[quote]
>Kasus-kasus yang ditampilkan Pak Sohib memang banyak terjadi di
Indonesia, di mana orang bisa bekerja di bidang apa saja, entah
sesuai dengan bidang ilmunya atau tidak. Alasannya juga macam-macam.
Beberapa memang ada yang sukses. Tapi masalahnya kita tidak tahu
berapa yang gagal.
------------------------
saya tidak tertarik dgn orang yg gagal.
karena mindset saya hanya tertarik orang yg sukses.
yg menjadi concerned saya banyak lulusan perguruan tinggi yg
menganggur, terus jika di tanya mengapa?
karena posisi yg ada tidak sesuai dgn ilmu saya.
saya tidak mau jadi sales asuransi karena saya insinyur peternakan.
saya hanya mau kerja yg sesuai dgn ilmu saya.
saya rasa ini kesalahan yg perlu diperbaiki.
lebih baik insinyur peternakan jadi penyiar tv dari jadi penganggur
krn mempertahankan prinsip yg kaku.
lebih baik sarjana ekonomi mengajar les anak sma bahasa inggris dari
nganggur.
bagi saya lebih baik berpenghasilan 10 rb sehari dari pada
berpenghasilan 0 rupiah sehari. jangan samakan lebih baik jadi 
gubernur bank indonesia dari ngajar anak les.
utk soal ini mungkin guru saya bung goenardjoadi bisa memberikan
sharing yg lebih jelas.
[end]


wah, kok saya diajak untuk diskusi, yah bolehlah untuk urun rembug, 
Mas Sohib ini bisa aja, masak belum ketemu sudah jadi murid, ada-ada 
saja.

Mengapa lulusan Pertanian banyak yang profesinya lain?

Inilah yang namanya adaptasi, seandainya para petani tidak pernah 
membuka mata, membuka diri, maka sampai sekarang tidak jadi agro 
industry, apalagi food industry.  saya dengar sekarang IPB Institut 
Pertanian Bogor membuka Fakultas Ekonomi.  

Esensi dari belajar adalah mampu memahami dunia yang berubah.  
Bertumbuh, berkembang, berkreasi.

Prof. Andi Hakim Nasoetion pernah mengatakan, mau lulusan IPB jadi 
wartawan, broker, atau apapun, asal mereka mengerti arti hidup ini, 
makna hidup ini, dan mampu berkarya, maka tujuan saya menjadi 
pendidik mereka, sudah terkabul.

Anak saya pernah saya tanya, mau jadi apa nanti?  mau jadi pemimpin, 
mengajari orang-orang lain.  sekolahnya dimana?

Inti dari sekolah adalah:

1. Leveler, menyamakan standard kulaitas dari murid yang latar 
belakangnya dari Bandung, atau dari Muna, atau Poso, atau seperti 
Denias, dari Papua yang belum pernah lihat baju yang lebih dari 
satu, semuanya menjadi sama, satu level, menjadi Sarjana.

Sehingga anak-anak dari desa pun bisa mengangkat hidupnya, tidak 
ketinggalan dari yang kota, ataupun yang kaya.

2. Mampu mengerti makna belajar, mempelajari hidup ini, memahami 
arti hidup dan dunia.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
www.manajemen-nurani.spaces.live.com
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?
cid=1&id=5630&pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. & Ir. Stefanus 
Indrayana, MBA.:
* Best Life - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna [terbit 31 Mei 
2007]
* Manajemen Berbasis Nurani [terbit 1 Januari 2007]
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati [terbit 8 November 2006]
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur

Kirim email ke