Bersyukurlah anda bisa menikmati masa muda di negara maju seperti Jerman dan bergaul dengan intelektual-intelektual generasi muda Indonesia, manfaatkan dengan baik, karena sejarah selalu berpihak pada kaum muda yang siap.....
Saya sendiri ingin sekali sekolah di luar negeri, tapi otak ini nggak kuat untuk disuruh belajar, pergaulanpun sejak dari SMA dan mahasiswa rata-rata dari kalangan hedonis dan junkies (pengguna Narkoba) -tidak terkena narkoba saja saya bersyukur - , dalam lingkungan saya tidak ada rangsangan untuk mendewasakan intelektualitas. Jika saya melihat kehidupan kaum muda intelektual dengan lingkungannya yang mendukung, saya akan berucap penuh kedalaman :"Betapa beruntungnya hidup anda" Gunakan keberuntungan itu sebaik-baiknya.Tuhan Memberkati anda! ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "Ignatius Sapto Condro" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dari Ignatius Sapto Condro A.B. (iscab) untuk semua > > > http://iscab.blogs.friendster.com/ignatius_sapto_condro_atm/2007/12/s elamat_natal_2.html > > > Natal 2007 > > > Fröhliche Weihnachten > > Ini Natal kedua di Bremen, Jerman. Dingin, tanpa kehangatan pelukan Sang > Kekasih. > Salju 3 hari lalu hilang terbasuh hujan. Misa Natal seperti biasa di St. > Johann. > Tema khotbah tidak dapat kutangkap semua, maklum bahasa Jerman masih > pas-pasan ditambah malas mendengar khotbah. > > > Merry Christmas > > Pesta Natal kemarin dirayakan di rumah kawan-kawan Muslim, sebetulnya sih > perayaan ultah salah satu penghuni rumah. > Kemudian datang MMA (asal Bogor, UI pula, punya nama mirip negara > Afghanistan) dan TRY (asal Aceh, ITB pula), yang juga Muslim, tapi menenggak > minuman beralkohol lebih banyak dari saya. > Datang A (asal Bandung, sempat mampir Kiel, tinggal dekat kuburan di > Bremen). > Datang juga Sin, asal Singapura (kaga tahu gimana cara nulis namanya). > Lalu Anata (cewe Rusia) yang rambutnya mirip Adam's Family, ada putih alami > (baca uban) yang membuat indah rambutnya. > Lalu Lorena (cewe Mexiko) yang kalau nari gayanya selalu aneh, loncat-loncat > kaga karuan. > Oh, ya, ada juga Sunthar (cowo India, suku Tamil), ternyata suka dangdut > Indo. > > > Feliz Navidad > > Menu pesta natal itu, yang sempat masuk mulutku: > - keripik > - salat > - makaroni > - Amaretto (alkohol 28%), rasanya manis > - sepertinya Wein (alkohol 9%) > - Lorsch (alkohol 38%), rasanya kaya puyer > Perutku perut Indo. Minum minuman haram, kaga mabuk, malah sakit perut. > (yang aku kaga mabuk boleh dikomentari oleh hadirin pesta itu) > Tapi kaga nyangka, MMA dan TRY ini minum lebih banyak dariku. > Mudah-mudahan karir politik mereka di Indonesia kaga kena pengaruh alkohol. > Siapa tahu MMA ini bakal masuk PKS. Juga TRY ini bakal jadi gubernur Aceh > suatu hari. > TRY entah mabuk atau tidak, malah nyanyi lagu Rhoma Irama sambil > ketawa-ketawa, betul-betul paradox. > MMA ini tiba-tiba mengembangkan Mazhab Hanafi dan Syafii, katanya selama > kaga mabuk, minuman itu tidak haram. > Tapi matanya mulai redup aneh. > > > Pozdrevlyayu s prazdnikom Rozhdestva i s Novim Godom > > Einsamkeit? Jain. > Kaga ada pelukan hangat Sang Kekasih. > Kaga ada bokap nyokap. Kaga ada Eyang Kakung dan Eyang Putri. > Kaga ada Tante Ida, Tante Yayuk, Tante Riri, Tante Nana, Tante Vero, dll. > Kaga ada Om Beny, Om Rady, Om Asto, Om Budi, dll. > Kerabatku di negeri seberang, seperempat keliling bumi jauhnya. > > > Buono Natale > > Lalu kawan-kawan kuliah dan kursus pada mudik. > > Martha, cewe Polandia, cantik, matanya indah dan senyumnya manis, jurusan > Desain Grafis. > Wajahnya ceria, jarang ada orang Polandia berwajah ceria. > Kaga jadi makan bareng denganku. Sekarang mudik ke Gdansk. > > Isabelle, cewe Perancis, senyumnya manis, bokongnya berbulu lebat (tahu dari > mana?), jurusan Ilmu Politik. > sempat di Mensa dilirik TRY (temanku asal Aceh itu lho). > Dia kaga bisa makan pakai sumpit dengan benar. Dia juga mudik ke Bordeaux. > > Juan Alfonso ramirez Martinez juga mudik ke Mexico. > Jadi kaga ada kawan konsultasi Rhapsody dan Latex. > > Roderich Wahsner, Bapak kosku. > Merayakan Natal di rumah sakit. Sepertinya tulang paha patah karena jalan > licin, ada Glatteis di malam Natal. > Rumahku sepi (baca rumah kosku). > > Akan tetapi ada orang Indonesia yang bisa kukunjungi: > Mas Yadi, Mba Mia, Dendy, Eva, Vita, Oecoep, dll. > Tiada yang lebih enak daripada makan dan minum gratis. > Mangan ora mangan sing penting ngumpul. > Kehangatan mereka pelipur kesepianku di Bremen. > > > Joyeux Noel > > Natal ini, sembari diiringi lagu-lagu di radio dalam berbagai bahasa, > (Jerman, Perancis, Spanyol, Arab, dll - Jerman emang multikulti), > seusai pesta pora, kurenungkan beberapa hal. > > Mengapa ketika mendengar cerita Natal, aku terbayang bayi-bayi yang > terbuang? > Di Jerman, koran memberitakan bayi yang dibuang di tempat sampah atau di > pinggir jalan. > Angela Merkel dan parlemen Jerman sempat berbicara tentang perlindungan anak > harus masuk "Grundgesetzt" (semacam UUD Jerman?). > Di Bandung, sebulan sekali, katanya selalu ada 1-2 berita koran, tentang > bayi dibuang di sungai Cikapundung yang membelah kota kembang ini. > > Aku membayangkan Maria yang mengandung Yesus, sembari membayangkan > kegundahan wanita yang hamil tak diinginkan. > Entah kaga pakai kondom (dan pil, serta alat kontrasepsi lain), entah ditipu > lelaki, entah diapa-apain. > Aku membayangkan kegundahan Yusuf yang bingung mau menikahi Maria atau > tidak. Sempat dia berpikir menikah lalu cerai. > Kegundahan yang sama dengan laki-laki ogah kondom yang menghamili pacarnya. > Nikah dulu baru cerai. > Jadi nikah itu cuma demi status, ya? > > Untung, Yusuf ketemu malaikat yang datang jauh-jauh dari surga (Emangnya > surga itu jauh, ya?). > Jadi dia bisa diyakinkan untuk menikahi Maria dan menemani Maria di > masa-masa kehamilannya lalu di masa persalinannya. > Ini adalah Suami SIAGA (Siap Antar Jaga). > > > I'D Miilad Said ous Sana Saida > > Satu lagi, aku membayangkan Kaisar pertama Romawi yaitu Agustus. > Dia bikin sensus penduduk yang mewajibkan penduduk balik ke daerah asalnya. > Bikin aturan kok rumit-rumit, ya? > aku membayangkan birokrasi Indonesia yang kadang-kadang menyebalkan. > Maria lagi hamil harus pergi jalan kaki ke Jerusalem. > > Lalu ketika sudah kontraksi, Maria tidak bisa mendapat tempat bersalin > layak. > Semua menolak yusuf dan Maria. > Jadi ingat ibu-ibu miskin yang ditolak rumah sakit di Indonesia. > Atau ibu-ibu miskin yang bayinya ditahan rumah sakit, tidak boleh diambil > sebelum melunasi biaya rumah sakit. > Ibu miskin yang tidak dapat hak operasi caesar, dipaksa melahirkan normal, > yang akhirnya kepala bayi sampai putus. > Kehamilan dan persalinan pertama yang traumatis, melihat darah muncrat dari > badan kecil tanpa kepala. > Pantas saja angka kematian ibu melahirkan di Indonesia tinggi. > Orang miskin dilarang melahirkan. > > > Wesolych Swiat i Szczesliwego Nowego Roku > > Ada pula Raja Herodes. Raja Israel yang cuma tahu pesta pora dan bayar upeti > kepada Romawi. > Tidak bisa melawan penjajah Romawi. Tapi lebih milih membunuh bangsa > sendiri. > Jadi ingat militer Indonesia. Tidak mampu melawan negara asing, tapi > menindas rakyatnya sendiri. > Pemerintah kita tak berdaya menghadapi penindasan ekonomi bangsa asing, tapi > cukup uang untuk menggebuki rakyatnya sendiri. > Herodes ini yang membuat Yusuf dan MAria harus pergi ke Mesir, karena > menyerukan anak-anak yang lahir pada saat itu dibunuh. > Jadi terbayang negara Indonesia, yang tak mampu melindungi hak anak. > Banyak anak mati kurang gizi. Ditelantarkan, dll. > > Apapun yang terjadi, anak metal selalu optimis, sukanya ngangguk- ngangguk. > Semoga setahun kedepan, dunia lebih baik. > > Sembari belajar C++, > berteman Toblerone 750 gram, hasil cuci gudang, > dengan penuh harapan, tahun depan lulus master, > kuucap dari hati terdalam, > > > Selamat Natal 2007 > (dan tahun baru 2008) > > Damai di bumi, damai di hati > > > [Non-text portions of this message have been removed] >