Salam,
Ada catatan ejarah mengatakan bahwa NIEUW AMSTERDAM yang dipimpim 
oleh PIETER STUYVESANT itu DIBARTER Belanda dengan BANJARMASIN  dari 
INGGRIS.Kota itu kemudian diberi nama NEW YORK.Demikian juga kota 
BENGKULU( BENCOELEN) dibarter dengan kota TAMASEK(Singapore).Belanda 
ingin supaya jajahannya di Timur lebih dapat dikuasai dan akhirnya 
mnjadi HINDIA BELANDA.
Ada kutiban buku mengenai BATAVIA(JACATRA) yang pernah saya 
terjemahkan untuk ANRI sbb:

PENDIRIAN SEBUAH LOJI DI JACATRA

Kira-kira setelah  seabad kedatangan orang Portugis di Asia-Timur 
muncullah orang-orang Belanda untuk pertama kalinya  dan tepatnya 
pada tahun 1596.

Dengan cepat mereka mengetahui, bahwa ibukota-ibukota  dari " 
Portugaels Indien (Hindia Timur Portugal) ",  yaitu Goa dan Malaka , 
adalah terlalu kuat bagi mereka , tambahan pula  tidak  pernah akan 
dapat menjadi tanah harapan, di tempat mana orang  dapat  melakukan 
perdagangan yang menguntungkan.

Tujuan sebenarnya bagi mereka adalah kepulauan Maluku,  "de 
specerij=eilanden" (kepulauan rempah-rempah). Dan masih dalam tahun 
1608, H.H. Bewindhebbers (para Tuan-tuan Penguasa Tertinggi di 
negeri Belanda), mencatat: "kepulauan Banda dan Maluku adalah tujuan 
yang paling utama dan  yang memang menjadi tujuan  perjalanan kita ".

Meskipun demikian pada akhirnya  orang-orang Belanda  pada pelayaran 
pertama yang mereka lakukan , tetap singgah di pulau Jawa.

Jan Huyghen van Linschoten, seorang yang lama  berdinas pada orang 
Portugis,  dalam  bukunya :  " Jan Huyghens boeck "  menunjukkan 
kepada  bangsanya  akan  adanya  pelabuhan kecil yang penting di 
pantai utara dari pulau Jawa, yaitu Soenda Kalapa atau Djajakerta ( 
Jacatra ).

Kota kecil ini yang terletak di muara sungai Tji Liwoeng(Ciliwung), 
sudah melakukan  perdagangan yang cukup  ramai dengan Malaka,  
diantaranya perdagangan merica.

Orang-orang Portugis tidak berhasil mendapatkan izin untuk 
mendirikan  rumah dagang atau membuat benteng di tempat ini dan 
ketika orang-orang Belanda  muncul di Hindia Timur, orang-orang 
Portugis tidak pernah mengunjungi tempat  di muara sungai Tji 
Liwoeng itu lagi ; sehingga  bagi  orang - orang 
Belanda yang berlayar  ke Hindia – Timur, hal ini merupakan  alasan 
tambahan  untuk mencoba    lebih memperkuat  kedudukannya  di tempat 
ini.

Namun tidak sebelum tahun 1612 , orang-orang Belanda baru berhasil  
mendapatkan   tempat untuk mendirikan pemukiman di sini.

Tempat pemukiman orang Belanda yang pertama adalah di Bantam(Banten).

Pada tahun 1603, armada dagang kedua dari V.O.C.atau Vereenigde Oost 
Indische Compagnie(Persekutuan Dagang Hindia Timur), sudah 
mendapatkan  izin untuk mendirikan bangunan dari batu yang menjadi 
pusat perdagangan  dan   seorang kepala pedagang  yang dibantu oleh 
beberapa orang lainnya,  merupakan inti permulaan dari pemerintahan 
sendiri.

Tetapi  dalam waktu yang sama dengan  bangsa kita, orang-orang 
Inggris juga mendapatkan  tempat di Bantam.

Sama dengan di tempat-tempat lain, di sini segera terjadi persaingan 
yang tidak sehat antara para pedagang  Inggris dan Belanda yang  
sangat merugikan kegiatan perdagangan bagi kedua belah pihak.

Pangeran Aria  Rana Dimanggala , penguasa bumiputera  dari Bantam 
yang adalah paman dari  Sultan yang belum dewasa, telah 
mempergunakan kesempatan  untuk mendapatkan keuntungan dalam 
persaingan ini dengan cara kadang-kadang memihak yang satu dan 
kadang - kadang yang lain.

Belajar dari  Malaka dan tempat-tempat lain, beliau sama sekali 
tidak mengizinkan didirikannya  bangunan semacam benteng atau 
bangunan yang diperkuat untuk pengamanan.

Secara cerdik ia memanfaatkan  bagi kepentingannya sendiri keadaan 
yang menguntungkan bagi dirinya dengan pemberian  izin  secara 
bergantian kepada kedua belah pihak yang bersaing, dan dengan cara 
ini  untuk sementara ia tetap dapat berkuasa di negerinya sendiri.
                                                          *
Para pedagang Belanda yang merasa telah berkali-kali dirugikan  di 
Bantam, telah - lama melihat-lihat  adanya kemungkinan untuk mencari 
pemukiman di tempat lain dan  pemandangan mereka jatuh pada  Soenda 
Kalapa atau Jacatra yang terletak di muara sungai Tji Liwoeng, yang 
disebut tadi. Adalah juga para Pemimpin di Tanah Air mempunyai 
pendapat  "untuk lebih mempererat hubungan dan bekerja sama dengan 
raja dari Jacatra, dan memohon supaya diizinkan  untuk membangun  
benteng di tempat itu , dengan tujuan  mendirikan tempat 
berkumpulnya seluruh pelayaran dan kapal-kapal kami di Hindia-Timur".

Setelah beberapa kali usaha yang gagal. Pada tahun 1610 telah 
berhasil dibuat  surat perjanjian antara pemimpin Loji di Bantam dan 
Widjaja Krama, Bupati dari Jacatra.
Surat perjanjian itu kecuali memuat ketentuan tentang pemungutan 
pajak, juga berisi  tentang izin untuk membangun "loji" yang 
berukuran 50 vadem ( 300 kaki atau kurang lebih 1005 meter) bujur 
sangkar,  di suatu tempat yang akan ditentukan kemudian hari     
di muara sungai Tji Liwoeng.

Dalam tahun 1612 dicapai persetujuan tentang letak dari  bangunan 
ini dan tidak lama kemudian berdirilah sebuah bangunan dari batu 
yang diberi nama " Nassau" dan bangunan yang kedua bernama  " 
Mauritius " tidak  lama kemudian menyusul. ( lihat gambar ).

Pieter Both yang pada waktu itu menjabat sebagai gubernur jenderal, 
berkali-kali berusaha  untuk memohon  diberi izin mendirikan  
semacam benteng, namun hal itu gagal.
Untuk sementara bangunan tersebut hanyalah berbentuk kantor saja.
(BUKU INI TERDIRI DARI 642 
HALAMAN).                                                       

Wasalam,
Wal Suparmo






--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "anton_djakarta" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Betawi (Tulisan Iseng sambil ngopi di minggu pagi)
> 
> Oleh  : ANTON
> 
>

Kirim email ke