Duit cuma datang dari pajak? Yang bener ah Pak Andi.. :-)
Apa gak ada sumber lain? Selain jual negara (mis: dari jual pasir atau
nyewain
tempat latihan perang ke spore).. atau membiarkan hutan kita digunduli dan
diselundupkan hasilnya ke msia dll.. Atau (seharusnya) dari keuntungan
perusahan" asing dari kontrak yang sangat timpang - pertambangan emas dll..

Atau dana haram pengusaha (YANG SEKARANG DITANGGUNG APBN -
baca: OLEH RAKYAT INDONESIA) yang diendapkan di negara lain (mis: spore)..
Yang hidup nyaman di msia, spore atau negara lain mungkin gak merasakan
kepedihan ini..

Balikin donk balikin.. kata Slank..
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 9/10/07, si_andi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Menguap? Tidak juga. Dicuri sebagian mungkin iya. Korupsi zaman Orba
> itu umumnya mengambil model "rent-seeking". Para koruptor itu mirip
> makelar yang mengambil uang jasa terlalu banyak. Tapi pada akhirnya
> proyeknya tetap selesai, walaupun ongkosnya bisa 30% lebih mahal.
>
> Korupsi di Indonesia berbeda dengan korupsi model negara-negara
> Afrika Sub-sahara. Uang "bantuan" yang mereka peroleh benar-benar
> dicuri oleh penguasanya lalu disimpan di Swiss. Segala macam jalan,
> pelabuhan, dan sekolah yang dijanjikan tidak pernah dibuat.
> Pemerintah semacam ini yang melahirkan istilah "kleptocracy",
> istilah yang sekarang suka diumbar dimana-mana biar
> kelihatan "garang".
>
> Pemberantasan korupsi itu urusan jangka panjang. Mungkin perlu
> belasan tahun sebelum kita melihat hasilnya. Bahkan dalam jangka
> pendek efeknya bisa negatif. Saya yakin Anda juga baca bagaimana
> para kepala daerah sekarang takut membelanjakan APBD-nya karena
> takut terperosok ke dalam praktek korupsi.
>
> Yang jadi masalah, lingkaran setan pemerintah ini mesti dipecahkan
> sekarang: Pemerintah butuh duit, duit datang dari pajak, pajak
> datang dari pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi perlu
> infrastruktur, infrastruktur perlu duit.
>
> Apalagi pilihan SBY? Saya masih belum dapat jawaban.
>
> Andi

Reply via email to