Wah smooth operator... bagus sekali..
Saya rasa kementrian pariwisata dan kebudayaan harusnya jeli dan peduli dengan 
upaya melestarikan semua produk budaya bangsa ini. OK lah.. kejadian klaim 
Malaysia ini bisa dijadikan sebuah awal bahwa pelestarian budaya harus 
dilakukan secepatnya.

Kita tahu bahwa era kesejagatan sudah masuk dan merasuk ke masyarakat 
Indonesia, tipis rasanya membedakan mana budaya asli, mana budaya campuran, dan 
mana budaya luar.

Yang bisa kita lakukan adalah menggali budaya yang ada, pelajari, lestarikan, 
dan dokumentasikan. Berikutnya.. publish budaya2 tersebut ke bangsa2 lain

Nah.. gimana nih pak menteri?


Motulz

heni widodowati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya cukup terkejut soal satu belum 
selesai, ditambah lagi soal yang lain muncul kembali. kayaknya nih Malaysia ga 
jera untuk nyontek atau sekedar numpang nampang soal kekayaan budayanya agar 
bisa dijual di layar TV. Saya jg tidak pungkiri banyak dari keluarga saya yang 
notabene orang jawa migrasi ke Malaysia sejak jaman penjajahan dulu membawa 
kebudayaan Jawa baik tari, lagu dan gamelan ke Malaysia. Harusnya pemerintah 
malaysia lebih bijaksana untuk mematenkan budayanya apakah itu budaya asli atau 
hasil akulturasi atau lebih kerennya budaya "nyonteknya".
  Saya salut dengan instruktur dari Saung Angklung Mang Udjo, Teh 
Ika........Persahabatan adalah persahabatan dan jangan dinodai dengan perkara 
kecil "mencuri" budaya dan tradisi negara lain.
  saya yakin UNESCO bukanlah kumpulan orang-orang bodoh yang bisa kasih hak 
paten atas satu budaya yang diklaim oleh satu negara saja. Saya juga yakin 
masyarakat dunia juga tidak bodoh dan tertutup matanya untuk melihat dan 
mendengar serta mengagumi satu budaya bangsa.
  Semoga pemerintah Indonesia juga mampu memahami dan melindungi kekayaan 
miliknya agar tidak diserobot dan kecolongan lagi.
  Amin..................

  Heni


Kirim email ke