Kalau saya tidak salah Akbar Tandjung ini masuk FTUI tahun 1963 dan lulus tahun 1986...Jadi masuknya jaman orde lama, lulusnya jaman orde baru, gak tahu dech apakah dengan lama kuliah mencapai lebih daripada 20 tahun dia disamakan dengan S2 atau dengan S1...Yang jelas dalam ilmu berkelit munafik tanpa logika, dia jagonya...Ingat saja dulu yayasan Raudhatul Jannah sebagai penampung dana Bulog...Jurus IQ jongkok ini ditiru persis oleh AM Fatwa dan Slamet Efendi Yusuf dalam kasus dana DKP Rokhmin Dahuri...Menurut T. Gayus Lumbuun mereka mengaku menerima tapi kemudian menyalurkannya ke pesantren di pelosok kampung halaman, setelah di cross check, pengurus pesantren confirmed telah terima dana...Jadinya tuduhan korupsi gugur total...Hebat...Namun hanya dapat diterima oleh orang-orang yang tuna nurani dan atau IQ jongkok
ARVI <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dalam wawancaranya dengan Suara Pembaruan tgl 23 September 2007 hal 2, Akbar Tanjung yang ditanya "Apakah program ini (maksudnya program Doktor by Research yang diraihnya di UGM tgl 1 Sept 2007) memang tidak mempersyaratkan S2, mengingat Anda belum menempuh program S2"?. Akbar Tanjung menjawab "Kalau saya kan dari Tehnik zaman dulu yang lulusannya disejajarkan dengan S2. Waktu saya kuliah kan masih pakai sistem lama (bukan SKS, sistem tingkat, Red). Dulu itu orang kalau selesai sekolah (S1) bisa langsung ambil S3. Itu kalau lihat ijazah saya". Mungkin ada rekan rekan di FPK yang mengetahui apakah memang lulusan Ir (ST) seangkatan Akbar Tanjung memang disamakan dengan S2? Hardjo [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us. [Non-text portions of this message have been removed]