Iwan Piliang  nanya :
Coba hitung berapa enterprener dan phd di kabinet kini, di parlemen kini?

HS jawab : klau entrepreuner  nggak ada  ( maksudku yg kriteria 
entrepreuner spt dalam benakku lho...smile

baik JK dan ABR kan hasil kolusi suatu masa yg belum lama berlalu..., 
belumlah riil entrepreuner...lain lagi kalaubapaknya ABR


HS


At 11:20 AM 01-05-08, you wrote:
>Salam,
>
>   Urun pendapat Pak Haniwar dan kawan-kawan.  Saya kian hari kian 
> sederhana merumuskan seorang pemimpin yang dibutuhkan Indonesia. Ia 
> adalah sosok yang bervisi dan rendah hati. Saya tak memperdulikan 
> latar pendidikan, ras, golongan, agama, militer, sipil, pengusaha 
> atau juga mantan penguasa, atau cuma bekas rt, dan atau calon 
> kandidat Rt pun tak pernah.
>
>   Orang-orang pintar di negeri ini bejibun. Rakyat kebanyakan 
> sesungguhnya juga orang-orang hebat.
>
>   Tetapi bila enterprener yang dibicarakan di sini, adalah 
> pengusaha yang berkolusi mendapat proyek pemerintah, dosen yang 
> sering mewakilkan mengajar kepada asisten, mengakali uang riset 
> untuk mendapat gelar lebih tinggi, mengakali mendapatkan beasiswa 
> pendidikan, lalu setelah berkuasa menghapus beasiswa, yang ada 
> hanya romobongan oportunis semua.
>
>   Karena orang pintar sudah kebanyakan, pemimpin ke depan bagi saya 
> sederhana saja; rendah hati, bersih  bervisi, kepintaran bisa ia 
> himpun dari seluruh rakyat yang kini berserakan, bahkan brain drain 
> di manca negara, huaebat-huebat tak ketolongan - - ibarat panah 
> yang terserak di hamparan rumput luas, tinggal perlu seorang yang 
> memegang busur dan mengarah panah itu ke sasaran. Busur dan panah 
> itu yang tak ada kini.
>
>   Karenanya  memang diperlukan orang yang melawan harus kini.
>
>   Lihat berapa kurang Phd, enterprener hebat di teras pimpinan 
> kini? Apa yang mereka buat selain proyek-proyek yang tak membumi? 
> Giliran ada masalah mengharapkan dukungan rakyat, penghematan 
> rakyat?  Di negara yang lebih modern dan beradab, negara melakukan 
> pembelanjaan, rakyat diminta spending uang - - selain menabung 
> sudah kewajiban - - agar ekonomi berputar. Jika semua dihemat, 
> ekonomi kian terpuruk, makanya dari dulu zaman Mbak Tutut himpun 
> emas dari rakyat dan rakayat diminta berhemat saya sudah tertawa, 
> termasuk menitipkan pesan kepada anaknya: tolong ketawakan Mama 
> kamu. Eeh, kini terulang lagi.
>
>   Coba hitung berapa enterprener dan phd di kabinet kini, di parlemen kini?
>
>   Akhirulkalam, jika kini ada idiom mobil mogok dan tank susak 
> jangan lagi tampil, harus ditambah dengan umar bakri yang sudah 
> naik camry, untuk lengser  saja,  menjadi rakyat biasa. Biarlah 
> muncul majah baru, yang rendah hati, yang dapat menggerakkn aset 
> yang luar biasa nan  kini berserakan.
>
>   wassalam,
>   iwan piliang

Reply via email to