http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/30/08222695/pengakuan.kembang.kampus.di.bogor.habis
Icha, kembang kampus di sebuah perguruan tinggi di Bogor, mampu menutupi petualangannya sebagai mahasiswa "plus". Orangtua, keluarga, dan sebagian besar kawannya tak tahu sepak terjang Icha yang satu itu. "Saya jadi SPG karena butuh uang. Saya butuh uang untuk melanjutkan kuliah," kata Icha yang tak mau menceritakan kehidupan keluarganya. Icha mengaku, dengan menjadi SPG dia bisa berkenalan dengan banyak orang. "Saya pernah berkenalan dengan anggota DPRD sebuah daerah di luar Jawa. Dia sudah berkeluarga dengan dua anak," ungkapnya. Setelah berkenalan, anggota dewan tersebut menghubungi dirinya dan mengajak jalan-jalan. "Awalnya sih gue diajak ke salah satu pertokoan. Ternyata gue disuruh memilih HP yang gue taksir. Tentu saja gue senang," ucap Icha. Usai membeli HP, mereka makan dan ngobrol. "Saat itu ia sama sekali tak mengajak beradegan ranjang, ha...ha...ha... kayak film aja," kata Icha sambil terbahak-bahak. Beberapa hari kemudian, anggota DPRD tersebut meminta Icha datang ke hotel tempatnya menginap. Kepada koleganya, sesama anggota DPRD, pria dua anak itu menyatakan Icha adalah keponakannya. Icha mengaku dirinya sangat mengagumi pria itu karena dia tipe pria tidak terburu-buru ke urusan ranjang. "Pria itu mengajak ngobrol dan bercanda. Mesra banget...," tuturnya. Menurut Icha, hubungannya dengan pria anggota dewan itu sampai sekarang masih terjalin. Setiap bulan, pria tersebut mentransfer uang Rp 2 juta ke rekening Icha. "Gue merasa jadi cewek peliharaan. Tapi kagak apa-apa karena gue memang menikmatinya. Kalau dia datang sudah pasti gue servis," katanya. Meski telah mendapat uang saku bulanan dari pria anggota DPRD itu, Icha tetap berpetualang sebagai mahasiswi plus. Uang yang diperolehnya digunakan antara lain untuk membayar biaya kuliah, ke salon, spa, dan belanja baju. "Juga buat biaya menjaga penampilan gue, termasuk fitnes agar badan gue kagak kendor," ujarnya. Icha mengaku, untuk menjaga tubuh, dia juga pantang mengonsumsi narkoba. "Kalau cuma minum bir kagak masalah. Tapi kalau ineks atau sabu-sabu, gue berusaha keras untuk menjauhinya. Kagak ada gunanya pakai narkoba," imbuhnya. Menurut Icha, dirinya kenal sejumlah mahasiswi plus di Kota Bogor. Namun ia tak pernah merasa bersaing dengan mereka. Sampai kapan Icha menjadi mahasiswi plus? Icha mengaku tak tahu kapan petualangannya itu berakhir. Yang jelas, kalau Icha sudah lulus kuliah tentunya dia sudah tak layak disebut mahasiswi. (Adi Kurniawan/Habis)