Saya rasa kalau mematikan mesin, malah tambah boros. Bukankah mobil dalam keadaan langsam konsumsi BBM nya lebih sedikit apabila di bandingkan dengan start awal ? Yang perlu diperbaiki adalah kendaraan umum yang nyaman dan aman, sehingga pemakai mobil pribadi akan merubah kebiasaannya dengan beralih ke kendaraan umum.
Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dengan harga crude-oil merangkak ke angka 120 USD/bbl saat ini, harga BBM suangat terancam untuk naik. Penghematan merupakan salah satu cara yang paling baik. Di Jepang katanya sudah banyak yang mematikan mesin sewaktu di lampu merah. Namun hal ini tentunya juga akan berpengaruh pada waktu start-up. Saya yakin dengan mematikan mesin akan menghemat bahan bakar, tetapi bagaimana dengan proses start-upnya, apakah proses mati-hidup berulang ulang akan mempengaruhi kenerja mesin ? *Usia dynamo* keseringan start-up, *energy *sewaktu start-up, serta pengaruh oil *cooler *perlu dievaluasi. Dan khusus di Jakarta adalah perlu dilihat aspek *keselamatan *(security). Buat kawan-kawan mechanic engineer ... Any idea ? Juga dari sisi *transportasi*, bagaimana seandainya dibuat waktu paling *efisien *untuk memerahkan lampu, tanpa memerahkan raut muka karena sebel dan kepanasan tanpa AC. Juga perlu waktu paling efisien (misal 3 menit merah, 1 menit hijau) sehingga *tidak macet *sewaktu mulai lampu hijau berjalan. * Lets think about total saving cost, not just fuel cost.* RDP -- http://tempe.wordpress.com/ Telling the truth is important Telling the positive is better !!! [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]