Dari seorang teman..
   
    Dear rekan-rekan semua .......
  Mohon ijin waktu, dan tempat untuk sharing pengalaman kami.
   
  Dua kali rentang sejarah kami, dalam menggeluti dunia LSM. Mulai dari LAAI 
sampai berhasil mendirikan sebuah Yayasan Pusaka Indonesia, yang bergerak dalam 
perlindungan anak dan perempuan. Ternyata hampir sama. Kekuasaan
mampu membutakan semua orang, termasuk seorang aktivis HAM yang ada di dalam 
Badan kepengurusan Pusaka Indonesia. Gaya diktator ternyata mampu diadopsinya, 
hanya untuk melanggengkan sebuah yang namanya kekuasaan dan jabatan. 
   
  Pemecatan salah seorang staf pun beliau mainkan. Sampai menafikan 4 orang 
staf badan pendiri awal, yang turut mendirikan dan membesarkan lembaga. 7 tahun 
menjabat adalah waktu yang tidak singkat. Ternyata mampu menjadikan dirinya 
amnesia apa yang sudah dibangunnya selama ini. Ketidak siapan dalam menerima 
perbedaan pendapat dan perbedaan misi ternyata dianggap sebuah perlawanan. 
Orang-orang yang tidak percaya kepada dirinya dianggap sebagai permusuhan. Unik 
memang, ternyata masih banyak orang yang belum begitu siap dengan kedewasaannya.
   
  Orang dihargai karena sebuah prinsip. Tapi ketika prinsip itu dilanggar, 
siapa lagi yang bisa kita percayai. Terkadang ada keraguan, ketika orang yang 
benar-benar kita anggap sebagai ujung tombak, yang mendengung-dengungk an 
keadilan, demokrasi dan kesetaraan mampu menghalalkan segala cara, menabrak apa 
aja demi untuk mempertahankan kekuasaannya. Dan bahkan rela melacurkan 
idealismenya demi mempertahankan satu kekuasaan. 
   
  Permainan politik ala militerisme pun beliau lakukan.  Mulai dari pengancaman 
pembubaran lembaga jika dia tidak menjabat, sampai iming-iming jabatan.... bagi 
setiap orang, agar bersedia dan berpihak kepadanya. Cukup fantastis.
   
  Pengungkapan fakta tentang penyalah gunaan kebijakan yang dilakukan secara 
berjamaah, diabaikan begitu saja. Satu sama lainnya merasa hal itu tidak 
menjadi persoalan. Ternyata orang yang dahulunya dikenal memiliki jiwa sosial 
tinggi, ternyata mampu mematikan hati nuraninya.
   
  Masih begitu segar komitmen yang dibuat secara bersama, keinginan untuk 
membatasi masa jabatan hanya 2 kali saja. Untuk tidak mengulangi kesalahan yang 
dahulu sewaktu masa di LAAI (Lembaga Advokasi Anak Indonesia). Namun dengan 
tanpa rasa malu, menyatakan kesediaan ingin menjabat kembali. 
   
  Campaign untuk tidak akan mencalonkan diri lagi, digulirkan setiap saat. 
Dengan bertamengkan akan mengusung seorang calon dari sosok seorang Perempuan, 
ternyata hanya sebatas wacana saja. Sehingga secara tidak langsung, beliau rela 
melakukan pembunuhan karakter terhadap rekan kami tersebut. 
   
  Ungkapan ini bukanlah satu bentuk kemarahan dari kami. 
  Kami hanya bermaksud menyampaikan fakta yang sesungguhnya. Karena beberapa 
teman seperjuangan, sudah hampir tidak percaya, atas pembelokan misi yang 
diemban, oleh seorang guru dan seniornya yang nota bene menyatakan diri sebagai 
Aktivis. 
  Yang katanya pejuang HAM, pendukung kesetaraan dan bahkan demokrasi.
   
  Seperti ungkapaan salah seorang teman kami yang diadopsinya dari sang 
penguasa Pusaka Indonesia. "Jika engkau ingin memperkaya diri, janganlah kau di 
LSM" ternyata ungkapan itu tidak berlaku untuk golongan sendiri.
   
  Saat ini kami masih berupaya untuk membesarkan hati dan diri, karena kami 
yakin tidak semua aktivis rela mematikan hati nurani. Dan kami berharap kondisi 
yang menimpa kami, jangan sampai terulang pada diri kawan-kawan sekalian. 
Semoga pengalaman kami ini bisa menjadi satu pembelajaran yang baik nantinya. 
Karena katanya tidak ada yang kekal dan abadi, kecuali perubahan dan waktu. 
Hanya saja kalau perubahan itu datang tinggal bagaimana kita bisa menyikapi 
dengan baik.
   
  Terimakasih kepada moderator yang telah berkenan memberikan ruang untuk 
tempat sharing pengalaman bersama kami.
   
  Wassalam
   
  Rina Sitompul (081361201774) dan kawan-kawan

   
  
  
  
  
  
  
  


Maharani Siti Shopia
  Researcher - Advocacy Division
  Indonesian Center for Environmental Law
  Jl. Dempo II No.21 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Indonesia
  Tel.(62-21) 7262740,7233390 Fax.(62-21) 7269331
  Website: www.icel.or.id
  Email: maharani.icel.or.id atau [EMAIL PROTECTED]
  Hp. 08123108853

       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke