Tokoh muda Gorontalo, Sandiaga Salahudin Uno atau akrab disapa bang Sandi baru saja menyelesaikan tugasnya memimpin HIPMI Pusat, institusi para pengusaha (entrepreneur) muda di tanah air. Tentu saja bukan pekerjaan yang mudah untuk membantu pemerintah dan segenap stakeholder dalam menggairahkan kembali dunia usaha, iklim investasi dan menumbuhkan kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia. Saya dan teman2 generasi muda Gorontalo sangat berharap bang Sandi lebih sering meluangkan waktu datang ke dan memberi perhatian lebih pada dunia usaha dan iklim investasi di Gorontalo. Setelah lepas dari induknya Sulawesi Utara, beberapa tahun ini Provinsi Gorontalo menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik makin dinamis dan terbuka. Tetapi tentu saja masih ada banyak masalah. Diantaranya, tingginya angka kemiskinan dan pengangguran serta rendahnya akses masyarakat pada fasilitas kesehatan dan pendidikan. Kami, dan kita semua punya potensi dan kekayaan alam yang indah dan melimpah. Jika tidak didukung oleh SDM yang memadai dan dikelola secara profesional, apalagi sampai jatuh ke tangan2 "jahil" dan tidak bertanggungjawab, bisa jadi masa depan perekonomian provinsi yang masih belia ini akan terpuruk. Kita tidak hanya butuh orang muda yang cerdas dan energik tapi juga punya pengalaman dan track reccord yang bagus untuk membangun Gorontalo ke depan.
Salam, HM Darmaga, Bogor Erwin Aksa Pimpin Hipmi Pusat Oleh: Ruslan Ramli DENPASAR - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta para pengusaha muda tidak meniru perilaku pengusaha senior yang mengejar keuntungan sesaat dengan menjual konsesi proyek kepada investor asing.Pengusaha muda diminta fokus ke bisnis yang memberikan nilai tambah kepada masyarakat. "Tahun 80-an, bisnis kayu booming. Semua ingin jadi pengusaha kayu. Tapi, setelah dapat konsesi hutan, dikasih Rp500 per meter kubik, kayunya dijual semua ke Korea Selatan dan Jepang," katanya. "Hanya banjir dan longsor yang disisakan. Sudah habis sumber daya, habis pula uang untuk foya-foya," sambung JK ketika menutup Munas VIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, kemarin. Karena kekuasaan bergulir ke daerah di era otonomi, sejumlah pengusaha muda kini mulai meniru cara-cara tersebut di sejumlah daerah. Awalnya mendukung seorang calon kepala daerah dengan konsesi, bila terpilih mendapat izin kuasa pertambangan (KP) batu bara. "Setelah KP didapat, lantas konsesi dijual ke pengusaha asing dari Tiongkok dan India. Habis bangsa ini kalau cara bisnis seperti itu dilakukan. Pengusaha muda harus punya nasionalisme, jangan tiru pengusaha tua yang gemar menjual negara," tegasnya. Wapres menandaskan, tidak ada pengusaha yang bisa sukses dan kaya raya dengan hanya menjadi broker kuasa pertambangan. Hanya pengusaha yang bisa meningkatkan nilai tambah, yang diyakininya bisa mendapatkan kesuksesan. "Paling uangnya habis untuk foya-foya di luar negeri. Kalau habis, balik lagi ke Jakarta, daftar jadi caleg di DPR," ujarnya disambut tawa tidak kurang dari 500 anggota Hipmi yang hadir di arena munas. JK juga meminta pengusaha muda tidak mudah tergiur syahwat politik dengan beramai-ramai terjun ke politik praktis seperti artis-artis dan pengacara. Dia menganjurkan agar pengusaha menggalang kedekatan dengan penguasa di daerah hingga pusat daripada terjun sebagai politisi. "Tidak ada salahnya pengusaha jadi politisi. Tapi, nanti siapa yang menggerakkan ekonomi negara? Kalau mau ikuti jejak saya, jadilah dulu pengusaha 30 tahun, baru terjun ke politik. Perusahaan besar walau ditinggal, karier politik juga moncer karena ditempa pengalaman," saran mantan pengusaha ini. Selain itu, di era penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang gencar seperti saat ini, kata dia, lebih aman menjadi pengusaha daripada pejabat politik. "Kalau pengusaha mau gandeng baju merah, baju biru, baju putih, tidak ada yang mempermalukan. Tapi, kalau politisi, minta yang baju putih pun bisa masuk TV," kelakarnya. Dengan masuk politik setelah kenyang pengalaman di bisnis, pengusaha diyakini bisa terhindar dari perilaku memperdagangkan politik. "Kata Iwan Fals, politik dengan tujuan ibadah itu baik, berdagang juga baik, yang tidak baik itu memperdagangkan politik," jelasnya. JK juga menilai, pengusaha muda cenderung kehilangan daya juang untuk mengubah kesulitan menjadi peluang. Pengusaha muda juga dinilai lebih manja daripada pengusaha pionir. "Ada dua ciri utama pengusaha zaman sekarang: gampang mengeluh kurang kredit, tidak percaya diri sehingga mengandalkan konsultan asing untuk bisa bangun bandara, jalan tol, atau sistem air minum,” tegasnya. "Kalau Anda tidak bisa bikin proyek tanpa konsultan asing, apa gunanya Anda sekolah tinggi-tinggi sampai ke luar negeri," tambah JK. Wapres juga meminta pengusaha tidak hanya pintar berteori dan menyalahkan pemerintah ketika menemui kesulitan. "Kalau listrik padam, jangan hanya bisa teriak-teriak seperti pengamat yang merasa dirinya pintar itu. Cari akal bagaimana bangun pembangkit yang bisa menghasilkan listrik murah," tegasnya. Menang Mutlak Erwin Aksa akan memimpin BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2008-2011 setelah terpilih sebagai Ketua Umum pada Munas Himpi ke-13 di Gran Hyaat Hotel, Nusa Dua, Minggu 20 Juli. Erwin terpilih melalui pemilihan yang menggunakan sistem pemungutan suara (voting) dengan mengalahkan dua kandidat lainnya; Novita Dewi (DKI Jakarta) dan Ridwan Mustofa (Jabar). Pada sesi pemilihan yang diikuti peserta dari 33 provinsi se Indonesia itu, Erwin unggul mutlak. Dari 165 jumlah suara yang diperebutkan, pengusaha nasional asal Sulsel ini meraih 104 suara. Novita yang sebelumnya menjadi rival kuat Erwin, ternyata hanya meraup 34 suara, sedangkan Ridwan kebagian 27 suara. Terpilihnya Erwin sebagai orang nomor satu di BPP Hipmi sudah diperkirakan sebelumnya. Dan itu terbukti. Sejak awal hingga akhir perhitungan pada sidang yang dipimpin Asri Anas, misalnya, dukungan suara terus mengalir buat bos Bosowa Group itu. Begitu suara Erwin sudah berada pada posisi aman untuk menggantikan jabatan yang segera ditinggalkan Sandyaga S Uno, kubu Sulsel langsung histeria. Dewan Syura BPD Hipmi Rusdin Abdullah yang mengomandoi rombongan pengusaha muda Sulsel, bersorak kegirangan menyambut kemenangan Erwin. Erwin menyatakan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan padanya untuk memimpin Hipmi pusat selama tiga tahun ke depan. Usai merangkul pesaingnya; Ridwan dan Novita, dia menuju kubu Sulsel, selanjutnya menghampiri kedua orangtuanya, istri, dan keluarganya yang lain. Munas ke-13 BPP Hipmi ini memutuskan tiga formatur yang diketuai Erwin Aksa, Novita Dewi, dan Sandyaga S Uno. Mereka diberi waktu sebulan untuk membentuk susunan pengurus BPP Hipmi periode 2008-2011. Untuk kepengurusan BPP Hipmi, kubu Sulsel merekomendasikan beberapa nama untuk duduk dalam struktur. Mereka adalah Rusdin Abdullah untuk posisi Dewan Pembina, lalu Andry S Arif Bulu, Mustakim Salipolo, Era Halim Kalla, Ringo Boy, dan Ilham Burhanuddin di kepengurusan. Ketua BPD Hipmi Sulsel Ringo Boy mengatakan sukses Erwin merupakan sejarah baru dalam Munas Hipmi. Alasannya, ini adalah kali pertama BPP Hipmi dipimpin pengusaha dari daerah. "Selama ini, ketua umumnya dari Jakarta. Sudah saatnya pengusaha daerah bicara di level nasional," kata Ringo Boy ___________________________________________________________________________ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/