Pak Pasaribu,
   
  Saya rasa di Indonesia masih banyak yang setuju dengan pendapat bapak. Namun 
kok susah mencari orang yang mempunyai "prinsip" yang seteguh, seperti bapak, 
sekarang ini?
   
  Kalau membaca "title" nya, kok rasaya murah sekali ya "perkawinan" itu??
   
  Salam,
  Yuli

Godlip Pasaribu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Kalau menurut saya sih perkawinan itu adalah sesuatu
yang sakral, jadi tidak seharusnya dibuat main-main,
coba-coba, atau sistim kontrak. Perkawinan itu adalah
untuk seumur hidup. Jadi kalau pun sekarang ini
banyak yang main-main, kawin cerai, kumpul kebo, dlsb.
ya itu adalah excess. Tidak perlu diformalkan. 
Cobalah kita bayangkan apabila anak-anak tahu bahwa 3
tahun lagi perkawinan orang tuanya akan berakhir karna
kontraknya akan expired? Walaupun ada kesempatan untuk
memperpanjangnya. Bukankah hal itu akan mempengaruhi
kejiwaan si anak? Jadi saya tetap berpandangan bahwa
perkawinan itu harus tetap dijaga keutuhannya sampai
ajal menjemput.
Salam. 

Kirim email ke