Kesimpulannya pak, mau orang seideal/sebagus apapun pasti ada musuhnya. Nabi saja yang mulia derajatnya, sewaktu hidup banyak sekali musuhnya, apalagi orang biasa.
Menjadi pemimpin sudah pasti ada konsekuensi tidak disenangi. Kalau keputusan-keputusan maunya menyenangkan semua pihak itu tidak mungkin, jadi semua itu adalah pilihan-pilihan. Saya kok feelingnya 70% kandidat capres 2009, sebelumnya adalah capres 2004 ya?? p --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "si_andi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sutiyoso sudah mulai pasang ancang-ancang lho, Pak. Kemaren saya > lihat di Gramedia sudah dijual coffee table book (= buku besar mewah > penuh gambar) mengenai kesuksesannya memimpin Jakarta. > > Beberapa gagasan Sutiyoso seperti Busway, Taman Monas, dan Taman > Menteng memang patut diacungi jempol. Sabtu sore yang lalu saya main > ke Monas dan mengagumi bagaimana masyarakat Jakarta menggunakan > ruang terbuka Monas yang indah itu untuk piknik, pacaran, main > roller blade, main futsal. Rasanya seperti menyaksikan taman-taman > di luar negeri. Berbeda dengan sebelumnya ketika Lapangan Monas > dijadikan lapangan parkir merangkap pasar kaki lima merangkap > kawasan pelacuran. > > Tapi Sutiyoso mungkin tidak akan terlalu populer di kalangan kawasan > kumuh DKI karena namanya identik dengan penggusuran. Begitu juga > kalau nantinya dia dijadikan tertuduh dalam kasus Balibo, wah bisa > rame. Capres RI masuk dalam poster "Wanted" di Australia. > > Rame juga nanti mendengar tanggapan UPC atau Wardah Hafidz, > sang "musuh bebuyutan" kalau Sutiyoso nyalon jadi RI-1.. hehehe. > > Andi