Kalau saya lihat kasus ini sih jadi rame mirip-mirip kasus Laptop DPR
dulu.
saat itu pemerintah berusaha meloloskan UU PMA yang sudah barang tentu
bagi rakyat Indonesia memiliki dampak yang jauh lebih besar dari
Laptop DPR.
Karena keinginan DPR memiliki Laptop dirasa melukai hati rakyat yang
sekarat, rakyat, pers, termasuk anggota milis FPK, termasuk saya,
sangat getol menyoroti dan lebih memprotes Laptop DPR.
Saat semua perhatian terfokus pada Laptop DPR, loloslah UU PMA. Dan
setelah UU PMA lolos, DPR pun membatalkan niatnya memiliki Laptop.
Ini namanya strategi mengalihkan perhatian.

Nah, masalah perseteruan "pribadi" Zainal M vs SBY mulai menyedot
perhatian banyak kalangan, rakyat dan kita di FPK. Masalah yang
gini-gini memang sangat menarik dan laku di Indonesia. Mudah-mudahan
aja kita tidak lupa, bahwa masih ada satu masalah yang, menurut saya,
berdampak jauh lebih besar terhadap rakyat indonesia dibanding
perseteruan ZM vs SBY.Masalah yang saya maksud adalah masalah PLTN.

Saya menduga paling-paling perseteruan antara ZM vs SBY nanti bisa
berakhir dengan saling bermaaf-maafan.
Tapi kalau PLTN lolos ?

Salam
Mulyadi



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, deni darmansyah
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ha ha ha. akhirnya, dampak infotainment semakin meluas. latar
belakang kehidupan pribadi diobok-obok! sebagai pekerja infotainment,
saya cuma tersenyum begitu mengetahui masalah ini akhirnya menjadi isu
nasional. bahkan, SBY pun terpancing dan melapor ke polda metro jaya.
benar-benar seperti di infotainment. hehehe...
> 
> reni renata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          Seandainya SBY terbukti
telah menikah sebelum masuk
> Akmil....saya tetap mendukung SBY tetap duduk sebagai
> presiden sampai habis masa jabantanya. Masa lalu
> biarlah berlalu karena sudah tidak bisa dirubah lagi,
> tetapi Indonesia tetap harus memiliki presiden yang
> konsisten tidak korupsi. Ada secercah harapan dalan
> diri bangsa Indonesia untuk keluar dari kemelut dan
> kehancuran dengan adanya KPK. Belum tentu pengganti
> SBY tetap punya komitmen memberantas korupsi. Saya
> takut penggantinya justru mecari kesempetan untuk
> korupsi bersama kroni-kroninya. Seperti yang terjadi
> di masa lalu. 
> Bu reni
>


Reply via email to