuclear share of total generation falls from 19 percent
in 2005 to 15 percent in 2030."

http://www.eia.doe.gov/oiaf/aeo/electricity.html

Itu adalah proyeksi resmi yang dikeluarkan oleh DOE. Artinya walau
nanti2 dibangun pun, nuklir diproyeksi belum akan jadi primadona
kontributor listrik di US bahkan turun tuh. 

Kalau anda bilang itu laporan kadaluarsa, ya sana protes ke Dept of
Energy USA yang ngeluarin laporan ini bulan February 2007. 

Tentang restart Browns Ferry 1, anda itu refer ke homepage-nya senator
local. Salah kaprah pula. Seakan itu suatu kehebatan pembangunan
reaktor nuklir di USA. Saya malah ingin tanya, kenapa unit tsb idle
sejak 1985, kemudian TVA Board baru memutuskan untuk menjalankannya di
thn 2002, dan baru bisa dibuka 2007? Browns ferry sendiri dibangun
1966 dan selesai 1977. License-nya akan berakhir 2013.
http://tinyurl.com/ysuwhq

Ini jawabnya (dari situs DOE): 
"Nearly a third of Browns Ferry's capacity has been idle for more than
a decade. In 1985, Browns Ferry unit 1 was shut down following a
non-nuclear accident. Consequently, it has often been virtually
ignored by analysts in projecting future capacity and generation. The
TVA has announced plans to return this reactor to service in 2007."

Saya jadi ingin tahu, apakah memang Browns Ferry yang jadi argumen
anda ini bener2 cheap dan indah? Ini juga rupanya ada di koran:

"But the government agency's willingness to spend $1.8 billion on the
overhaul - almost as much as a new plant is supposed to cost - also
shows just how difficult it is to build a new plant.

While several American utilities have talked about starting a new
reactor - none has been ordered since the 1970s - no company has yet
applied for an operating license."

"Browns Ferry would be the first reactor to come into service in this
decade in the United States. The last one was Watts Bar 1, also a TVA
plant, in Spring City, Tennessee, in 1996."

http://www.iht.com/articles/2007/05/09/sports/nuke.php?page=1

Amerika saja tidak bisa mewujudkan dg pasti prinsip murah dan
efisiennya. Kalau kita punya masalah tambahan selain itu: safety. Kita
bisa? Harus bisa! Saya setuju. Tapi maenannya jangan nuklir dulu dong.
"Harus bisa"-nya yang didepan mata dulu deh. Naik motor masih nabrak,
kok udah mau nyupir pesawat.


Sudah ah, ... saya mau tidur dulu, sudah pagi.

Semoga terjawab prasangka anda terhadap saya.. hehehe...

salam,

-fau

PS. OOT: saya baca pendapat dari Prof Hadi, Dosen aerospace
engineering di RMIT, ttg sebab pelarangan penerbangan Indonesia di EU.
Menurut beliau adalah karena Indonesia tidak mampu menyelesaikan
masalah kecelakaan Adam Air sehingga peringkat keselamatan penerbangan
kita jadi turun setara dg Congo, Bulgaria, Nauru, Gambia, Nicaragua.
Pemerintah kita merespon dg mengeluarkan rating versi kita :) 
Yah, lihat saja sampai saat ini. Masih saja kita mendengar peristiwa2
kecelakaan pesawat. 

Memang Indonesia punya masalah serius dg kredibilitas yang tidak
pernah serius diselesaikan. 


Kirim email ke