> tapi paling sedikit angka kemiskinan turun di jaman mega ( yg
praktis hanya 
> 2 thn memerintah) , sementara setidaknya di  2 tahun pertama malah naik.
> 
> Apalagi harga bersa .. dan minyak goreng sekarang..ampun deehh..
> 
> juga perlu ingat thn 2004 dijaman megatercatat kita praktis nggak impor 
> beras..,

:: Keberhasilan pemerintahan Mega jangan dilihat karena peran Megawati
saja, biar adil, keberhasilan Megawati juga ada andil pemerintahan Gus
Dur sebelumnya. Betul tidak Pak? Atau memang Megawati mulai dari nol
lagi? Kalau begitu memang Megawati lebih hebat daripada SBY... :D



> >Dan gebrakan2 populis pasti dilakukan untuk mencari simpati pemilih,
> >seperti pada saat harga BBM dunia mulai meroket, Megawati tetap
> >mempertahankan harga BBM bersubsidi di kisaran Rp 2400. Padahal memang
> >sudah dalam perencanaan sebelumnya harga BBM akan dinaikan saat itu
> >untuk mengurangi beban APBN, tapi demi pemilu maka rencana bisa
berubah.
> 
> 
> Saya beda pendapat.. bhw Mega harus naikkan harga,pada saat itu..,
yg betul 
> lawannya mengharap Mega naikkan harga supaya popuraitasnya turun
menjelang 
> pemilu..smile.
> 
> Sekarang pun SBY sdh bilang nggak akan naikkan hrg listrik hrg 
bbm... jadi 
> jelas tidak menaikkan hrg BBM menjelang akhir jabatan bukan
pembeda..antara 
> SBY dan Mega.

:: Kebijakan subsidi BBM dilepas hingga harga BBM mengikuti mekanisme
pasar, itu bukan sejak jaman SBY pak, tapi kebijakan itu sudah lama
dirumuskan ketika pemerintahan Gus Dur, lalu efektif berlaku di jaman
Mega, lalu SBY melanjutkan. Dalam kebijakan itu sudah ditentukan,
bahwa harga BBM sudah pasti naik setiap tahunnya hingga nanti
menyentuh angka pasar, lalu dilepas ke mekanisme pasar. Tapi karena
waktu itu Bu Mega hanya menaikkan sekali, seharusnya ada kenaikan
lagi, jadinya di jaman SBY lah ketika momentumnya BBM dunia meroket,
APBN tekor, kenaikan harga BBM GILA2an lah yang terjadi. Sekarang
seharusnya harga BBM naik, tapi karena SBY sudah menaikkan harga BBM
dua kali, dan yang terakhir kalinya yang paling dihujat, menunda
kenaikan harga BBM hingga 2009 juga untuk mencari simpati sekaligus
cari aman.

 

> Mestinya pusing nya karena kebocoran dulu...
> 
> Waktu itu  banyak kok yg kasih solusi bhw hrg BBM tidak perlu naik
sebanyak 
> itu... termasuk SBY yg sempat terucap bhw kenaikkan BBM hanya 30 sp
50 % ( 
> moga moga anda nggak cepat lupa).. tapi sayang lobby JK dan ARB 
lebih kuat.
> 
> jadi disini terlihat bhw dlm soal ekonomi JK lah yg kuasa,..
> 
> Dan hancurlah perekonomian kita..( inflasi jauh lbh tinggi dr yg
diprediksi 
> para ekonom sby jk)  .. yg baru setelah Budiono turun tangan ( anak
buah 
> Mega juga)  jd lebih baik..
> 
> Saya termasuk yg percaya opsi bhw harga  BBM memang harus naik..
tapi tidak 
> sebanyak itu yg akhirnya inflasi tinggi.. lalu keluar lah dana utk
bunga 
> SBI dan SUN yg besar , shg dana subsidi utk rakyat pindah kesitu,
padahal 
> masih banyak yg bisa di hemat.kalau mau kurangi defisit..  Lalu apa sih 
> arti subsidi ?? ( ini lain kali aja omong nya, yg jelas Kwik selalu
protes 
> istilah subsidi ini, atau sekarang pakai  diperindah dgn istilah di
bawah 
> harga keekonomian itu)

:: Kebocoran itu memang ada pengaruhnya dari 2 jenis harga BBM, untuk
umum dan untuk industri yang perbedaan harganya signifikan. Deviasi
harga inilah pemicu utama kebocoran dan penyelundupan. Sementara SDM
pengawasannya terbatas, kebocoran terus terjadi. Saya paham kok
tulisan Kwik, wong sekarang saja sudah banyak yang salah memahami
subisidi transjakarta. Memang menurut saya subsidi BBM untuk transport
kurang tepat, yang tepat adalah subsidi angkutan umum. Subsidi BBM
lebih memanjakan para pemilik kendaraan pribadi. Selama ini kebijakan2
BBM lebih banyak memihak kepentingan kendaraan pribadi ketimbang
meningkatkan peran angkutan umum dan pengembangannya. Memang ada yang
salah dengan filosofi transportasi di Indonesia dari dulu hingga
sekarang, dan ini menyangkut akumulasi kebijakan2 pemerintah selama
ini yang kurang tepat. Lain waktu diskusinya.


> 67  % kebanyakan kali .. yg benar sekitar 60..kenapa kekecewaan 
> menumpuk..???, ya krn Mega nggak mau  tebar pesona, shg orang nggak
 tahu 
> pencapaiannya dan tidak pernah bela diri kalau diserang.. Sementara
ornagf 
> banyak nggak sabar..
> 
> Nggak tahu bhw dijaman Mega orang miskin turun.. bhw SBI bahkan lebih 
> rendah dr saat ini, bhw inflasi lbh rendah dr saat ini, bhw sudah swa 
> sembada beras..., bhw cadangan devisa juga mulai naik dimasa itu.. bhw 
> proyek yg dihentikan diawal resesi mulai diputar lagi.., bhw penjualan 
> motor luar biasa tinggi...dst nya..
> 
> Coba sekarang..... Bung  Andi   itu ngoceh terus ttg kehebatan SBY.yg 
> sebenarnya nggak heba...misalnya baru sekarang Gubernur diadili..
dan lupa 
> bhw proses gubernur Aceh di mulai dijaman Mega.
> 
> Dan KPK di bentuk di jaman Mega..
> 
> Pengadilan pada anggota DPRD di mulai di jaman Mega.. Anaknya
Suharto di 
> hukum 15 tahun di jaman Mega.. walau hebatnya oleh SBY dijadikan cuma 5 
> tahun..

:: Ya betul, saya salah ketik, maksudnya 63% SBY dan 37% Mega. Saya
tahu pencapaiannya Mega, contoh makro ekonomi memang saya akui
keberhasilannya. Walaupun secara riil, di jaman Mega maupun SBY, masih
banyak gelandangan di jalanan, gubuk2 liar, kemiskinan2 yang bisa kita
lihat sehari2. Tapi dalam bidang pemberantasan korupsi, maaf, saya
kurang puas apa yang terjadi di jaman Mega ketimbang di jaman SBY.
Kalau misalkan saya bilang di jaman SBY pemberantasan korupsi juga
masih belum memuaskan, boleh dibilang ketidakpuasan di jaman Mega
masih lebih hebat daripada jaman SBY....ehehehe :D 

 

> Lha memang sekarang nggak...
> 
> memang sekarang wong cilik lebih baik..???
> 
> setidaknya kalo cerita data.. wong miskin berkurang jaman Mega... ,
bisa 
> bantah ini mas ?

:: Memang sekarang tidak lebih baik, tapi waktu itu juga tidak lebih
baik. Jadi sama2 tidak lebih baik. Tapi yah kalo saya sendiri bukan
pemilih PDIP, jadi tidak merasakan langsung kebijakan Megawati yang
dirasa mengkhianati akar rumput PDIP. Mungkin lebih tepat ditanyakan
ke akar rumput yang kecewa dan membelot dari PDIP. Kenapa?
 

> Ini dia yg belagak bodo... soal dana non budgeter itu ada dimana mana, 
> justru kedua orang itu yang mencatat rapi.. alias nggak main tertutup.. 
> alias nggakbiasa korupsi..
> 
> Dan menurut sy memang maunya SBY memberi kesan bhw menteriu di era Mega 
> korup ( kecuali dia yg juga menteri dijaman Mega   smile)
> 
> Padahal sih sudah jelas... kalau di DKP ya jaman Sarwono ada di jaman 
> sekarang juga ada.. ( paling bgt kesaksian pak Rokmin )

:: Pak, saya lebih mirisnya karena saat bu Mega itu presiden, beliau
sekaligus ketua umum partai, sedangkan kader2 di daerah2nya banyak
yang nakal, tapi saat itu tidak kelihatan penertibannya ataupun
semangat untuk menertibkan. Anggota DPRD yang sekarang terdakwa
korupsi kebanyakan dari PDIP. Ini wajar, bukan karena tebang pilih
atau partai lain tidak ikutan, partai lain ada juga kok kena, tapi
karena saat itu kenyataannya PDIP adalah PEMENANG MUTLAK di seluruh
daerah Indonesia, jadi sangat mayoritas. Jadi kalau banyak anggota
DPRD asal PDIP kena damprat sekarang, ya karena memang sebagian besar
kursi waktu itu dikuasai PDIP. 

Seharusnya sebagai presiden, apalagi sekaligus ketua umum partai, saat
berkuasa, beliau bisa berbuat lebih banyak terhadap kader2 nakal ini.
Inilah saya lihat semangat untuk menertibkan kurang terlihat. Atau
jangan2 justru karena dua kepemimpinan ini yang membuat beliau bias.
Mana urusan negara, mana urusan partai? Ini sendiri kan tercermin dari
seringnya kader2 PDIP bentrok sesama, yang akar rumput tidak puas
dengan kebijakan pejabat PDIP. Yang sakit hati pindah ke partai lain
atau bikin partai baru PDP. Tidak bisa dibantah.



> Kalo sy bilang salahnya.. adalah.. banyak orang yg menjelekkan
mega.. tapi 
> nggak ada  atau kurang ornag yang mau memberi data jujur... jadinya 
> kesimpulannya spt mas Putra ini. Maklum ornag kita banyak yg mau 
enteng 
> aja.. jd maunya lihat sinetron picisan.. yg ada nagisnya  yg ada
main gitar 
> di kaki gunung merapi...atau sibuk urus poligaminya Aa Gym.

:: Saya sudah jujur katakan, tidak ada yg salah dengan kemajuan makro
ekonomi di jaman Mega. Cuman saya salah satu dari sekian yang kecewa
dalam hal pemberantasan korupsi / penegakan hukum. Sudah saya kasih
contoh oleh kader2nya yang nakal, terutama di legislatif. Sebagai
ketua umum dan presiden, seharusnya beliau bisa berbuat lebih. Saya
sendiri sudah bilang, kalau saya kecewanya disitu saja (di
pemberantasan korupsi / penegakkan hukum). Kalo yang lain gak tau deh
kecewanya dimana, mungkin biar lebih clear silahkan ditanya ke pemilih
Mega yang ikut kecewa.
 

> Hamid  .. Yusril.. diduga tersangka .. lalu di copot dr menteri ( catat 
> bukan diadili)..
> 
> Mardiyanto disangka korupsi diangkat jadi menteri dalam negeri (
catat lagi..)
> 
> Sudi Silalahi diduga agak agak .. karena soal pendirian kedubes di
Korea 
> maupun   soal sepatu Hartati Murdaya  .. tetap pada jabatannya...( 
> catat  lagi mas...)
> 
> 
> Boleh juga di catat kesaksian palsu Hamid Awaludin nggak pernah
diperiksa 
> dgn benar...
> 
> yakin deh    Mas Putra nggak bisa bantah..

:: Tidak dibantah kok Pak. Diterima.


 
> Mungkin yg jadi masalah bhw Mega nggak mau menurunkan jaksa agung yang 
> dituduh punya rumah disuatu tempat.. lha rumah segitu diributkan... , 
> ??  nggak nggak aja... pasti banyak  orang di FPK yang punya rumah
lebih 
> gede dari itu tabpa korupsi..

:: Memang tidak perlu diributkan. Cukup dinilai saja oleh masyarakat.



> Bisa jadi Mega yakin dia nggak salah.... memang kalo ornag nuduh
lalu pasti 
> salah... SBY aja bernai angkat Mardiyanto..
> 
> Jangan lupa Gus Dur juga menuduih JK KKN... dan memecatnya... malah 
> diangkat lagi oleh Mega..

:: Untuk itulah ada pengadilan, supaya membuktikan yang dituduh itu
benar tidak. Kalau tidak benar ya berarti secara hukum memang tidak
bermasalah. Semua itu masyarakat yang menilai prosesnya. Jadi ketauan
kalo ada keputusan yang gak beres itu di pengadilannya atau memang
yang dituduh sebagai pihak yang memang benar tapi tidak diketahui oleh
umum.



> Kalau pakai aturan agama ya... harus berprasangka baik... kalau pakai 
> aturan hukum ya assumsi tidak bersalah sebelum di vonis..
> 
> 
> Kalau sy bilang begini mas, semua Menteri jaman Suharto pasti pernah 
> korupsi .( dalam definsi korupsi yg kita anut sekarang lho..), mas
berani 
> bantah nggak... ? apalagi kalau dibatasi Menteri Energi.pernah makan
uang 
> KKN ., belum bisa di buktikan tp juga nggak bisa dibantah..setuju  ?? ( 
> tahu dong siapa menteri energi jaman Suharto yg saya maksud ).

:: Ya saya juga dari awal tidak pernah menuduh TK main mata dengan
Megawati. Ini kan hanya ketakutan saya, prasangka, yang mudah2an tidak
benar. 


 

> ini lucu .. disatu sudut bilang  JK ganas.. tapi nggak bisa buktikan 
> bhw   Taufik Kimas ganas..

:: Lha memang tidak menyambung pak. JK ganas terbukti, TK ganas
terbukti, tapi kalo korelasinya dengan Mega menurut saya saya itu baru
saya berprasangka buruk saja, saya tidak menuduh langsung mereka bahwa
kebijakan Mega selama ini pasti dilatarbelakangi kepentingan TK.



> Belum lg ketika kenaikkan BBM , SBY cu8ma naik dibawah 50% kokj bisa
lebih 
> drai itu  ya.. , siapa yg kuasa..

:: Yang berkuasa tetap SBY. Bahwasanya JK mengusulkan lebih dari itu,
tapi ujungnya kan atas persetujuan SBY. Jadi kenaikan harga BBM lebih
dari 100% secara langsung adalah karena keputusan SBY.



> Lalu siapa lg yg bilang Taufik bisa menguasai Mega.. itu kan
persepsi anda 
> aja..

:: Memang hanya persepsi dan prasangka saya Pak. Lagipula korelasinya
belum bisa dibuktikan. Jadi saya berharap mudah2an tidak benar.
Walaupun di keluarga, si suami harus bisa menguasai si istri...eheheh :D
 


> Ada cerita lain.. saat gempa bumi di jogya  sekaligus Gn merapi..
SBY .. 
> naik turum gunung.. , komentar yg saya dapat dari Emha dan Imam
Prasodjo yg 
> cerita pengalaman mereka membantu korban, bhw naik turun gunung nya SBY 
> saat itu.., adalah tidak menguntungkan korban, krn akibat 
> kehadirannya   semua pejabat daerah mengurusi SBY, sementara SBY
nggak bisa 
> ambil keputusan karena ..?  mau tahu..??  Kepala badan koordinasi utk 
> bencana itu Wapres.., jadi segala dana utk penanggulangan bencana ya
liwat 
> wapres....

:: Mungkin beliau lagi cari simpati. 



> Mas .. kita memang harus pilih yg terbaik.. disatu hal kita sama... bhw 
> kalo bisa ada calon lain lah di 2009
> 
> Tapi beda yg kita pilih  ... Mega  atau SBY jika duel itu terjadi
lagi...
> 
> 
> Ya nggak pa pa kan..
> 
> 
> Cuma moga moga uraian saya meluruskan banyak hal yg menurut saya salah 
> dalam penilaian Mas thd Mega.
> 
> Sebenarnya sy malas mengeritik SBY , sy cuma mau bilang Mega paling
tidak 
> juga punya prestasi yg memajukan bangsa ini.. tapi pendukung SBY senang 
> amat menjelekkan Mega.. untung  SBY JK nya sendiri nggak pernah
menyatakan 
> kejelekan Mega.
> 
> Mungkin pikir mereka kalau SBY JK hebat.. tentulah kabinet Mega yang
berisi 
> dua orang hebat  itu ya hebat juga...
> 
> Salam
> 
> haniwar

:: Saya bukan pendukung SBY dan tidak menjelek2an Mega. Kalau kecewa
dan menjelek2an bedanya JELAS lho pak. Kalau menjelekkan adalah
tendensinya apa yg itu dilakukan, mau itu bagus atau buruk, semuanya
dinilai BURUK. Saya tidak menilai buruk pencapaian makro ekonomi Mega,
malah bagus. Tapi dalam penegakkan hukum saya jelas kecewa. Kalau di
jaman SBY penegakkan hukum dibilang kecewa juga, kekecewaannya menurut
saya pribadi masih lebih besar di jaman Mega. Bukan berarti saya
kecewa Mega tapi saya gak kecewa SBY, kecewa juga lho. Tapi dalam
kadar kekecewaan memang masih lebih besar kekecewaan saya saat jaman
Mega.... :D

Ayo capres2 lain mana gigimu!


p

Reply via email to