Salam,
Pengalaman "menolong" orang miskin.
Waktu saya tinggal di daerah Menteng, diamping ada sekolah dan 
seorang yang baru datang dari desa minta permisi untuk berjualan 
gado2 di depan rumah saya dengan gerobagnya.Datang jam 0700 pulang 
sore.
Setelah kurang lebih satu bulan, gerobak itu bertambah tenda dan 
beberapa  bangku.Ia minta air ditempat saya  untuk keperluannya 
antara lain mencuci piring dsb.Bulan kedua , orang itu sudah tidak 
pulang lagi tetapi TIDUR di dalam gerobaknya dan bulan ketiga ia 
membawa istri dan anak2-nya untuk  BERMUKIM di dalam tendanya. 
Dengan demikian maka anaknnya yang masih kcil2, buang air kecil 
maupun besar di dalam got depan rumah saya . Waktu saya tegur 
menjawab habis dimana lagi dan malah kurang senang dan saya dianggap 
kurang peka terhadap orang miskin.Persoalan menjadi tambah gawat 
tetapi untung saya lalu harus pindah dari rumah itu.
Saya mempunyai beberapa kisah serupa mengenai mnolong orang miskin.
Wasalam,
Wal Suparmo 

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, heru suprapto 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ini draf Raperda Ketertiban Umum yang substantif memerangi dan 
mengusir
> rakyat miskin dari ibu kota Jakarta bernuansa fasistik, dimana 
rakyat miskin dideskreditkan dan mendapatkan diskriminasi
> atas hak-hak hidup dan bekerja di Jakarta oleh DPRD dan Pemrov DKI 
Jakarta. Aku berharap teman-teman
> dapat mengkritik draf ini dan mensosialisasikannya bahwa raperda 
ini
> sangat mengancam HAM, khususnya rakyat miskin yang hidup dan 
tinggal di
> Jakarta. 
> 
> Aliansi Rakyat Miskin sedang menyelesaikan kertas posisi untuk 
counter raperda ini sebagai bagian dari upaya litigasi, selain upaya-
upaya nonlitigasi yang masih kami jalankan sampai saat ini.
> 
> Terima kasih.
>


Kirim email ke