Nambahi ya, Mas....

Masalahnya selain diungkap teman-teman yang lain tadi, juga mengerikan
naik bus jarak jauh sekarang, Mas...(dulu juga kali ya...). Kalau
tidak tubrukan, 'nyemplung di kali/jurang'...:(

Solusi :
1. supir bus jarak jauh ideal 2-3 orang, masing-masing supir bisa
istirahat setiap 3 atau 4 jam mengemudi, gantian nyetir. Supir yang
lain bisa istirahat.

2. mengenai kelayakan kendaraan umum, sebenarnya Departemen
Perhubungan RI beserta jajarannya sudah melakukan audit kelayakan
kendaraan bermotor belum ya? Kendaraan yang usianya sudah uzur dan
tidak terawat serta kemungkinan menyebabkan kecelakaan ataupun
kemacetan di jalan apakah tidak lebih baik dieliminasi dari jalanan??????

Selain bisa mengurangi mencelakakan orang yg berada di dalamnya,
orang/kendaraan lain, juga mengurangi pemandangan yang tidak sedap dan
polusi dikarenakan banyaknya 'scrap' ataupun 'kompor bledug' saking
banyaknya asap yang dikeluarkan kayak dapur berjalan (maaf).

Kapan ya Indonesia bersih dan tertib?

Btw, gimana kalau FPK ngasih rekomendasi setiap ada hasil diskusi2 di
milis ke jawatan ybs?


jabat erat,
Rosita Suwardi Wibawa
www.edukasiindonesia.com
www.bayat1000.bravehost.com



>           http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/15/Fokus/3836559.htm
> ========================
>
> Tak seperti biasanya, Terminal Bus Kampung Rambutan hari itu tampak
> sepi. Tak tampak hiruk pikuk ataupun lalu lalang penumpang sehari
> sebelum puasa di mulai.
>
> "Sekarang di sini sepi. Pertama karena pemberangkatan penumpang tidak
> lagi terpusat di sini, demi efektivitas pelayanan, selain itu juga
> banyak pemudik yang memilih menggunakan sepeda motor," kata Maryanto,
> Ketua Regu yang petang itu berjaga di Terminal Kampung Rambutan.
>
> Maryanto yang waktu itu didampingi anggotanya, Jami'at, menjelaskan,
> animo penumpang belakangan ini terus menurun. Ia memperkirakan,
> penurunan penumpang di Terminal Kampung Rambutan mencapai 50 persen.
>
> "Jika sebelumnya bisa sekitar 10 sampai 15 bus yang ke Bandung,
> sekarang mungkin hanya antara delapan sampai 10 bus," ujarnya. Karena
> itu, ia optimistis ledakan penumpang yang akan terjadi di saat Lebaran
> nanti cukup dilayani dengan bus reguler.
>
> Mengenai kecenderungan banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda
> motor, Ir Tejokusumo J MSc, Kepala Penelitian dan Pengembangan
> Organda, mengemukakan, sepeda motor bukanlah jenis kendaraan yang
> layak untuk digunakan sebagai sarana transportasi jarak jauh.
>
> Akan tetapi, dalam hal ini pemerintah memang tidak bisa begitu saja
> mengeluarkan larangan. "Ada banyak faktor," ujar Tejokusumo. Salah
> satu faktor yang cukup signifikan adalah kondisi ekonomi secara
> keseluruhan di Indonesia.
>
> Untuk menghadapi kemungkinan itu, Tejokusumo menekankan pentingnya
> sistem jaringan jalan yang baik. Dalam arti, jaringan jalan yang
> diatur sedemikian rupa sehingga bisa berlaku bagi semua moda
> kendaraan, mulai dari sepeda motor hingga truk kontainer.
>
> Dalam pandangannya, buruknya sistem transportasi di Indonesia lebih
> disebabkan oleh sistem jaringan jalan. "Masalah utama bukan di masalah
> layak tidaknya kendaraan, tetapi pada soal kelancaran di jalan.
> "Misalnya, jika jalanan lancar, Jakarta-Surabaya mungkin hanya perlu
> 10-15 jam. Namun, karena tidak lancar, bisa menjadi 20-25 jam," katanya.
>
> Hal itu akhirnya membawa implikasi cukup besar pada sistem
> transportasi secara keseluruhan. Misalnya, waktu tempuh yang panjang
> membuat para sopir terlalu capai. Akibatnya, bus pun tidak bisa
> dijalankan karena jumlah kendaraan dengan sopir tidak sesuai.
>
> "Ini kan masalah yang terus berulang setiap tahun. Jadi, seharusnya
> sudah bisa kita antisipasi sebelumnya," kata Tejokusumo. Bagi dia,
> tidak ada cara lain mengatasi buruknya transportasi di Indonesia,
> selain memperbaiki sistem dan melaksanakannya secara terus-menerus.
> (RIE/IRN)

Kirim email ke